Sudah satu abad seÂjak para peneliti dari Universitas CaliforÂnia, Berkeley, menÂemukan vitamin E. Sejak saat itu para riset-riset diÂlakukan untuk mengetahui manÂfaat vitamin ini, terutama kandÂungan antioksidannya.
Selama bertahun-tahun para ilmuwan meyakini vitamin E berÂmanfaat untuk mencegah kanker, penyakit jantung dan Alzheimer, selain juga menjaga kecantikan kulit dan mata. Angka penjuaÂlan suplemen ini pun meningkat tajam di banyak negara.
Tetapi studi-studi terbaru menÂgungkap hal sebaliknya. Vitamin E ternyata tidak bermanfaat bagi kesehatan jantung. Para peneliti melakukan wawancara pada sekeÂlompok orang yang mengonsumsi suplemen vitamin E lalu mengaÂmati kesehatan mereka.
Bukan hanya tidak memiliki manfaat, sebagian studi bahkan menyebutkan bahwa vitamin E dosis tinggi berbahaya. Berikut adalah beberapa penelitian mengenai vitamin E yang perlu Anda tahu.
Di tahun 2008, penelitian dilakukan dengan mengamati 14.000 dokter pria yang mengonÂsumÂsi viÂt a m i n C atau E dosis tinggi seÂlama 8 tahun. Ternyata tak satupun suplemen itu yang menurunkan risiko serangan jantung, stroke, atau kematian akibat penyakit kardiovaskular. Bahkan, vitamin E sedikit meningkatkan risiko stroke perdarahan di otak.
Menurut studi yang melibatÂkan hampir setengah juta orang, suplemen antioksidan (termasuk vitamin E, beta karoten, vitamin C dan selenium) tidak memperÂpanjang usia dengan mencegah peÂnyakit.
Suplemen vitamin, termasuk vitamin E, tidak terÂbukti melindungi seseorang dari kanker. Para perokok yang minum suplemen vitamin E secara teraÂtur ternyata tidak terlindungi dari kankÂer paru. Hal yang sama juga ditemukan pada insiÂdien kanker prostat.
Meski demikian, penelitian juga mengungkap suplemen vitaÂmin E bisa mengurangi kerusakan liver yang disebabkan oleh inflaÂmaÂs i a k i Âb a t p e r l e Âm a k a n liver kareÂna alkohol. Terapi vitamin E menunjukkan perbaikan pada pasien dengan gejala kerusakan liver yang agresif.
Bagaimana pun konsumsi makanan yang mengandung viÂtamin dan mineral adalah yang terbaik dibandingkan suplemen. Tidak ada penelitian yang menÂemukan bahaya vitamin E level rendah yang secara alami diteÂmukan pada makanan seperti kacang-kacangan, biji-bijian, minÂyak sayur, serelia utuh, dan sayuran hijau. (*)