BOGOR TODAY – Akibat tidak memiliki Tem­pat Pembuangan Akhir (TPA) untuk sampah, Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kabupaten Bogor membiarkan pembuangan sampah di belakang kantor Dinas Bina Marga dan Perairan (DBMP) Kabupaten Bogor.

Kepala Dinas Kebersihan dan Pertaman­an, Subaweh justru cuek dan tidak menang­gapi serius permasalahan sampah yang ada di komplek Pemkab Bogor itu. “Biarin aja menumpuk,” singkatnya saat ditemui Bogor Today.

Padahal, berdasarkan pantauan Bogor To­day sampah di belakang kantor DBMP masih menumpuk dan sisa pembakaran masih ber­serakan.

Sementara itu, menurut Kepala UPT Ke­bersihan Kecamatan Cibinong, Usep Supriat­na mengatakan semenjak TPA Pondok Rajeg ditutup Kabupaten Bogor merasa kesulitan untuk membuang sampah.

BACA JUGA :  Kelola Bansos dan Tangani Bencana, Pj. Bupati Bogor Lakukan Sinergi Dengan Komisi VIII DPR RI dan Pemerintah Pusat 

“Saat ini TPA Galuga juga sudah over load, sehingga kemungkinan satu sampai dua ta­hun kedepan TPA Galuga juga ditutup,” kata Usep Supriatna.

Ia juga mengatakan, Kabupaten Bogor bisa saja membuang sampah ke TPA Bantar Gebang, tapi menurutnya itu sangat tidak efektif dan harganya cukup mahal.

“Kalau mau buang sampah ke Bantar Ge­bang kita dikenakan biaya Rp600 ribu per truk untuk satu kali angkut,” ujar Usep Su­priatna.

Hingga kini, pihaknya masih menunggu realisasi TPA Nambo yang rencananya akan digunakan oleh tiga Kabupaten/Kota. “Sambil menunggu TPA Nambo, kami hingga kini ma­sih memanfaatkan TPA Galuga,” pungkas Usep.

BACA JUGA :  PT Raden Real Lestari Bagikan Bingkisan Untuk Anggota JJB

Sikap Subaweh direspon ketus DPRD Ka­bupaten Bogor. Sekretaris Komisi IV DPRD Kabupaten Bogor, Eghi Gunadhi mengung­kapkan jika sampah merupakan sumber penyakit. Terlebih, sampah itu ada di pusat pemerintahan dan dipinggir jalan yang ker­ap mengganggu penciuman warga. Dia juga meminta Bupati Bogor, Nurhayanti, men­gevaluasi kinerja Subaweh selaku Kepala DKP Kabupaten Bogor.

“Ya harus ditindaklanjuti dong. Tidak cuek saja begitu. Selain tidak sedap dipan­dang, itu juga merupakan sumber penyakit. Apalagi itu ada dibelakang kantor DKP send­iri dan ada dipusat pemerintahan,” tegasnya

(Rishad Noviansyah)

============================================================
============================================================
============================================================