Masyarakat di Indonesia mungkin banyak yang belum mengetahui tentang metode pengobatan homeopathy, oleh karena minimnya sumber informasi yang dapat diakses, maupun minimnya praktisi–praktisi homeopathy resmi.
Oleh : LATIFA FITRIA
[email protected]
Homeopathy adalah satu metode atau ilmu pengeÂtahuan pengobatan alami, yang berdasarkan pada suatu prinsip ‘serupa dapat menyÂembuhkan yang serupa’, secara sederhana dijelaskan bahwa unsur-unsur dapat meÂnyebabkan sejumlah gejala penyakit pada orang sehat, juga dapat menyembuhkan gejala yang sama pada orang sakit.
Metode penyembuhan secara homeÂopathy sudah ada sejak abad ke V sebelum Masehi, teori ini pertama kali diperkenalÂkan oleh Hipokrates.
Setelah sekian abad dilupakan kemuÂdian pada akhir abad ke 17 tepatnya pada tahun 1790 Samuel Hahneman seorang dokter berkebangsaan Jeman menggali dan menata ulang metode pengobatan ini.
Metode ini menyembuhkan gejala peÂnyakit dengan dosis obat yang relatif kecil. Soalnya, dengan dosis kecil, tubuh justru mampu meningkatkan sistem kekebalan untuk menghasilkan kesembuhan secara alamiah.
Akhirnya, metode tersebut menjadi dasar penelitian pengobatan selanjutnya. Bahkan, bahan penelitian itu tak terbatas pada tumbuhan dan hewan. Namun, juga bakteri, seperti Tuberkulonum atau kuÂman TBC yang telah dilemahkan.
Pengobatan yang satu ini juga bisa diÂkategorikan sebagai pengobatan alternatif yang didasarkan pada ilmu dan literatur pengobatan medis ala barat. Relatif lebih aman, dan tidak mengakibatkan efek samping.
Homeopathy memiliki definisi bahwa sesuatu benda atau barang yang jadi peÂnyakit, namun bisa dipakai untuk mengoÂbati penyakit itu sendiri dengan dosis yang ditentukan.
“Dosis yang dimaksud adalah dosis ekstrak bahan obat yang telah ditipiskan dengan menggunakan teknik penipisan bio molekuler,†ujar Soekarto, dokter speÂsialis kedokteran penerbangan yang telah mempelajari metode homeopathy melalui berbagai literartur asing dan berpraktik di RS Kramat, Jakarta Pusat.
Ia menjelaskan, homeopathy berbeda dengan jamu-jamuan. Meskipun pemilihan dan teknik pengambilan bahan obat sama dengan jamu, homeopathy tetap memiliki perbedaan dengan jamu.
Secara detail, jika jamu-jamuan menÂgolah bahan obat dengan mengambil sari atau ekstraknya saja untuk kemudian diÂminum, maka homeopathy menggunakan ekstrak bahan obat itu yang ditipiskan sedemikian rupa hingga mencapai dosis sekecil mungkin sesuai dengan kebutuhan.
Dan dokter barat yang pertama kali memperkenalkan metode pengobatan homeopathy adalah Samuel Hahnemann (1755-1843), dokter asal Yunani yang telah lama memperdalam ilmu kedokterannya di Jerman.
Berbagai teori kedokteran dan literÂaturnya telah banyak ditinggalkan di negaÂra itu yang kemudian diperkuat dan dikemÂbangkan oleh dokter lainnya.
Sebagai dokter spesialis penerbanÂgan, Soekarto merasa perlu mempelajari metode pengobatan ini untuk para penerÂbang.
“Semua pilot tidak diperboleÂhkan mendapatkan pengobatan penyakit dengan menggunakan obat-obatan kimia, maka pengoÂbatan dengan metode seperti ini sangat diperlukan,†jelas SoekÂarto yang ditemui di rumah yang sekaligus menjadi tempat praktik di Cibinong, Bogor.
Maka tidak salah jika SoekÂarto mempelajari metode penÂgobatan seperti ini sampai ke berbagai negara seperti Jerman, Belanda dan AS.
“Terserah orang mau bilang apakah ini pengobatan alternatif, karena memang ini pengobatan alternatif tetapi didasarkan pada literatur ilmu kedokteran barat,†imbuhnya.
Sembuhkan Penyakit
Dengan homeopathy, berbÂagai penyakit dapat disembuhÂkan, mulai dari gejala penyakit ringan, sampai penyakit yang sangat parah. Bukan hanya itu saja, penyakit psikis seperti depresi dan trauma juga dapat disembuhkan.
Berbagai bahan pengobatan homeopathy dapat digunakan. Seperti misalnya bunga matahari dapat digunakan untuk menyÂembuhkan masuk angin sampai gejala depresi. Atau tanaman tempuyung yang dapat digunakÂan untuk menghancurkan batu ginjal menahun.
Serta berbagai macam tanaÂman dan buah lain yang dapat menyembuhkan berbagai peÂnyakit dengan metode penipisan tertentu.
“Semua itu dilihat dan diÂtentukan dalam buku khusus berjudul Vademicum, buku panÂduan khusus pengobatan homeÂopathy,†ujar Soekarto.
Berbekal pegetahuan berbÂagai literatur homepathy, serta perkenalannya dengan dokter ahli di berbagai negara, Soekarto sendiri telah menghasilkan obat hasil pengolahan dengan homepÂathy yang dinamakan Antucol.
Cairan obat dari ekstrak tanaÂman pettivera alliacea atau poÂhon tangguh ini dapat menyemÂbuhkan berbagai penyakit yang disebabkan oleh mikroba, sakit kandung kemih, kencing manis, mengobati benjolan daging tumÂbuh yang tidak normal, kejang otot, dan encok.
“Tentu metode penipisan seÂcara bio molekuler untuk mengÂhasilkan obat ini hanya dapat dilakukan oleh ahli dan mengÂgunakan alat khusus,†Soekarto menambahkan.
Mengenai risiko pengobatan ini, Soekarto meyakinkan bahwa metode homeopathy tidak meÂnimbulkan gejala efek samping apapun. Dengan hasil penipisan itu yang memiliki sifat tidak berÂwarna, berbau dan berbentuk cairan, obat ini juga lebih aman dan mudah dikonsumsi. (*)