alfian mujani 240SUATU hari dua orang lelaki datang ke psikiater. Keduanya memiliki keluhan yang sama, yakni ten­tang isterinya. Mereka perlu pendapat psikiater sebagai second opinion untuk mengambil sebuah keputusan penting terkait isteri mereka.

Isteri lelaki pertama memiliki kebiasaan berteriak histeris ketika sedang tak sependa­pat dengan dirinya. Pernah suatu ketika terika di tengah malam sehingga membangunkan seisi kampung. ‘’Apa nama penyakit isteri saya, apa obatnya dan bagaimana jalan keluarnya,’’ kata lelaki pertama.

Isteri lelaki kedua memiliki kebiasaan ber­teriak historis ketika sedang marah dan ngam­bek. Kalau ngambek selalu membuka peristiwa masa lalu. Kesalahan masa lalu diungkit. Apa nama penyakit ini, apa obatnya, dan apa sa­ran solusinya. Psikiater itu tersenyum mendengar istilah teriakan historis. ‘’Jumpakan isteri kalian, agar mereka saling melengkapi keahliannya berteriak sehingga memunculkan satu model teriakan baru,’’ kata psikiater. Sembuh­kan mereka? Tidak, karena psikiaternya ternyata baru sembuh…!

============================================================
============================================================
============================================================