Untitled-1JAKARTA TODAY– Pemerintah akan menu­runkan subsidi tetap solar, dari Rp1.000 per liter menjadi Rp350 per liter, pada paruh ked­ua tahun ini. Rencana itu mengemuka dalam rapat kerja dengan Badan Anggaran DPR, Ka­mis (2/6/2016) malam.

Menteri Keuangan Bambang P.S. Brodjonegoro menjelaskan, dengan dipangkasnya subsidi tetap solar sebesar Rp650 per li­ter, maka akan menghemat angga­ran negara hingga Rp23,1 triliun.

Untuk itu, lanjutnya, alokasi anggaran subsidi BBM dan LPG diusulkan turun, dari pagu saat ini Rp63,7 triliun menjadi Rp40,6 triliun. “Kebijakan subsidi tetap solar Rp350 per liter (berlaku efek­tif) per 1 Juli 2016,” tegas Menkeu dalam rapat tersebut.

Kendati potensi penghematan dari kebijakan ini lebih dari Rp23 triliun, namun anggaran subsidi secara keseluruhan hanya akan susut sebesar Rp6,1 triliun. Pasal­nya, terjadi pembengkakan angga­ran subsidi listrik sebesar Rp18,8 triliun dan subsidi non-energi sebesar Rp10,4 triliun. “Subsidi lis­trik bertambah Rp18,8 triliun aki­bat penundaan penerapan subsidi tepat sasaran golongan tarif 900 VA,” jelas Menkeu.

BACA JUGA :  Penemuan Mayat Bayi di Sungai Ngelo Jepara, Pelaku Pembuang Masih Diburu

Sebagai informasi, penjua­lan BBM Pertamina pada tahun lalu sebesar 61,63 juta kilo liter (kl), yang terdiri dari BBM sub­sidi sebesar 26,96 juta kl dan BBM non-subsidi sebesar 34,67 juta kl. Angka itu menurun 5,62 persen dibandingkan konsumsi tahun 2014 yang tercatat sebesar 65,3 juta kl.

PT Pertamina (Persero) akan menggenjot pasokan BBM di Jawa Tengah dan Sumatera Barat meng­ingat konsumsi di dua provinsi tersebut dari tahun ke tahun selalu mengalami pertumbuhan terbe­sar, terutama menjelang Lebaran.

General Manager Marketing Operation Region III Pertamina, Jumali mengatakan, pertumbuhan BBM yang disalurkan per hari (Dai­ly Objective Throughput/DOT) di Provinsi Jawa Tengah akan menin­gkat 62 persen dari rata-rata 7.800 kiloliter (KL) per hari menjadi 12.600 KL sejak H-15 hingga H+15.

BACA JUGA :  SAHUR OF THE ROAD RAWAN DENGAN TAWURAN PELAJAR

Proyeksi tersebut merupakan yang tertinggi di antara 24 provin­si lain yang diamati Pertamina selama masa lebaran tersebut. “Kami lihat pasokan di Jawa Ten­gah ini perlu diantisipasi karena daerah itu merupakan perlintasan pemudik dari pulau Jawa bagian barat menuju Jawa bagian timur. Dan tentu saja ini akan ramai menjelang H-4 hingga H+3,” jelas Jumali, Jumat (3/6/2016).

Ia melanjutkan, daerah Jawa Tengah juga akan semakin ramai karena masyarakat masih pena­saran untuk menjajal tol Cipali setelah dibuka tahun lalu.

============================================================
============================================================
============================================================