Untitled-2Hampir seluruh tersangka perkara mark up pembelian lahan relokasi Pedagang Kaki Lima (PKL) di kawasan Jambu Dua, tutup mulut. Salah satu tersangka yang kini diam membisu adalah Irwan Gumelar (Camat Bogor Barat). Kabar berkembang seluruh tersangka diteror oknum agar kasus ini berhenti. Benarkah?

Oleh : RIZKY DEWANTARA
[email protected]

Mimik Irwan Gumelar nampak kusut saat awak media memo­por pertanyaan ter­kait penyelidikan ka­sus Jambu Dua yang menjeratnya.

Mantan Camat Tanahsareal itu, enggan berkomentar banyak saat ditanya soal kasus Jambu Dua. “Saya gak mau komentar masalah ini, jan­gan tanyakan ke saya, silahkan tanya kepada yang lebih berkompeten, dalam artian pihak lain. Saya gak be­rani komentar soal itu,” kata dia, saat ditemui seusai kegitan penanaman padi, di Kampung Cilubang Mekar Kelurahan Situ Gede, Bogor Barat, Kota Bogor, Senin (7/12/2015).

BACA JUGA :  Lauk Sehat Rendah Lemak dengan Ikan Kukus Asam Pedas

Irwan Gumelar menjelaskan, untuk proses pengadaan lahan di kawasan Jambu Dua merupakan pro­gram prioritas Walikota Bogor, Bima Arya Sugiarto. Pihaknya hanya seb­agai anggota tim yang bekerja ber­dasarkan surat keputusan (SK) Tim Pengadaan Tanah yang dikeluarkan oleh Sekdakot Bogor.

“Saya tidak mungkin tiba-tiba bikin sendiri tanpa adanya tim. Saya kerja kan, berdasarkan SK,” ungkapnya.

Terkait wacana pengajuan dirin­ya sebagai justice collaborator, Ir­wan Gumelar juga tidak mau banyak berkomentar. Pada intinya dirinya han­ya ingin fokus menghadapi kasus yang menimpanya dan menghormati proses hukum yang saat ini tengah ditangani oleh Kejaksaan Negeri (Kejari) Bogor.

BACA JUGA :  Rendang Ayam Kampung, Menu Lezat untuk Santapan Keluarga Tercinta

Sementara itu, Ketua DPD Kam­pak Jakarta, Macidy Pradhita, men­gatakan, pihaknya tetap meyakini ke­empat tersangka tersebut bukanlah dalang di balik kasus Jambu Dua itu.

“Saya sangat yakin bukan mereka dalangnya. Maka Kejari Bogor harus dapat pelaku utama pada kasus ini. Kan kasihan kalau dua pejabat Pem­kot Bogor hanya menjadi tumbal, se­cara logika mereka hanya bawahan yang menurut pada atasan,” kata dia. (*)

============================================================
============================================================
============================================================