Untitled-19AKSI AROGAN Serda Yoyok Hadi, anggota Yon Intel Kostrad TNI AD, yang menembak seorang tukang ojek, Japra, hingga tewas di Jl Mayor Oking, Cibinong, disikapi serius oleh Korps Angkatan Darat (AD). TNI AD secara resmi meminta maaf atas hal yang dilakukan anggota Yon Intel Kostrad tersebut.

YUSKA APITYA AJI ISWANTO
[email protected]

Kami menyampaikan be­lasungkawa mendalam, atas nama pimpinan TNI AD, atas terjadinya peristiwa ini. Kami men­doakan keluarga yang ditinggalkan semoga diberi ketabahan,” kata Kadispen TNI AD Brigjen Sabrar Fa­dhillah dalam jumpa pers di Mabes TNI AD, Jl Kwini, Jakarta Pusat, Rabu (3/11/2015).

“Kami atas nama pimpinan TNI AD menyampaikan permohonan maaf atas terjadinya peristwa ini,” sambungnya.

Fadhilah menuturkan bahwa saat ini proses pemeriksaan kepada Serda Yoyok masih berlangsung dan tidak akan ditutupi. TNI AD juga menjadikan ulah Serda Yoyok ini sebagai bahan evaluasi. “Pimpinan TNI AD berharap ini tidak terulang di kemudian hari. Ini jadi bahan evalu­asi untuk perbaikan,” ucapnya.

Ke depan, TNI AD akan menin­gkatkan pembinaan kepada para prajurit termasuk pemeriksaan yang lebih teliti dalam semua aspek. Fa­dhilah menuturkan bahwa kejadian ini juga berdampak pada internal TNI AD sendiri. “Concern pimpinan adalah mengedepankan kebersa­maan, bahwa kita mencintai rakyat. Ini melukai kami, melukai perasaan kita,” ujar Fadhilah.

Yoyok Intel Sukses

Pelaku penembakan terhadap pemotor di Cibinong, Serda Yoyok Hadi dikenal sebagai sosok yang pen­diam. Ia diketahui juga mengadopsi seorang anak perempuan. “Dia itu anaknya pendiam, jarang bicara, paling senyum-senyum kalau diajak ngobrol. Nggak banyak tingkah,” un­gkap Komandan Yon Intel Kostrad Mayor Inf Deni Eka di rumah kor­ban, RT 04/02, Kelurahan Cirimekar, Cibinong, Rabu (4/11/2015).

Bertugas sebagai pejabat Baintel Yon Intel Kostrad sejak tahun 2005, Serda Yoyok merupakan lulusan Tamtama tahun 2000 dan akhirnya mengikuti sekolah bintara. Ia dan sang istri tinggal di asrama prajurit di Markas Kostrad di Cilodong. “Anakn­ya baru 1 masih kecil umur 2,5 ta­hun, perem­puan dan itu anak adopsi Yoyok. Dia asli Lombok tapi lama di Jawa Timur. Bahasa Jatim nya bagus sekali,” kata Deni.

BACA JUGA :  Penemuan Mayat Lansia Terlungkap Gegerkan Warga Kota Padang

S e m p a t bertugas di Brigif III Ko­strad/Makas­sar, Yoyok selama ini disebut Deni cukup bagus dalam bertugas. Misi operasinya selalu membuahkan hasil. “Bagus selama ini. Pelaksanaan operasi selama di Yon Intel dan pernah juga di Papua dia berhasil. Sejauh ini tidak ada masalah,” Deni menjelaskan.

Sebagai komandan dari Serda Yoyok, Deni tidak melihat ada yang ganjil dari perilaku pria berusia 35 tahun itu. Selama bertugas di Yon Intel Kostrad, kualifikasi Deni cukup mumpuni. “Dia mengerti wilayah Bogor makanya ditugasin di sini. Nggak ada membakang, pendiam orangnya. Selama ini Yoyok dalam menjalankan tugasnya sehari-hari tidak ada masalah,” tutur Deni.

Mengenai penggunaan senjata, Serda Yoyok pun disebut sudah me­menuhi syarat. Sebab untuk dapat memegang senjata pada saat misi tugas, seorang prajurit harus me­miliki kualifikasi dan yang paling penting adalah lulus tes psikologi. “Prosesnya lama termasuk tes-tes, lalu ada dari pemantauan sehari-ha­ri dari satuan. Kalau psikologi orang intel sudah teruji sebenarnya. Tes psikologi berkala ada,” ucap Deni.

“Kalau dari pemantauan sehari-hari dari para perwira memenuhi syarat untuk memegang senjata, maka dia akan diperkenankan mem­bawa. Yoyok sudah memenuhi syarat itu,” lanjut dia.

Serda Yoyok kini sudah dita­han dan kasusnya diselidiki di Den­pom Bogor. Masih belum diketahui bagaimana kondisi psikologi Yoyok saat kejadian hingga menewaskan Japra dengan luka tembak di dahi. Proses pemeriksaan masih terus di­lakukan dan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo sudah menge­luarkan perintah pemecatan untuk Yoyok di luar hukuman pidana. “Sekarang dalam proses penyelidi­kan dan penyidikan. Saksi yang di­duga mengetahui kejadian di TKP sudah banyak diperiksa. Barang bukti sudah diamankan, selanjutnya menunggu hasil visum,” terang Dan­denpom Bogor Letkol CPM Andi Sukawati dalam pesan singkatnya, Rabu (4/11).

Terpisah, Kepala Staf Angka­tan Darat (KSAD) Jenderal TNI Mu­lyono mengingatkan prajurit TNI, khususnya di jajaran Kodam XVII/ Cenderawasih agar hati-hati meng­gunakan senjata. Dia menegaskan, senjata fungsinya untuk melindungi rakyat. “Saya selalu mengingatkan prajurit saya. Jangan terlalu mudah menggunakan senjata, karena sen­jata itu melindungi rakyat bukan menembak rakyat,” kata Mulyono usai melakukan kunjungan kerja di Wamena dan Kodam XVII/Cendera­wasih, Rabu (4/11/2015).

BACA JUGA :  Kecelakaan Maut, Pelajar SMA di Brebes Tewas usai Terlindas Dump Truk

Pernyataan Mulyono itu sangat penting. Apalagi tengah ramai kasus Anggota Yon Intel Kostrad Serda Yoyok Hadi yang menembak pemo­tor di Cibinong hingga tewas.

Menurutnya, semua permasala­han yang terjadi bisa dikomuni­kasikan demi keamanan dan keny­amanan bagi masyarakat dan juga kepada satuan masing-masing. Sebab jika tidak, maka akan terjadi kesala­hanpahaman, emosional, tidak bisa menahan diri. “Prajurit TNI di lapa­ngan tak boleh berpisah dengan rakyat. Harus membantu apa yang menjadi kesulitan rakyat, tapi TNI juga akan kuat jika jika bersama den­gan rakyat. Itulah program-program yang harus implementasikan di lapangan dan harus berperan aktif dalam rangka membantu kesulitan masyarakat,” ucapnya.

“Kemudian saya juga sampaikan kepada prajurit saya untuk mende­teksi dini yang menyebabkan ter­jadinya konflik antar suku yang ada di sini, supaya tak terjadi dan kita yakini bahwa kita bersatu maka, in­sya Allah tidak akan terjadi,” sam­bungnya menegaskan. KSAD menga­jak masyarakat yang berbeda paham dengan NKRI untuk turun bersama-sama membangun daerah. “Kami tak ingin berperang dengan saudara-saudara kita yang berseberangan, kita selalu menyampaikan kepada keluarganya mari menjalin kehidu­pan secara bersama-sama,” katanya. Menurutnya, salah satu yang meng­hambat pembangunan dan pere­konomian rakyat, karena situasi keamanan yang tak kondusif. “Mari kembali bersama-sama membangun daerahnya,” imbuhnya.

Pada kesempatan itu, Mulyono juga memastikan akan memperha­tikan kesejahteraan prajurit TNI di jajaran Kodam XVII/Cenderawasih, mengingat tingginya harga bahan makanan di setiap daerah. Dia telah mendengar langsung keluhan para prajurit TNI dalam kunjungan Ker­janya di kesatuan Yonif 756/WMS Jayawijaya dan Kodam XVII/Cend­erawasih.

Selain kesejahteraan, KSAD ber­janji akan memperhatikan tempat tinggal prajurit karena sebagian besar tempat prajurit TNI masih minim. “Ini kenyataan yang terjadi, sehingga ini menjadi PR bagi saya untuk memperjuangkan apa yang menjadi keinginan prajurit,” tukasn­ya. (/net)

============================================================
============================================================
============================================================