SEBANYAK 88 PNS termasuk kepala dinas, Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), Camat, Lurah, Sekda dan termasuk Walikota Bogor, Bima Arya sugiarto, negatif menggunakan narkoba, namun tes urine ini dinilai sebagian masyarakat dilakukan dengan setengah hati.
Oleh : ABDUL KADIR BASALAMAH
[email protected]
PEMERIKSAAN ini sebagai benÂtuk komitmen yang berdasarÂkan aturan UnÂdang-Undang Narkotika (NarÂkoba) Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika. Belum dikÂetahui berapa banyak jumlah anggota PNS yang positif mengÂgunakan narkoba.
Kasat Narkoba Polres BoÂgor, AKP Wahyu Agung Putra mengatakan, sudah 80 persen urine di tes. Dan sejauh ini, beÂlum ditemukan positif narkoÂba. “Sudah 80 persen hasil uji urine. Belum ada yang positif,†kata dia, kemarin.
Terpisah, Walikota Bogor, Bima Arya mengatakan, tes urine dadakan ini mengikuti araÂhan Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (MenkoÂpolhukam) agar pemimpin daeÂrah tetap pada komitmennya dalam pemberantasan narkoba. Tes ini diperuntukan bagi seluÂruh Kepala Dinas, BUMD, Camat dan Lurah. Jika ada yang tidak hadir akan ada catatan absenÂnya sehingga diketahui siapa saja yang belum melakukan tes. “Pemkot Bogor berkordinasi dengan Polres Bogor Kota dan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor untuk tes urine sekaÂrang,†ujar Bima.
Bima menuturkan, pemberÂantasan narkoba harus dimulai dari lingkungan Balaikota terÂlebih dahulu. Jika dari hasil tes urine ada OPD yang positif meÂmakai narkoba maka akan ada sanksi sesuai aturan kepegaÂwaian. Mulai dari peringatan keras hingga diberhentikan dari jabatan. Selain itu, PemÂkot juga akan melakukan aspek pembinaan yang sifatnya sisteÂmatis, pemantau secara perioÂdik, dan pengawasan melalui sidak-sidak karena masalah narkoba cukup serius. “Tes urine seperti ini akan rutin diÂlakukan tiga bulan sekali yang pelaksanaannya mendadak,†tutur Bima.
Sementara itu, Kepala SatuÂan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Eko Prabowo mengatakan, tes urine dadakan ini sangat baÂgus sebagai bentuk preventif. Apalagi jika ada yang rutin meÂmakai, pasti akan diketahui meÂlalui tes ini. Menurut Eko, jika ada yang terbukti memakai, haÂrus ada konseling karena ini siÂfatnya sangat pribadi. Eko juga mengatakan bahwa masalah narkoba di Kota Bogor juga sudah semakin mengkhawatirÂkan, sehingga akan lebih bagus lagi jika segera dibentuk Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Bogor. “Kota Bogor kan kota besar, sudah seharusnya ada BNN,†tandasnya.