BOGOR TODAYÂ – Kementerian PerÂtanian (Kementan) meluncurkan TaÂman Sains dan Teknologi Pertanian yang merupakan laboratorium untuk petani dalam rangka hilirisasi inovasi pertanian modern unÂtuk mewujudkan swasembada pangan berkelanjutan.
“Dunia pertanian tiÂdak akan maju tanpa ada campur tangan teknologi pertanian. Teknologi sangat membantu meÂningkatkan perÂtanian di tanah air,” kata MenÂteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman Amran di Badan Litbang Pertanian, Cimanggu, Kota Bogor, Jawa Barat, SeÂlasa(1/11/2015).
Andi mengatakan, pemanfaatan teknologi dalam pertanian dapat menuÂrunkan biaya produksi sebesar 40 persÂen, atau hemat biaya senilai Rp50 triliÂun. Salah satu penerapan teknologi yang saat ini sedang dilakukan adalah penaÂnaman varietas IPB 3S, yang mampu menghasilkan 13,4 ton dari lahan seluas 500 hektar. “Keberhasilan teknologi ini makanya kita mendorong agar penanaÂman diperluas di lahan 100 ribu hektare di wilayah Jawa Barat, target kita akan ditanam di 2 juta hektare,” katanya.
Penerapan teknologi lainnya meÂlalui penggunaan alat mesin pertanian (alsinta) yang kini telah disebar ke seÂjumlah wilayah kabupaten/kota untuk mendorong perpecapatan produksi pertanian modern. “Penerapan teknoloÂgi akan memaksimalkan produksi perÂtanian, dan kualitasnya. Maka itu saya mendorong semua pihak bergerak lebÂih agresif, menciptakan teknologi yang mumpuni. Kita sudah menggandeng sejumlah perguruan tinggi, kita konsen upaya peningkatan teknologi dan inoÂvasi di sektor pertanian,” kata Amran.
Sementara itu, Kepala Badan LitÂbang Pertanian, Muhamamd Syakir, mengatakan, telah dibangun 21 Taman Sains dan Teknologi Pertanian di 15 provinsi yang tujuannya meningkatÂkan peran dan alih teknologi hasil LitÂbang, membangun model percontoÂhan pertanian terpadu, meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang terampil dan mandiri. “Taman Sains dan Teknologi Pertanian terdiri dari Taman Sains Pertanian (TSP) dan TaÂman Teknologi Pertanian (TTP). TSP lebih bernuasa sebagai sumber inoÂvasi teknologi yang dapat diakses oleh masyarakat pengguna termasuk yang diterapkan di TTP,” katanya.
TSP dibangun di tingkat provinsi sebagai wahana penelitian, pengkajian, pengembangan dan penerapan inovasi pertanian sekaligus jendela pertunÂjukan tempat peningkatan kapasitas pelaku pembangun pertanian termaÂsuk penyuluh dan petani. Sedangkan TTP dibangun di tingkat kabupaten/ kota sebagai wahana implementasi inoÂvasi spesifik lokasi dari hulu ke hilir denÂgan melibatkan stakeholders terkait. “Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional mengagendakan Taman Sains di 34 provinsi dan Taman Teknologi di 100 kabupaten dalam kurun waktu lima tahun sebagai program percepaÂtan. Badan Litbang Pertanian mendapat mandat membangun lima Taman Sains, dan 16 Taman Teknologi pertanian,” kaÂtanya.
(Yuska Apitya/ant)