AKSI AROGAN Serda Yoyok Hadi, anggota Yon Intel Kostrad TNI AD, yang menembak seorang tukang ojek, Japra, hingga tewas di Jl Mayor Oking, Cibinong, disikapi serius oleh Korps Angkatan Darat (AD). TNI AD secara resmi meminta maaf atas hal yang dilakukan anggota Yon Intel Kostrad tersebut.
YUSKA APITYA AJI ISWANTO
[email protected]
Kami menyampaikan beÂlasungkawa mendalam, atas nama pimpinan TNI AD, atas terjadinya peristiwa ini. Kami menÂdoakan keluarga yang ditinggalkan semoga diberi ketabahan,†kata Kadispen TNI AD Brigjen Sabrar FaÂdhillah dalam jumpa pers di Mabes TNI AD, Jl Kwini, Jakarta Pusat, Rabu (3/11/2015).
“Kami atas nama pimpinan TNI AD menyampaikan permohonan maaf atas terjadinya peristwa ini,†sambungnya.
Fadhilah menuturkan bahwa saat ini proses pemeriksaan kepada Serda Yoyok masih berlangsung dan tidak akan ditutupi. TNI AD juga menjadikan ulah Serda Yoyok ini sebagai bahan evaluasi. “Pimpinan TNI AD berharap ini tidak terulang di kemudian hari. Ini jadi bahan evaluÂasi untuk perbaikan,†ucapnya.
Ke depan, TNI AD akan meninÂgkatkan pembinaan kepada para prajurit termasuk pemeriksaan yang lebih teliti dalam semua aspek. FaÂdhilah menuturkan bahwa kejadian ini juga berdampak pada internal TNI AD sendiri. “Concern pimpinan adalah mengedepankan kebersaÂmaan, bahwa kita mencintai rakyat. Ini melukai kami, melukai perasaan kita,†ujar Fadhilah.
Yoyok Intel Sukses
Pelaku penembakan terhadap pemotor di Cibinong, Serda Yoyok Hadi dikenal sebagai sosok yang penÂdiam. Ia diketahui juga mengadopsi seorang anak perempuan. “Dia itu anaknya pendiam, jarang bicara, paling senyum-senyum kalau diajak ngobrol. Nggak banyak tingkah,†unÂgkap Komandan Yon Intel Kostrad Mayor Inf Deni Eka di rumah korÂban, RT 04/02, Kelurahan Cirimekar, Cibinong, Rabu (4/11/2015).
Bertugas sebagai pejabat Baintel Yon Intel Kostrad sejak tahun 2005, Serda Yoyok merupakan lulusan Tamtama tahun 2000 dan akhirnya mengikuti sekolah bintara. Ia dan sang istri tinggal di asrama prajurit di Markas Kostrad di Cilodong. “AnaknÂya baru 1 masih kecil umur 2,5 taÂhun, peremÂpuan dan itu anak adopsi Yoyok. Dia asli Lombok tapi lama di Jawa Timur. Bahasa Jatim nya bagus sekali,†kata Deni.
S e m p a t bertugas di Brigif III KoÂstrad/MakasÂsar, Yoyok selama ini disebut Deni cukup bagus dalam bertugas. Misi operasinya selalu membuahkan hasil. “Bagus selama ini. Pelaksanaan operasi selama di Yon Intel dan pernah juga di Papua dia berhasil. Sejauh ini tidak ada masalah,†Deni menjelaskan.
Sebagai komandan dari Serda Yoyok, Deni tidak melihat ada yang ganjil dari perilaku pria berusia 35 tahun itu. Selama bertugas di Yon Intel Kostrad, kualifikasi Deni cukup mumpuni. “Dia mengerti wilayah Bogor makanya ditugasin di sini. Nggak ada membakang, pendiam orangnya. Selama ini Yoyok dalam menjalankan tugasnya sehari-hari tidak ada masalah,†tutur Deni.
Mengenai penggunaan senjata, Serda Yoyok pun disebut sudah meÂmenuhi syarat. Sebab untuk dapat memegang senjata pada saat misi tugas, seorang prajurit harus meÂmiliki kualifikasi dan yang paling penting adalah lulus tes psikologi. “Prosesnya lama termasuk tes-tes, lalu ada dari pemantauan sehari-haÂri dari satuan. Kalau psikologi orang intel sudah teruji sebenarnya. Tes psikologi berkala ada,†ucap Deni.
“Kalau dari pemantauan sehari-hari dari para perwira memenuhi syarat untuk memegang senjata, maka dia akan diperkenankan memÂbawa. Yoyok sudah memenuhi syarat itu,†lanjut dia.
Serda Yoyok kini sudah ditaÂhan dan kasusnya diselidiki di DenÂpom Bogor. Masih belum diketahui bagaimana kondisi psikologi Yoyok saat kejadian hingga menewaskan Japra dengan luka tembak di dahi. Proses pemeriksaan masih terus diÂlakukan dan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo sudah mengeÂluarkan perintah pemecatan untuk Yoyok di luar hukuman pidana. “Sekarang dalam proses penyelidiÂkan dan penyidikan. Saksi yang diÂduga mengetahui kejadian di TKP sudah banyak diperiksa. Barang bukti sudah diamankan, selanjutnya menunggu hasil visum,†terang DanÂdenpom Bogor Letkol CPM Andi Sukawati dalam pesan singkatnya, Rabu (4/11).
Terpisah, Kepala Staf AngkaÂtan Darat (KSAD) Jenderal TNI MuÂlyono mengingatkan prajurit TNI, khususnya di jajaran Kodam XVII/ Cenderawasih agar hati-hati mengÂgunakan senjata. Dia menegaskan, senjata fungsinya untuk melindungi rakyat. “Saya selalu mengingatkan prajurit saya. Jangan terlalu mudah menggunakan senjata, karena senÂjata itu melindungi rakyat bukan menembak rakyat,†kata Mulyono usai melakukan kunjungan kerja di Wamena dan Kodam XVII/CenderaÂwasih, Rabu (4/11/2015).
Pernyataan Mulyono itu sangat penting. Apalagi tengah ramai kasus Anggota Yon Intel Kostrad Serda Yoyok Hadi yang menembak pemoÂtor di Cibinong hingga tewas.
Menurutnya, semua permasalaÂhan yang terjadi bisa dikomuniÂkasikan demi keamanan dan kenyÂamanan bagi masyarakat dan juga kepada satuan masing-masing. Sebab jika tidak, maka akan terjadi kesalaÂhanpahaman, emosional, tidak bisa menahan diri. “Prajurit TNI di lapaÂngan tak boleh berpisah dengan rakyat. Harus membantu apa yang menjadi kesulitan rakyat, tapi TNI juga akan kuat jika jika bersama denÂgan rakyat. Itulah program-program yang harus implementasikan di lapangan dan harus berperan aktif dalam rangka membantu kesulitan masyarakat,†ucapnya.
“Kemudian saya juga sampaikan kepada prajurit saya untuk mendeÂteksi dini yang menyebabkan terÂjadinya konflik antar suku yang ada di sini, supaya tak terjadi dan kita yakini bahwa kita bersatu maka, inÂsya Allah tidak akan terjadi,†samÂbungnya menegaskan. KSAD mengaÂjak masyarakat yang berbeda paham dengan NKRI untuk turun bersama-sama membangun daerah. “Kami tak ingin berperang dengan saudara-saudara kita yang berseberangan, kita selalu menyampaikan kepada keluarganya mari menjalin kehiduÂpan secara bersama-sama,†katanya. Menurutnya, salah satu yang mengÂhambat pembangunan dan pereÂkonomian rakyat, karena situasi keamanan yang tak kondusif. “Mari kembali bersama-sama membangun daerahnya,†imbuhnya.
Pada kesempatan itu, Mulyono juga memastikan akan memperhaÂtikan kesejahteraan prajurit TNI di jajaran Kodam XVII/Cenderawasih, mengingat tingginya harga bahan makanan di setiap daerah. Dia telah mendengar langsung keluhan para prajurit TNI dalam kunjungan KerÂjanya di kesatuan Yonif 756/WMS Jayawijaya dan Kodam XVII/CendÂerawasih.
Selain kesejahteraan, KSAD berÂjanji akan memperhatikan tempat tinggal prajurit karena sebagian besar tempat prajurit TNI masih minim. “Ini kenyataan yang terjadi, sehingga ini menjadi PR bagi saya untuk memperjuangkan apa yang menjadi keinginan prajurit,†tukasnÂya. (/net)