Oleh: USTADZ LUKMAN APENDI, S.HI
DISAMPAIKAN DI MASJID BAITUR RAHIM
BUKIT KENCANA PONDOK GEDE
Ma’asyiral Muslimin RahimaÂkumullah,
Pada kesempatan yang mulia ini, di tempat yang mulia, dan di hari yang mulia ini, marilah kita selalu menjaga dan meningkatkan mutu keimanan dan kualitas ketÂakwaan kita kepada Allah dengan sebenar-benarnya, yaitu ketakÂwaan yang dibangun karena mengÂharap keridhaan Allah Subhanahu Wata’ala dan bukan keridhaan maÂnusia. Ketakwaan yang dilandasi karena ilmu yang bersumber dari al-Qur`an dan Sunnah Rasulullah, dan ketakwaan yang dibuktikan dengan amal perbuatan dengan cara menjalankan setiap perintah Allah dan Nabi-Nya karena mengÂharap rahmat Allah Subhanahu Wata’ala dan berusaha semaksiÂmal mungkin menjauhi dan meÂninggalkan setiap bentuk larangan Allah dan NabiNya karena takut terhadap azab dan siksa Allah SubÂhanahu Wata’ala.
Thalq bin Habib RahimahulÂlah seorang tabi’in, suatu ketika pernah menuturkan sebagaimana dinukil oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah di dalam fatawanya:
“Takwa adalah kamu mengaÂmalkan ketaatan kepada Allah berÂdasarkan cahaya dari Allah, kamu mengharapkan rahmat Allah, dan kamu meninggalkan maksiat keÂpada Allah berdasarkan cahaya dari Allah, serta kamu takut azab Allah.â€
Demikianlah seharusnya yang selalu ada dan tumbuh dalam benak dan hati setiap Muslim, seÂhingga akan membawa dampak dan bekas yang baik, melahirkan pribadi-pribadi yang istiqamah dan iltizam (konsisten) terhadap agamanya sehingga pada akhirnya akan membentuk keluarga dan koÂmunitas masyarakat yang senanÂtiasa berjalan di atas manhaj dan jalan yang lurus. Dengan demikiÂan, Allah Subhanahu Wata’ala akan memberikan kehidupan yang baik di dunia serta memberikan balasan pahala yang lebih baik dari apa yang telah diperbuat di akhirat kelak sebagaimana yang telah AlÂlah Subhanahu Wata’ala janjikan.
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah,
Satu minggu sudah bulan raÂmadhan, bulan yang penuh denÂgan ampunan, bulan penuh rahÂmat Allah telah meninggalkan kita semua. Bulan ramadhan insya AlÂlah akan kembali pada tahun yang akan datang. Tapi apakah kita bisa bertemu kembali dengan raÂmadhan yang akan datang? Tidak ada yang bisa memastikan karena kematian setiap manusia menjadi rahasia Allah. Dimana kita akan meninggal atau kapan kita meninÂggal semua menjadi rahasia Allah SWT. Tapi kita harus meyakini bahwa setiap yang bernafas pasti akan mengalami kematian.
Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungÂguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. BaÂrangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam syurga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memÂperdayakan.(QS. 3:185)
Hadirin sidang jum’at yang berbahagia,
Kita bermunajat kepada Allah semoga Ramadhan 1436 H menÂjadi wasilah ampunan Allah untuk dosa-dosa kita, hingga kita tidak termasuk dalam 3 golongan dari doa malaikat jibril yang diaminkÂan Rosululah SAW, sebagaimana hadits Rasululah SAW:
Dari Abu Hurairah rodhiyallahu’anhu, Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam menaiki mimbar keÂmudian bersabda: “Amin, Amin, Aminâ€. Kemudian dikatakan keÂpada beliau, “Wahai Rosulullah, Apa (maksud) yang kami dengar ini?. Kemudian beliau bersabda: “Jibril telah mengatakan kepadaÂku, “Hinalah seorang hamba yang mendapatkan kedua orang tuanya atau salah satunya (masih hdup) namun hal itu tidak membuatÂnya masuk surgaâ€. Aku berkata, “Aminâ€. Kemudian Jibril berkata, “Hinalah seorang hamba yang ia telah memasuki bulan Romadhon namun tidak membuat (dosanya) diampuni, kemudian aku berkata, “Aminâ€. Kemudian Jibril berkata, “Hinalah seseorang yang (namaÂmu) disebutkan padanya namun ia tidak mengucapkan sholawat, keÂmudian aku berkata, “Amin
Hadirin sidang jum’at yg berbahagia,
Yang pertama doa malaikat jibril yg diaminkan oleh rosul adalah:
Kemudian Jibril berkata, “HiÂnalah seorang hamba yang ia telah memasuki bulan Romadhon namun tidak membuat (dosanya) diampuÂni, kemudian aku berkata, “Aminâ€
Birrul Walidain merupakan kebaikan-kebaikan yang diperseÂmbahkan oleh seorang anak kepaÂda kedua orang tuanya, kebaikan tersebut mencakup dzahiran wa batinan dan hal tersebut didorong oleh nilai-nilai fitrah manusia. Wajibatul walid (kewajiban orang tua) ialah orang tua berkewajiban mempersiapkan anak-anaknya agar berbakti kepadanya. Sabda Rasulullah “Allah merahmati orang tua yang menolong anaknya untuk bisa berbakti kepadanyaâ€.
Keutaman dari Birrul Walidain diantaranya adalah Ahabul ‘amali illalahi ta’ala (amal yang paling diÂcintai disisi Allah SWT).
Sebagaimana dalam hadist yang diriwayatkan oleh Abdir RahÂman Abdillah Ibni Mas’ud ra
“Aku pernah bertanya kepada Nabi SAW amal apa yang paling di cintai disisi Allah?†Rasulullah berÂsabda “ Shalat tepat pada waktuÂnyaâ€. Kemudian aku tanya lagi “Apa lagi selain itu?†bersabda Rasulullah “Berbakti kepada kedua orang tua†Aku tanya lagi “ Apa lagi ?â€. Jawab Rasulullah “ Jihad dijalan Allahâ€. Ini berarti diantara 2 amal yang paling dicintai Shalat tepat waktu dan jihad fisabilillah tidak berarti jika durhaka kepada orang tua. Ini dikisahkan bahwa Rasulullah perÂnah menolak salah seorang sahabat untuk berjihad dijalan Allah karena belum mendapat ridha orang tua. Akhirnya Rasulullah memperintahÂkan sahabat tsb untuk segera pulang memperbaiki hubungan dengan kedua orang tuanya. Maka merugiÂlah seorang anak yang apabila kedÂua orang tuanya tidak menjdikan dirinya masuk surga Allah SWT.
Hadirin sidang jum’at yg berbahagia
Yang kedua doa dari malaikat jibril yg diaminkan rosulullah saw adalah: Kemudian Jibril berkata, “HiÂnalah seorang hamba yang ia telah memasuki bulan Romadhon namun tidak membuat (dosanya) diampuni, kemudian aku berkata, “Aminâ€
Bulan ramadhan adalah bulan magfirah,dimana setiap dosa allah ampuni, setiap kebaikan Allah lipat gandakan pahalanya,setiap doa AlÂlah kabulkan. Maka merugi seorang hamba apabila ia diberi kesempaÂtan Allah umur sampai bulan raÂmadhan tapi ia tidak memaksimalÂkan ramadhannya jadi wasilahnya meraih ampunan Allah. Karena ia mengganggap bulan ramadhan sama seperti bulan-bulan biasanÂnya (diluar bulan ramadhan). Maka sepatutnya nilai-nilai ramadhan haÂrus selalu kita bawa sampai malaiÂkat mau menjemputkan.
Hadirin jamaah jum’at yg berÂbahagia..
Yang pertama dari nilai-nilai ramadhan adalah bulan ramadÂhan mentarbiyah kita agar memÂpunyai rasa takut pada Allah SWT dan perasaan senantiasa selalu diawasi-Nya baik dalam keadaan sunyi sendiri, atau di hadapan banyak orang, dan puasa menÂjadikannya orang yang mampu memelihara dirinya dan menjaga kesucian jiwanya jauh dari apa-apa yang diharamkan Allah subhaÂnahu wa ta’ala, dan demikian juga rahasia puasa adalah membenÂtuk sifat taqwa dan taqwa adalah buah dan hasil dari pendidikan Ramadhan yang mempersiapkan diri orang yang berpuasa untuk tunduk dan patuh kepada aturan Allah subhanahu wa ta’ala dengan meninggalkan nafsu syahwatnya yang dibolehkan seperti makan, minum, dan berhubungan suami istri tapi dia tahan ketika puasa untuk melaksanakan perintah AlÂlah subhanahu wa ta’ala dan ikhlas mengharap pahala di sisi-Nya dan inilah semua rahasia, dan ruhnya dan hikmahnya yang mulia dari puasa Ramadhan.
Sebagaimana firman Allah dalam hadits qudsi:
“Setiap amalan bani Adam (manusia) untuk dirinya sendiri keÂcuali puasa, sesungguhnya puasa itu untuk–Ku dan Akulah yang akan memberi balasan dengannya, dia meninggalkan makanannya dan minumannya dan syahwatnya unÂtuk–Kuâ€. .. perasaan tunduk kepada perintah–Nya dan hukum–Nya, ituÂlah tujuan beribadah yang paling tinggi dan sasaran ibadah yang paling agung, bahkan hal tersebut adalah asas atau pokok yang terÂpusat atasnya hikmah penciptaan manusia.
Allah SWT berfirman yang artiÂnya: “dan kita disuruh agar menyÂerahkan diri kepada Tuhan semesÂta alam.†(QS. Al–An’am: 71)
Hadirin sidang jum’at yg berbahagia
Yang kedua dari nilai-nilai raÂmadhan ialah bulan ramadhan mentarbiyah kita agar mampu mempunyai kepedulian,kepekaan sosial dan dan ikut serta merasakan penderitaan saudara-saudara kita yang serba kekurangan, dimana saat shaum kita merasakan menaÂhan lapar dan haus, mulai dari fajar hingga tiba saat berbuka shaum.
Tentunya kita teringat bagaimana mereka saudara-sudara kita, hanya untuk sekedar sesuap nasi saja mereka terkadang tidak ada kepastian harus makan dengan apa bahkan situasi demikian kerap dialaminya setiap hari.
Dengan situasi demikian diÂharapkan orang yang shaum, dapat melahirkan sifat tolong-meÂnolong “Wa Awani ala al birri wa al Taqwa†kepekaan terhadap saudaÂra-saudara kita, khususnya terhaÂdap mereka yang kurang mampu, baik secara ekonomi,pendidikan dan berbagai kekurangan lainnya.
Terlebih kepada anak yatim piatu dan fakir miskin.Sehingga demikian kita terhidar dari golonÂgan orang-orang yang disebut dalam Al Quran sebagai orang yang mendustakan agama.
Allah Subhanahu wa Ta’ala Berfirman :
“Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama?Itulah orang yang menghardik anak yatim dan tiÂdak menganjurkan memberi makan orang miskin.â€(Q.S. Al Ma’un : 1-3).
Makna yang terkandung dalam kitab suci Al Qur’an diatas, Bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala memÂperingatkan kita, bahwa ciri-ciri orang yang mendustakan agama ada dua golongan.Golongan perÂtama adalah “Orang yang mengÂhardik anak yatimâ€,termasuk diÂdalamnya menelantarkan,tidak menyantuni,tidak peduli, dengan mereka dan golongan kedua yaitu “Tidak menganjurkan memberi makan orang miskinâ€.
Melalui shaum ramadhan taÂhun ini, kita tumbuhkan sikap akhlaq yang mulia berlomba-lomba bersedekah, karena sangat terbuka lebar kesempatan untuk saling berbagi dan menebar amal kebaikan, kepada saudara-saudaÂra kita khusunya yatim piatu dan kaum fakir miskin
Hadirin sidang jum’at yg berbahagia
Yang ketiga dari nilai-nilai ramadhan yg harus kita bawa sampai kita mati adalah selalu memakmurkan masjid selama buÂlan Ramadhan masjid kita ramai dengan jama’ah. Kondisi seperti ini mari kita pertahankan, bahÂkan terus ditingkatkan. Jika saat ini masjid kita dipenuhi dua shaf, mari kita tingkatkan menjadi tiga, empat, sampai lima shaf. JadiÂkan diri kita sebagai orang setiap harinya mundar mandir dari masÂjid ke mesjid.
Rasulullah SAW bersabda :
“Jika kamu melihat orang yang terbiasa ke masjid, maka saksikan bahwa dia benar–benar beriman.†(HR. Tirmidzi)
Masjid tidak dapat dipisahkan dari kehidupan muslim. Jika sekali atau dua kali seseorang tidak mendatangi shalat berjamaah, maka saudara-saudaranya memÂpertanyakan dan mencarinya. Jika terbukti sakit, mereka menjenÂguknya. Jika sibuk, mereka memÂbantunya. Jika bepergian, mereka mendoakan dan ikut menjaga keÂluarga yang ditinggalkan. Dan jika lupa, mereka mengingatkannya.
Masjid bagi orang yang beriÂman adalah taman surga. Maka, siapa yang mendatangi masjid, beÂrarti ia hadir ke taman surga. “RaÂsulullah SAW bersabda : Jika kamu sekalian melewati taman-taman surga, maka kata beliau, HendaÂklah kalian masuk untuk berseÂnang-senang (rihlah) di taman-taman surga itu. Ya Rasulallah, Para sahabat bertanya, Apakah yang dimaksud dengan taman-taman surga itu : Rasulullah SAW menjawab, Yaitu, masjid-masjid.†(HR. Imam At-Tirmidzi dari Abu Hurairah).
Dan rosululahpun bersabda :
Ada tujuh golongan orang yang akan dinaungi Allah yang pada hari itu tidak ada naungan kecuali dari Allah: …seseorang yang hatinya seÂlalu terpaut dengan masjid ketika ia keluar hingga kembali kepadanya (HR. Bukhari dan Muslim).
Apabila hati seseorang telah memiliki rasa cinta dan terpaut kepada masjid, tidak hanya akan membuat ia betah jika berada di dalam masjid, tapi juga pembiÂnaan yang didapat dari masjid akan memberikan pengaruh yang sangat positif terhadap seluruh akÂtivitasnya di luar masjid.
Hadirin sidang jum’at yg berbahagia
Doa yang ketiga dari malaikat jibril yg diaminkan oleh nabi muÂhammad adalah
Kemudian Jibril berkata, “HiÂnalah seseorang yang (namamu) disebutkan padanya namun ia tiÂdak mengucapkan sholawat, kemuÂdian aku berkata, “Amin
Kenapa kita harus bershoilaÂwat kepada nabi yaitu agar umat Islam seluruhnya menaruh rasa hormat kepada beliau. Sebab beliau adalah pilihan-Nya untuk menjadi Nabi terakhir dan penutÂup para Nabi, yang membebaskan manusia dari kehidupan jahiliyah. Atas perjuangan beliau, umat maÂnusia bisa dihantarkan ke alam yang terang benderang. Beliaulah yang mengantarkan umat manuÂsia dari kehidupan hewani menÂjadi kehidupan yang manusiawi. Jika tidak ada beliau, entah kebeÂjatan moral apa yang dilakukan oleh umat manusia.
Oleh sebab itu, sebagai orang yang tahu diri, umat manusia sanÂgat wajib untuk mensyukuri jasa beliau. Untuk mengabadikan rasa syukur dan jasa beliau inilah maka ‘shalawat serta salam’ dijadikan seÂbagai salah satu rukun dzikri, yaitu suatu bacaan rukun bagi umatnya setiap mengerjakan shalat.
Dimasyarakat modern inipun kita melihat mereka mempunyai cara tersendiri untuk mengenang jasa orang yang menurut mereka pahlawan, contohnya membuat patungnya, gambarnya, atau sepÂerti para pahlawan Indonesia yang wajah mereka diabadikan dalam uang kertas. Sedangkan AlÂlah memberi petunjuk kepada kita untuk mengenang jasa Nabi teraÂkhir pahlawan terbesar dan terpuji umat manusia dengan mengucapÂkan shalawat kepada beliau Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Seandainya Allah tidak memberikan contoh dan petunÂjuk tentang tata cara mensyukuri karunia-Nya yang telah diberikan melalui baginda Nabi, tentu akan terjadi bermacam-macam cara dalam mensyukuri nikmat terseÂbut. Misalnya, dengan memberiÂkan sesajian, tumbal, korban heÂwan dan lain-lain menurut selera dan keinginan masing-masing dan akhirnya mengarah pada pengÂkhultusan kemusyrikan.
Oleh karena Allah memberiÂkan petunjuk Al Qur’an dalam hal etika menghormati manusia pilihan-Nya itu, maka umat Islam mematuhi perintah tersebut agar tidak terjadi kekacauan dalam beribadah kepada-Nya. Fungsi shalawatpun tertera dalam salah satu hadits disebutkan sebagai berikut:
“Dari Anas bin Malik ra, ia berÂkata: telah bersabda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.: “Barangsiapa yang bershalawat kepadaku satu kali saja, niscaya Allah akan memberikan sepuluh kesejahteraan kepadanya dan diÂhapuskan darinya sepuluh kesalaÂhan dan diangkat baginya sepuluh derajat.†(HR. Bukhari, Nasa’i, Ibnu Hibban dan Hakim).
Atas dasar hadits di atas, maka umat Islam di manapun berada selalu membacakan shalawat keÂpada Rasulullah setiap waktu shalat maupun setiap kali mendengar namanya disebut. Sebab dengan membacakan satu kali shalawat keÂpada Rasulullah, maka balasannya adalah mendapat sepuluh kebaikan dan dihapuskan sepuluh keburuÂkan. Nah, siapa yang tidak mau mendapat pahala sebanyak itu?
Dengan demikian, keberadaan Nabi Muhammad sebagai utusan Allah sungguh membawa berkah dan rahmat bagi umatnya. Sebab dengan bershalawat kepadanya satu kali saja, akan memperoleh pahala sepuluh kebaikan dan menghilangkan sepuluh keburuÂkan. Subhanallah, sungguh berunÂtung menjadi pengikut beliau
Akhirnya semoga kita semua tidak termasuk salah satu dari tiga golongan yg didoakan malaikat jibril dan kita semua bisa memeÂlihara nilai-nilai ramdahan dalam kehidupan kita sampai malaikat maut menjemput kita. Amin. (*)