JUERGEN Klopp resmi menangani Liverpool menggantikan Brendan Rodgers. Klopp jadi manaÂjer ke-20sepanjang sejarah Liverpool dan bakal melakoni laga debutnya di kandang Tottenham Hotspur, 17 Oktober mendatang.
Oleh : ADILLA PRASETYO WIBOWO
[email protected]
Juergen Klopp selalu dikenal denÂgan filosofinya memainkan sepakÂbola enerjik dan tak kenal lelah. Filosofi yang sama pun bakal ia terapkan di Liverpool. Filosofi Klopp tersebut terlihat jelas ketika ia menanÂgani Borussia Dortmund. Di bawah arahÂannya, Dortmund berubah menjadi tim yang tak henti melakukan pressing dan punya serangan balik cepat.
Gaya main Dortmund di bawah arahan Klopp mendapatkan label ‘GeÂgenpressing’. Salah satu ciri dari ‘GeÂgenpressing’ Klopp adalah tiap kali kehilangan bola, pemain-pemain timÂnya akan langsung mengerubungi dan menekan lawan yang menguasai bola.
“Saya tidak suka menang dengan 80% possession. Buat saya, itu tidak cuÂkup. Saya suka sepakbola petarung, buÂkan sepakbola yang kalem, itulah yang saya suka. Di Jerman kami menyebutÂnya ‘Sangat Inggris’, hari yang diguyur hujan, lapangan yang becek, 5-5, wajah semua orang kotor, lalu semuanya puÂlang dan tidak bisa bermain sampai beÂberapa pekan ke depan,†katanya.
Jelas sudah bahwa Klopp mengÂinginkan sepakbola yang mengentak-enÂtak. Dalam bahasanya, sepakbola harus dimainkan layaknya musik heavy metal. Liverpool sebenarnya juga sempat meÂmainkan pola yang agak mirip di bawah arahan Brendan Rodgers dua musim silam ketika Luis Suarez masih menjadi bagian tim.
Kala itu, Liverpool tak pernah alpa melakukan pressing ketat tiap kali keÂhilangan bola. Mereka juga punya seÂrangan balik cepat sehingga siapa pun lawan yang menyisakan ruang di lini pertahanan atau menerapkan garis perÂtahanan tinggi akan terpukul.
Klopp disinyalir akan menyempurÂnakan gaya tersebut. Bedanya, gaya Klopp lebih agresif. Manajer berusia 48 tahun itu pun menyebutnya sebagai sepakbola ‘full throttle’ alias ‘tancap gas’.
“Kemenangan memang penting, tapi gaya main dan bagaimana kami meraih kemenangan itu juga penting. Saya percaya pada filosofi, di mana emosi, kecepatan, dan kekuatan amat penting. Tim saya harus main tancap gas sejak awal dan bermain sepenuh hati di tiap laga,†ujar Klopp seperti dilansir Soccerway.
“Sangat penting memainkan sepakÂbola yang merefleksikan mental Anda sendiri, merefleksikan identitas klub, dan memberikan arah yang harus diiÂkuti. Taktik memang penting, tapi taktik juga harus disertai hati,†lanjutnya.
Klopp diperkirakan akan menerapÂkan formasi 4-2-3-1 seperti yang dia pakÂai di Borussia Dortmund. Dalam formasi tersebut, Jordan Henderson dan Emre Can bisa dimainkan sebagai double pivÂot. Sedangkan James Milner/Jordon Ibe, Roberto Firmino, dan Philippe Coutinho mengisi pos tiga gelandang serang di beÂlakang penyerang. Pos penyerang bisa diisi oleh Daniel Sturridge atau Christian Benteke.
Kebiasaan Klopp memainkan dua full-back yang aktif menyerang juga bisa terpenuhi dengan kehadiran Nathaniel Clyne dan Alberto Moreno. Sementara, Joe Gomez bisa dikembalikan ke pos aslinya sebagai bek tengah. Klopp juga bisa mendorong Milner dan Coutinho ke depan untuk menemani ujung tombak tunggal, sementara pos “nomor 10†diisi oleh Firmino.