Persikabo-(5)SANKSI FIFA terhadap sepak bola Indonesia membuat Menpora menggelar pertemuan dengan PSSI

Oleh : Adilla Prasetyo Wibowo
[email protected]

Tim Transisi menggelar jumpa pers di Ruang Media Center Kemenpora. Hadir dalam acara ini anggota Tim Transisi, Saut Sirait, Ketua Umum PSSI periode 2011-2015, Djohar Arifin, Deputi III Bidang Pembudayaan Olahraga Faisal Abdullah, dan anggota Tim Transisi Lodewi­jk Freidrich Paulus.

“Intinya dari Tim Transisi adalah men­jamin kompetisi tak mati. Kaitannya, tur­namen-turnamen dalam waktu dekat akan digelar seperti Panglima Cup, Piala Ke­merdekaan, di daerah-daerah ada Kapolda Cup, Pangdam Cup, Gubernur Cup,” kata Saut Sirait.

Dia menambahkan selain turnamen level senior, pada awal tahun ajaran baru pihaknya ingin menggagas turnamen-turnamen di usia dini. “Ini akan dikemas agar terekspose den­gan baik oleh wartawan,” tutur Saut lagi.

Senada dengan Saut, Djohar Arifin Husin mengungkapkan alasan kedatangannya. Ia juga mengupayakan agar kompetisi tetap berjalan. “Saya ingin kegiatan sepak bola di Indonesia tidak berhenti. Kami akan fokus pada pembinaan usia muda, kursus-kursus kepelatihan, dan juga kompetisi tetap berja­lan,” kata Djohar.

Pada kesempatan lain Faisal Abdullah menjelaskan soal belum adanya penyelesa­ian masalah sanksi FIFA yang masih mem­bebani sepak bola Indonesia. “Banyak yang dibahas seperti sanksi FIFA, tapi masalahnya FIFA sedang mengalami masalah dan kita be­lum bisa berkomunikasi dengan baik karena hal itu,” kata Faisal.

BACA JUGA :  Simak Daftar Pebulu Tangkis Indonesia di Thomas Cup dan Uber Cup 2024

Menpora dan PSSI memang harus berte­mu secepatnya karena efek sanksi FIFA mu­lai dirasakan pelaku sepak bola Indonesia. Timnas Indonesia dilarang tampil diberbagai kejuaraan. PSSI menyatakan Timnas Futsal Indonesia gagal bertanding di kejuaraan AFF Futsal Championship 2015 karena sepak bola Indonesia yang dijatuhi sanksi FIFA sejak 30 Mei lalu.

Sebelumnya, Timnas Indonesia U-16 dan U-19 resmi dibubarkan akibat adanya sanksi FIFA yang dijatuhkan kepada Indonesia. Timnas Indonesia juga tidak bisa mengikuti Kualifikasi Piala Dunia 2018, yang mulai dige­lar 11 Juni lalu.

Sementara itu, Menteri Pemuda dan Olahraga, Imam Nahrawi, belum berencana mencabut surat keputusan (SK) pembekuan PSSI, meskipun sepak bola Indonesia diberi sanksi FIFA. Ia menunggu Kongres Luar Bi­asa FIFA yang akan digelar Desember 2015.

Dikutip dari Detik, Selasa (23/6/2015), Menpora telah mengundang PSSI yang di­wakili oleh Djohar Arifin, bukan La Nyalla sebagai bentuk menjalankan amanah DPR yang meminta agar segera dilakukannya pe­nyelesaian sanksi FIFA dan membahas soal kompetisi.

BACA JUGA :  Kemenangan Timnas Indonesia jadi Modal Penentu Kontra Jordania

Setelah pertemuan yang berlangsung se­lama sekitar empat jam mulai pukul 14.00 WIB tersebut, Menpora mengisyaratkan be­lum memiliki rencana mencabut SK pem­bekuan tertanggal 17 April 2015. Imam ingin menunggu sampai FIFA-yang se­dang dihantam skandal korupsi-lebih dulu menyelesaikan urusannya.

“Pembekuan dicabut sampai FIFA sele­sai kongres. FIFA sendiri masih sibuk den­gan persoalan sendiri. Makanya kita tunggu dulu. FIFA harus membersihkan diri dulu dan katanya mau ke sini, jadi tunggu saja,” ujar Imam.

Mengenai kehadiran Djohar sebagai pen­gurus lama PSSI dan bukannya La Nyalla Mattalitti, sebagai Ketua Umum PSSI saat ini, yang menghadiri pertemuan tersebut, Men­pora juga memberikan penjelasannya. “Itu sudah sesuai aspek legal. Siapa yang tidak diakui sudah jelas. Kami undang PSSI tapi yang datang seperti itu,” tambah Imam.

Imam Nahrawi juga menepis apabila ada anggapan dirinya menolak untuk bertemu Ketua Umum PSSI La Nyalla Mattalitti. “Siapa bilang saya tidak mau bertemu La Nyalla. Saya membuka pintu untuk berkomunikasi dengan siapa saja,” ujar Menpora.

============================================================
============================================================
============================================================