Oleh : Heru B Setyawan (Pemerhati Pendidikan)

Penulis tidak tega melihat adegan kekerasan meski itu dalam film, apalagi ini adegan beneran dan dialami oleh salah satu Guru penulis, yaitu Syekh Ali Jaber. Sungguh kita prihatin dan marah karena Syekh Ali Jaber ditusuk seorang pria saat mengisi kajian di Masjid Falahuddin, Tamin, Tanjungkarang, Pusat, Bandarlampung, pada Ahad (13/9/2020) sore. Syekh Ali Jaber mengalami luka pada bagian atas tangan kanannya. Syekh Ali Jaber berpesan kepada umat Islam agar tidak mudah terpancing dan diadu domba. Dia meminta masyarakat memberikan kepercayaan kepada pemerintah dan berdoa agar kejadian ini tidak akan terulang lagi. “Insya Allah kasus ini bisa tuntas. Mudah-mudahan kasus ini tidak terulang lagi,” kata dia. Ulama asal Madinah yang bermukim di Indonesia menjalankan dakwah selama 12 tahun tersebut sebelumnya juga meragukan pelaku mengidap gangguan jiwa. Menurut dia, pelaku penusuk tergolong berani dan terlatih. Pelaku sempat dihakimi massa, tapi kemudian dihentikan Ali Jaber dan kemudian diserahkan ke polisi. Itulah hebatnya seorang Syekh Ali Jaber, memaafkan orang yang menusuknya dan menyuruh jamaah untuk menghentikan main hakim sendiri terhadap penusuk tersebut. Penulis tidak kaget akan akhlak mulia dari Syekh Ali Jaber, karena Guru-gurunya juga terkenal hebat dan istiqomahnya. Maka kehebatan Guru-guru beliau yang soleh menular kepada muridnya. Pada tahun 2013 penulis pernah mendampingi Syekh Ali Jaber dari pagi jam 06.00 sampai isya dalam rangka tabligh akbar di Kota Bogor pada 2 tempat sekaligus. Yang pertama di Sekolah Pesat dari pagi sampai menjelang duhur dan yang ke dua dari jam 13.00 sampai menjelang ashar di daerah Bubulak masih di Kota Bogor. Waktu saya jemput di Bandara Soekarno-Hatta jam 06.00, beliau selesai dari perjalanan dakwah di pulau Sulawesi. Kondisi beliau dalam keadaan flu berat, maka beliau minta ijin ke penulis untuk mampir dulu ke rumahnya di Jakarta sebelum ke Bogor. Tapi beliau merubah rencananya, yaitu untuk langsung ke Bogor saja, dan mohon disiapkan dokter sebelum acara. Selama perjalanan Jakarta-Bogor, beliau tidur untuk istirahat dan sampai di Bogor langsung diberi obat oleh dokter, sarapan dan minum teh hangat. Selama pengajian Syekh Ali Jaber tampil penuh semangat dan tidak terlihat seperti orang sakit. Itulah orang hebat, meski sakit tetap semangat berdakwah. Jika orang biasa pasti loyo ceramahnya. Pada acara ke dua tausyiah Syekh Ali Jaber juga semangat.
BACA JUGA :  Tempe Lebih Berkhasiat Dimakan Mentah? Benarkah? Simak Ini!
============================================================
============================================================
============================================================