20151129_102805PENDIRI Paguyuban Budiasi Mayjen TNI Doni Monardo mengatakan, tidak ada gunanya membangun berbagai infrastruktur modern di Jakarta, jika Bogor sebagai daerah hulu tidak ditanami pohon.

ALFIAN MUJANI
[email protected]

Tanpa penanamam pohon di Bo­gor hingga kawasan Puncak, Ja­karta akan tetap tenggelam,’’ ujar Mayjen TNI Doni Monardo dalam acara lounching penyerahan 1,5 juta bibit tanaman keras, buah-buahan, dan 20.000 bibit tanaman langka, di Kebun Pa­guyuban Budiasih, Desa Kadumanggu, Sen­tul, Kabupaten Bogor, Jawa Barat Minggu (29/11/2015)

Menurut Doni, hanya dengan menanam pohon kita bisa menyelamatkan Jakarta dari ancaman banjir musiman setiap tahun. Den­gan menanam pohon pula, bangsa Indonesia bisa membuat rakyat sejahtera dan terbebas dari kemiskinan. ‘’Pohon selain berguna un­tuk menyelamatkan air dan udara, juga me­miliki nilai ekonomis yang sangat tinggi,’’ ujar mantan Danjen Kopassus ini.

Doni lantas memberikan ilustra­si tentang nilai ekonomis sejumlah kayu, diantaranya kayu ulin yang sangat terkenal dan legendaris di Kalimantan Timur. ‘’Kayu ini sangat keras dan kuat. Jika digunakan bisa tahan ratusan tahun. Selain itu, har­ganya sangat mahal perkibiknya bisa mencapai 26 juta rupiah,’’ katanya.

Begitu juga jenis kayu lain sep­erti mahoni. Kayu ini sangat cocok untuk ditanam di daerah-daerah tepi jalan. Di beberapa kota di Jawa, seperti di Salatiga Jawa Tengah, pohon mahoni menjadi tanaman peneduh jalan. Diameternya juga sudah ada yang sampai 100. Kayu mahoni juga memiliki nilai ekono­mis. Harga satu pohon mahoni den­gan diameter 60-100 bisa bernilai Rp 25 juta perpohon.

Bisa dibayangkan, jika di Indo­nesia ini ditanami 1 miliar pohon mahoni, nilai ekonomisnya bisa menembus Rp 25.000 triliun. Ni­lai ini setara dengan duabelas kali lipat total APBN 2016 yang hanya Rp 2.095. Padahal, luas daratan In­donesia bisa menanam lebih dari 2 miliar pohon mahoni.

Doni yang sangat fasih dengan aneka jenis tanaman berharap ma­syarakat semakin memiliki kesada­ran untuk menanam pohon berni­lai ekonomi tinggi. Pohon-pohon semacam ini, selain bisa menghasil­kan banyak oksigen dan menye­malatkan air, juga bisa mengangkat harkat dan martabat rakyat Indone­sia. ‘’Rakyat kita bisa makmur jika semuanya rajin menanam pohon bernilai,’’ ujarnya.

BACA JUGA :  Ucapan Akhir Kepemimpinan Bima Arya dan Dedie Rachim: Hatur Nuhun Sadayana, Abdi Pamit

Hadir dalam acara ini Direktur Utama Bank BNI Ahmad Baiquni, jajaran direktur Bank BNI, dan ra­tusan tamu undangan, para ulama, dan warga masyarakat yang me­merlukan bibit tanaman.

Sebelumnya Ketua Paguyuban Budiasih Kolonel Rio Firdianto mel­aporkan bahwa pada tahun 2015 ini, sebanyak 1,5 juta bibit tanaman keras dan sekitar 20.000 bibit tana­man langka siap disebarkan ke ber­bagai daerah di Indonesia. ‘’Kami akan mendistribusikan kepada ma­syarakat untuk ditanam,’’ katanya.

Sebagian besar bibit yang dibagikan adalah termasuk bibit-bibit tanaman buah khas Indonesia, sejalan dengan instruksi Presiden RI, Joko Widodo agar buah-buahan Indonesia dapat mendunia.

Pendistribusian bibit tanaman ini juga selaras dengan peringatan Hari Menanam Pohon Nasional yang diperingati pada 28 Novem­ber 2015. Bibit tanaman buah yang didistribusikan kepada masyarakat adalah pohon Mangga, Jeruk, Du­rian, Sirsak, Nangka, Nangkadak (persilangan Nangka dan Cempe­dak), Rambutan, Kelengkeng, Jam­bu Mete, Pala, serta tanaman buah langka seperti Buni, Kecapi, Jambu Bol, dan Matoa. Bibit-bibit ini di­produksi Pusat Pembibitan Bank BNI-Paguyuban Budiasi di Desa Ka­dumanggu Sentul, Bogor.

“Paguyuban Budiasi-BNI go green akan melakukan kegiatan pembagian pohon sebanyak 1,5 juta pohon dan 20 ribu jenis pohon langka kepada masyarakat secara gratis,” ujar Rio.

Jenis bibit tanaman yang dibagi­kan antara lain pohon Trembesi, Sengon, Sengon Merah, Kayu Af­rika, Mahoni, Jabon Putih, Jabon Merah, Puspa, Rasamala, Bintaro, Kenari, dan lain-lain.

Menurut Doni, selama ini Pa­guyuban Budiasi melakukan pembi­naan dan pemberdayaan masyara­kat dalam melakukan penanaman dan pemeliharaan pohon di lahan selua 5,2 hektare. Paguyuban Bu­diasi juga berperan aktif dalam melakukan pemberdayaan ma­syarakat dan pengolahan lahan kri­tis untuk dijadikan area hijau. “Bagi yang hendak mengambil pohon sebaiknya membawa kendaraan sendiri, berikut tenaga pengangkut­nya,” jelasnya.

Di tempat yang sama, Direktur Utama BNI, Achmad Baiquni men­gungkapkan, tahun ini merupakan tahun kelima pendistribusian bibit tanaman keras yang dilaksanakan Bank BNI dengan Paguyuban Budi­asi sejak tahun 2011 dan memasuki tahun ketiga pendistribusian bibit tanaman langka ke dalam program pembibitan sejak tahun 2013.

BACA JUGA :  Kecelakaan Beruntun 3 Kendaraan di Jalan Raya Ngawi-Solo, Tewaskan 1 Orang

Konsistensi kedua lembaga tersebut menunjukkan tingginya komitmen dalam mendukung pro­gram pemerintah, yaitu Penanaman 1 Miliar Pohon atau dikenal dengan OBIT (One Billion Indonesia Trees).

Bank BNI sebagai badan usaha milik negara secara aktif mendu­kung komitmen pemerintah In­donesia untuk menurunkan emisi karbon sebesar 26%-41%. “Salah satu upaya untuk menurunkan emisi karbon tersebut adalah den­gan melalui program penanaman 1 miliar pohon yang didukung Bank BNI dan Paguyuban Budiasi den­gan program pembibitan tanaman keras dan tanaman langka, “ ujar Achmad Baiquni.

Sejak 2011, nilai kontribusi Bank BNI dalam mengembangkan pem­bibitan tanaman keras bersama Paguyuban Budiasi telah mencapai lebih dari Rp 21 miliar, belum ter­masuk kontribusi pada pembibitan tanaman langka yang mencapai lebih dari Rp 3 miliar dalam 3 tahun terakhir ini.

Jumlah tanaman keras yang dikembangkan bibitnya akan men­capai 7 juta bibit dan tanaman langka sebanyak 50.000 bibit. Tanaman lain selain buah yang juga yang didustribusikan adalah bibit Trembesi, Ulin, Sengon, Jati Putih, Jabon, dan Kayu Afrika.

Manfaat langsung yang dapat diterima oleh masyarakat disekitar area pembibitan seluas 5,5 hektare ini antara lain munculnya lapangan kerja baru dan pemanfaatkan la­han tidur untuk tujuan yang lebih maksimal bagi pelestarian lingkun­gan hidup.

Bibit tanaman yang berhasil dikembangkan, akan diberikan gra­tis kepada masyarakat. Bibit terse­but juga kerap dimanfaatkan untuk acara-acara kenegaraan.

Bibit tersebut akan didistribusi­kan khususnya untuk daerah Bo­puncur (Bogor, Puncak, dan Cian­jur) serta penghijauan daerah aliran sungai (DAS) khususnya Sungai Cili­wung dan anak sungai terkait dan penghijauan wilayah Indonesia.

Dukungan Bank BNI terhadap pelestarian lingkungan dilakukan melalui berbagai pendekatan, baik bisnis maupun non bisnis. Sebagai contoh, BNI mendukung program penghijauan melalui pembangunan Hutan Kota dan Taman Kota di Ban­da Aceh, Bali, Solo, Wonosari DIY, Mojokerto, dan DKI Jakarta. (*)

============================================================
============================================================
============================================================