JAKARTA, TODAY — Pabrikan otomotif asal Jepang, Toyota, berkomitmen akan terus berinvestasi di Indonesia. Tahun ini, Toyota berencana menanamkan modal Rp 5,4 triliun ke IndoÂnesia.
“Toyota serius berbisnis di IndoÂnesia, tahun ini saja akan berinvestasi Rp 5,4 triliun, setelah tahun 2015 menanam modal Rp 5 triliun,†kata Menteri Perindustrian, Saleh Husin, usai bertemu dengan Executive Vice President Toyota Motor Corporation (TMC), Seiichi Sudo di NaÂgoya, Jepang, Kamis
(18/2/2016). Hingga 2014, prinsipal asal Negeri Sakura itu telah merealisasiÂkan penanaman modal di Indonesia Rp 40 triliun. Saat ini, perusahaan tengah merampungkan pabrik meÂsin (engine plant) di Karawang.
Saleh juga mengapresiasi kepercayaan Toyota, yang terus menerus berinvestasi di Indonesia dan telah menjadikan Indonesia sebagai salah satu tujuan investasi dan basis produksi mobil Toyota hingga saat ini. “Saya juga mengaÂjak TMC agar tidak tanggung-tangÂgung di Indonesia, maka saya minta Toyota dan mitranya di Jepang unÂtuk terus meningkatkan investasi di sektor otomotif terutama bahan baku dan komponen, dan mulai secara bertahap melakukan kegÂiatan R&D di Indonesia untuk lebih memperkuat struktur industri otoÂmotif Jepang yang ada di Indonesia saat ini,†lanjut Saleh.
Kemenperin mencatat, merek Toyota di Indonesia menguasai sekiÂtar 31-32% pasar domestik. Pada kesÂempatan itu, Saleh mendesak Toyota turut mendongkrak produksi mobil di Indonesia serta membangun fasiliÂtas penelitian dan pengembangan (research and development/R&D).
Pasalnya, dibandingkan denÂgan Thailand yang jumlah penÂduduk 67,2 juta jiwa, telah memÂproduksi sekitar 2,5 juta unit mobil/tahun (50% untuk pasar domestik dan selebihnya untuk ekspor), seÂmentara Indonesia dengan jumlah penduduk lebih dari 250 Juta orang dengan jumlah penduduk berpengÂhasilan menengah sebesar 74 juta orang, seharusnya sudah mampu memproduksi lebih dari apa yang sudah dicapai saat ini.
Industri komponen juga didoÂrong untuk dikembangkan oleh pabrikan Jepang. Hal ini demi meningkatkan kandungan lokal produk otomotif.
Realisasi produk komponen juga didukung oleh pengembangan industri pendukung. Antara lain, pembangunan pabrik karet sintetik patungan antara Chandra Asri dan Michelin, pengembangan produksi baja untuk kendaraan bermotor yang dilakukan oleh Krakatau Steel, Nippon Steel, JFE Steel (Jepang), dan Posco (Korea Selatan) serta produksi resin oleh Adi Wira Plastic.
Seiichi Sudo mengatakan, Toyota menempatkan Indonesia sebagai negara yang penting. “Ke depan, kami akan menjadikan InÂdonesia sebagai basis industri berÂorientasi ekspor dan Toyota ingin berkontribusi bagi penguatan inÂdustri otomotif yang memberikan nilai tambah,†ujarnya.
Saat ini, pasar terbesar Toyota adalah AS, disusul Jepang, China, Indonesia, Timur Tengah, dan yang keenam adalah Thailand.
Sementara Wakil Presdir Toyota Motor Manufacturing InÂdonesia, Warih Andang Tjahjono mengatakan, pihaknya tengah mengembangkan studi produksi bio-ethanol dari rumput gajah. Inovasi ini dilakukan Toyota Motor yang bekerjasama dengan PertamÂina dan RNI. Lokasi kebun di LamÂpung seluas hingga 20 hektar dan juga dikembangkan di sekitar lokasi pabrik Toyota di Karawang.
Kemudian di Nagoya, Saleh juga menyambangi pabrik Mitsubishi (OkaÂzaki plant) dan pusat pengembangan (Development Group Headquarters). Delegasi Kemenperin diterima langÂsung oleh Presiden dan Chief OperatÂing Officer Mitsubishi Motor CorporaÂtion/MMC Tetsuro Aikawa.
Secara khusus, Saleh Husin menÂgunjungi 78 karyawan Mitsubishi asal Indonesia yang tengah mengiÂkuti pendidikan dan pelatihan di JeÂpang. Jumlah tersebut merupakan bagian dari total 102 orang yang akan menjalani pelatihan serupa.
(Yuska Apitya/dtk)