Untitled-7PALEMBANG, Today – Perhelatan tur­namen Piala Presiden kini sudah me­masuki babak semi final. Dalam babak 4 besar ini, salah satu klub peserta men­galami kendala terkait lokasi pertandin­gan. Sriwijaya FC (SFC) yang memiliki home base di Stadion Gelora Sriwijaya, Jakabaring, Palembang, terganggu ka­but asap akibat kebakaran hutan.

Alternantif pun sudah dipikirkan pi­hak Sriwijaya serta Mahaka Sports and Entertainment sebagai penggagas tur­namen.

Stadion Manahan, Solo, dipilih men­jadi alternatif untuk gelaran leg kedua babak semi final Piala Presiden Minggu (11/10) mendatang.

Sebelumnya sempat ada opsi bagi SFC untuk menggelar partai kandang­nya di Stadion I Wayan Dipta Bali dan Stadion Si Jalak Harupat Bandung.

CEO Mahaka, Hasani Abdul Ghani, mengungkapkan bila pihaknya sudah menentukan tempat di Stadion Mana­han Solo.

Pihak SFC dikatakannya pula sudah menghubungi pihak Stadion Manahan untuk penyelenggaraan pertandingan leg kedua semi final antara Sriwijaya FC kontra Arema Cronus.

BACA JUGA :  Santan Bahaya Jika Dipanaskan? Simak Ini, Jangan Sembarangan Panaskan Makanan

“Saya kemarin sudah kirim orang ke Solo untuk booking tempat, ternyata se­belum kami kontak pihak Sriwijaya su­dah kontak, jadi dia (SFC) sudah milih di sana, kalau Palembang gagal sekarang tim (Sriwijaya FC) dari Malang tidak pu­lang ke Palembang,” tutur Hasani.

Hasani pun membeberkan progres dari turnamen sejauh ini berjalan lancar meski ada beberapa permasalahan teru­tama mengenai kepemimpinan wasit.

Kondisi demikian sudah diprediksi pihak Mahaka sebelumnya, jika turna­men bila memasuki babak 8 besar

akan banyak ujian dan semakin sen­git persaingannya.

“Progresnya mulus sampai sejauh ini. Ya masih ada riak-riak kecil lah, tapi ujiannya sebenarnya di babak 8 besar. Dari awal saya sudah perhitungkan uji­annya ada di sana. Ternyata ujian itu benar-benar terjadi,” ucap Hasani.

“Ada beberapa kasus kan, seperti Bonek FC, tapi setelah itu kita langsung evaluasi penyebabnya apa,” tambahnya.

Dikatakan Hasani bila permasalahan soal kepemimpinan wasit di Indonesia sudah membudaya. Banyak kesalahan-kesalahan yang disengaja atupun tidak yang merugikan beberapa pihak tim.

BACA JUGA :  Gangguan Mental Bisa Jadi Pemicu Susah Bangun Pagi, Benarkah?

Itu membuat terjadinya ketidakhar­monisan antara wasit dan klub. Kendati demikian Mahaka selalu mengevaluasi beberapa kritik dan permasalahan di setiap pertandingan. Solusinya, dimun­culkanlah peraturan pemilihan wasit oleh klub yang akan bertanding.

“Ya memang sudah menjadi turun-temurun antara klub dan wasit belum terjalin harmonis, jadi kan saya orang baru lah di sepak bola tapi apapun per­soalannya kita cari akar masalahnya, solusinya apa,” imbuhnya.

Oleh sebabnya Hasani berharap in­siden yang terjadi di babak 8 besar tidak terulang kembali saat babak semi final. Apa yang tidak diharapkan penyeleng­gara tidak terjadi kembali di semi final yang mulai memasuki leg kedua ini.

“Makanya pengalaman kejadian di 8 besar kita perbaiki di semifinal, mudah-mudahan apa yang kita harapkan bisa lancar,” tegasnya.

(Imam/net)

============================================================
============================================================
============================================================