Era globalisasi melahirkan persaingan ketat dalam segala bidang, termasuk di dunia kerja. Diperlukan strategi jitu memenangkan persaingan, diantaranya mengembangkan sikap kreatif dan inovatif disertai karakter yang baik. Pembentukan sikap itu dipengaruhi banyak faktor diantaranya lingkungan, keluarga dan pendidikan.
Oleh : RIFKY SETIADI
[email protected]
Prestasi akademik yang gemilang dan tingkat intelegensi yang tinggi tanpa disertaikarakter yang baik ternyata tidakmenjamin manusia tersebut berÂhasil di tengah masyarakat. Pendidikan harus melihat urgensi pembangunan karakter indiviÂdu yang memiliki sikap kreatif dan inovatif. “TiÂdak semua mahasiswa mampu untuk mengemÂbangkannya di luar hard skill, mahasiswa perlu diajarkan Character Building, Employbility Skill, dan Entrepreneur Skill. Pelatihan semacam ini menjadi penting dan tak bisa ditawar lagi untuk dilakukan saat ini di dunia pendidikan,†ungkap Hj. Karmanah, SP.M.Si, Kepala Biro Humas dan Kemahasiswaan Universitas Nusa Bangsa (UNB) Bogor, usai roadshow sosialisasi program “Talent Management Development ProÂgramme (TMDP)†yang digelar BOGOR TODAY bersama 3C Virtual Human Capital pada Sabtu (30/05/2015) lalu di dua tempat terpisah, kampus UNB Bogor dan STIE Bina Niaga Bogor.
TMDP menghadirkan pembicara Ismet Ali, ATP., ACP, Konsultan dan Master Coach Soft Skills di Universitas, Agro-industri dan IT indusÂtri. Selain Ismet, pelatihan ini juga menghadirkan Metta Paramita, psikolog yang juga Konsultan Manajemen SDM PT. 3C Virtual Human Capital, Jakarta. “Lulusan sarjana saat ini harus berbaÂsis bakat (talent). Kalau tidak, sama saja seperti lulusan SMA,†ungkap Ismet. Lelaki kelahiran Langsa, 17 Agustus 1960 ini juga menegaskan pengangguran terbesar justru terjadi di usia produktif. “Mereka tidak siap untuk terjun ke dunia kerja karena tidak mengetahui bakatnya dan kurangnya kompetensi manajerial (Soft Skills),†ujar alumni IPB ini.
Sementara Metta Paramita mengungkapÂkan saat ini tren perusahaan mulai mengarah perekrutan berdasarkan bakat dan kompetensi. “Bakat sebÂagai potensi yang dimiliki setiap mahasiswa berÂasal dari aspek karakter, value, belief dan target hidupnya sebagai aspek personal,†ungkapnya. SeÂlain itu, sebesar 80 persen kompetensi manajerial mempengaruhikeberhasilan karir profesionalnya. “Potensi dapat diketahui melalui analisa psikologi (Psychometric Analysis), sehingga setiap mahasiswa akan terlihat kecenderungannya, apakah mau, bisa dan mampu dalam bekerja,†ujar Metta.
Untuk itulah, TMDP diciptakan agar memperliÂhatkan talent mapping dan kompetensi manajerial bagi mahasiswa dan sarjana S1 yang akan memasuki dunia kerja agar sesuai dengan kebutuhan dunia inÂdustri. Seluruh program ini bertujuan untuk memÂbentuk lulusan yang bisa bekerja dan sukses, baik dalam dunia kerja maupun bisnis. Mahasiswa dan Sarjana juga bisa dijaringkan dalam sejumlah pekerÂjaan yang siap dan terbuka bagi peserta TMDP. KareÂna itulah, pada 5 dan 6 Juni 2015 mendatang akan dilakukan testing dan seleksi pertama peserta TMDP untuk mengetahui bakat mahasiswa atau peserta seÂcara total. Seleksi ini akan digelar di ruang seleksi BOGOR TODAY, Jl. Heulang No. 9 Bogor.
Kenyataan menunjukkan bahwa lebih dari seÂratus ribu lowongan pekerjaan di Indonesia tidak terisi. Ini karena, mendapatkan calon karyawan yang berkualitas dan professional di Indonesia tiÂdak selalu mudah. Hal tersebut disebabkan antara lain karena ketidaksesuaian antara job requirements dengan kompetensi calon. Bajak-membajak tenaga profesional dan headhunting masih sering terjadi hingga saat ini. Tenaga profesional asing masih banÂyak dipekerjakan untuk menduduki posisi-posisi terÂtentu terutama di perusahaan besar yang berorienÂtasi internasional. Berdasarkan kenyataan ini, SDM handal dan yang berkompetensi tinggi harus disiapÂkan. Itulah sebabnya, TMDP menjadi tantangan bagi merekayang siap menjadi pemenang.