Gadget masa kini berlomba-lomba memberikan teknologi yang tinggi dan berharga mahal, namun dalam penelitian baru-baru ini membuka fakta bahwa smartphone yang ada kini tidak dapat bekerja lebih baik dari basic ponsel (ponsel jadul) yang berusia sepuluh tahun lalu dalam hal urusan telepon maupun SMS.
Oleh : Hilman Septian
[email protected]
Dewasa ini perkembanÂgan industri smartphone memang tidak bisa dibendung lagi. Banyak konsumen yang memburu gadget canggih serta menyingkirkan gadget lawas mereka yang dinilai sudah tiÂdak layak pakai. Namun jangan salah, untuk urusan beberapa performa justru gadget kuno atau jadul yang pernah hits pada masanya, memiliki kinerja lebih baik dibandingkan denÂgan smartphone masa kini yang telah berteknologi tinggi serta harga yang jauh lebih mahal.
Dikutip dari Dailymail, regulaÂtor industri Ofcom melakukan studi yang menemukan handset dari masa lalu memberikan kinerja lebih baik. Baik dalam hal sinyal panggilan dan juga dalam pengiriman teks, dibandÂingkan smartphone masa kini, sepÂerti yang dijual Apple dan Samsung dan smartphone lainnya yang memÂpunyai teknologi terkini.
Dalam pengujian tersebut menunÂjukkan bahwa meskipun dikemas dengan teknologi yang apik, smartÂphone masih kurang baik dalam hal sinyal, dibandingkan perangkat yang lebih kuno teknologinya.
Penelitian Ofcom juga menemuÂkan, bahwa beberapa smartphone yang diuji memerlukan sinyal 10 kali lebih kuat dibandingkan non smartÂphone, untuk melakukan dan menerÂima panggilan. Rata-rata smartphone memerlukan sinyal setidaknya tujuh kali lebih kuat daripada rata-rata non-smartphone pada jaringan 2G.
Smartphone di jaringan 3G terbuÂruk, diperlukan sinyal yang sembilan kali lebih kuat dari level minimum yang direkomendasikan oleh GSMA. Pada jaringan 4G, smartphone berkiÂnerja terburuk diperlukan tujuh kali kekuatan sinyal yang direkomendasiÂkan untuk mengirim data.
Temuan Ofcom ini mendukung klaim bahwa kaca dan logam yang diÂgunakan di smartphone, bertentangan dengan plastik yang digunakan pada ponsel murah, dalam kekuatan sinyal.
Hal ini juga memberikan bukti yang jelas dari peran handset dalam cakupan sinyal, di samping investasi di bidang infrastruktur yang diperÂlukan untuk meningkatkan cakupan nasional, terutama di daerah pedeÂsaan di mana tiang cenderung terÂpisah dan memberikan sinyal lebih lemah.
Ofcom menolak untuk mengidenÂtifikasi smartphone yang digunakan dalam penelitian ini. “Kami menguji sejumlah kecil dari ponsel, tidak unÂtuk peringkat tetapi untuk memaÂhami bagaimana handset dilakukan dalam situasi yang berbeda,†ujar seorang juru bicara Ofcom. (/net)