MESKI bulan Ramadhan 1437 Hijriah masih sebulan lagi, buah kurma sudah mulai diburu masyarakat. Di Pasar Tanah Abang yang selama ini jadi sentra penjualan kurma, penjual kurma dadakan mulai bermunculan, baik di toko maupun lapak pinggir jalan.
Oleh : Yuska Apitya
[email protected]
Edy, salah seorang pedagang kurma Pasar Tanah Abang mengungkapkan, saat ini harga kurma rata-rata naik Rp 10.000/kg dibanding tahun lalu. Harga tersebut bisa kembali naik saat memasuki bulan Puasa nanti. “Harga kurma tahun ini lebih mahal dari taÂhun lalu, naiknya macam-macam, tapi rata-rata naik Rp 10.000/kg. Kalau pas masuk puasa mungkin bisa naik lagi,†kata Edy, Minggu (8/5/2016).
Edy mencontohkan, kurma curah Madinah dari harga tahun lalu sebeÂsar Rp 40.000/kg, kini dibanderol seÂharga Rp 50.000/kg. Kurma asal TuÂnisia dari Rp 60.000/kg, sebelumnya Rp 50.000/kg. Kurma Mesir dari Rp 30.000 saat ini dijual Rp 40.000/kg.
Selain kurma curahan, sambung Edy, kurma ‘elit’ juga mengalami kenaikan harga. Seperti kurma nabi atau azwa dari sebelumnya Rp 300.000/kg kini dijual seharga Rp 350.000/kg. Kemudian kurma medÂjool asal Amerika Serikat (AS) taÂhun lalu Rp 280.000/kg, saat ini Rp 300.000/kg. “Dari importirnya suÂdah mahal. Kita hanya menyesuaikan saja, karena dolar mahal atau karena apa kurang tahu,†ungkapnya.
Elsa, salah seorang penjual kurma Pasar Tanah Abang mengungkapkan, kurma yang menjadi favorit pembeli yakni kurma jenis curah atau tanpa merek yang dijual di kisaran harga Rp 30.000-50.000/kg. “Kalau di saya paling laris itu kurma dari Dubai. NgÂgak punya merek, harganya Rp 30.000/kg. Biasanya buat dibagi-bagi saat acara, atau yang biasa dibagikan di masjid-masjid pas bukber (buka bersama),†ujarnya. Terkait lonjakan harga-harga produk pertanian jelang ramadan, Menteri Pertanian Amran Sulaiman menjamin bahwa pasokan komoditas pangan tidak akan menÂgalami kekurangan. Pihaknya sangat yakin bahwa utamanya ketersediaan beras jelang puasa dengan mudah didapatkan masyarakat. “Lebih dari cukup. Sekarang stok dua kali lipat stok beras dibandingkan tahun lalu. Sekarang 2 juta lebih per hari,†jelas Amran di Kawasan Thamrin, Jakarta Pusat, Minggu (8/5/2016). Amran meÂnyebutkan, saat ini pengolahan gabah sudah mencapai angka 2 juta ton. Dengan adanya pengolahan dalam jumlah banyak tersebut diharapkan mampu memotong rantai distribusi pangan yang panjang. Selain itu, peÂmangkasan rantai pasok tersebut juga dapat menjaga stabilitas harga beras di tingkat petani. “Gabah sudah kita serap sudah 2 juta ton lebih. Itu teroÂbosan baru, manfaatnya menjaga harÂga di tingkat petani, memperpendek rantai pasok, dan meningkatkan kesÂejahteraan petani,†ungkap Amran.
Tidak hanya itu, Kementerian Pertanian juga menjamin pasokan bawang merah aman dan cenderung melimpah lantaran saat ini IndoneÂsia telah melakukan ekspor bawang merah ke berbagai negara. “Produksi bawang meningkat bahkan ekspor kita meningkat 100%. Jadi nggak ada alasan bahwa pangan tidak tersedia, pangan cukup,†tegas Amran.
Dengan tercukupinya kebutuhan pangan di dalam negeri, KementÂerian Pertanian berharap masyarakat mampu membeli komoditas pangan pokok dengan harga yang terjangÂkau. “Tujuan utamanya adalah untuk menekan harga di tingkat konsumen. Kita ingin masyarakat menikmati buÂlan puasa dengan harga yang baik,†tutur Amran. (*)