TAK ada yang lebih inÂdah dari bersikap ikhÂlas atas apapun yang menimpa kita. Dengan ikhlas kita akan menÂdapatkan ridla-Nya. Sayangnya, stasiun ridla ditempuhnya. Sedikit sekali orang-orang yang yang sampai ke stasiun ini. Sekali tiba di tempat ini, kita akan mendapatÂkan tiket menuju kebun bahagia, tempat senyum menjadi hiasan, saÂpaan indah menjadi lagu wajib keseharian.
Rangkuman kalimat di atas, semoga menemukan sentuhan rasa pada syaraf-syaraf bahagia. Dalam sejarah dikisahkan hidup Nabi Yusuf yang disebut Allah sebagai kisah terindah. Hidup Nabi Yusuf tanpa keluhan, kaÂrena semuanya disadari sebagai sesuatu yang harus dijalani. Begitu juga kisah hidup RasuÂlullah Muhammad, walau selalu saja ada anÂcaman dan hinaan, tak pernah mengeluh dan menjalaninya bagai membaca sebuah kisah.
Ketika kita membaca cerpen, novel, sejaÂrah, atau menonton film, apakah kita kemudian berhenti membaca atau berhenti menonton ketika kisahnya sedang menyedihkan, penuh peran antagonis dan menguras air mata? Kita semakin penasaran dan bahkan kadang kita mengulang-ulangi episode itu. Lalu mengapa kita tak suka ketika episode itu terjadi pada diri kita? Mari kita berupaya dengan sisa kesaÂbaran, menjalani kehidupan tanpa keluhan.