JAKARTA TODAYÂ – PT Transjakarta telah menguji coba enam trayek baru, yakni JaÂkarta-Depok. Selama uji coba, tak sedikit petugas di lapangan yang kebingungan dengan jalur-jalur bus yang dilalui tersebut. Sementara untuk uji coba rute Jakarta-Bogor, masih dimatangÂkan, terutama perihal tarif.
Direktur PT TransjakarÂta, Budi Kaliwono memaklumi kondisi tersebut. Menurut dia, hal-hal tersebut biasa terjadi di lapangan. Apalagi uji coba kali ini sekaligus sebagai bentuk soÂsialisasi kepada masyarakat. “Namanya uji coba, petugas yang di kanÂtor juga ada yang bingung,” ujar Budi, kemarin.
Pun begitu, Budi memasÂtikan uji coba trayek baru ini bakal dilanjutkan hingga 2 minggu ke depan. Perusahaan transportasi milik Pemprov DKI itu pun akan melakukan evaluasi seÂtiap selesai uji coba.
Bahkan, trayek yang saat ini diuji coba belum menjadi trayek pasti. Tidak menuÂtup kemungkinan, PT Transjakarta akan merubah trayek berdasarkan animo maÂsyarakat. “Kalau tidak dimulai, kapan lagi. Ini bukan trayek mati, jadi ada kemungkinan berubah juga,†tutur dia.
Selama uji coba, PT Transjakarta juga terus memantau operasional headway atau waktu tunggu dari satu bus ke bus lainnya. Pemantauan headway juga untuk menentuÂkan jumlah armada yang dibutuhkan pada trayek tersebut berdasarkan jarak, kondisi kemacetan, dan animo masyarakat. “Secara bertahap operasional jalan biasanya. Target headway, dengan koridor 9 misalnya kami mau setiap 2 menit lewat. Sekarang tidak bisa 2 menit,†terang Budi.
Hari pertama uji coba, sejumlah trayek dari Bekasi menuju Jakarta mendapat reÂspons positif dari warga. Namun pelayanan transportasi massal ini masih terkendala jumlah armada.
Jika uji coba di trayek Bekasi-Jakarta berjalan lancar, PT Transjakarta bakal meÂnambahkan jumlah armada untuk melayani rute tersebut. Perusahaan pelat merah ini juga menargetkan mampu mengangkut 25 ribu penumpang setiap harinya. “Targetnya untuk Bekasi yang menjadi pilot projectnya 25 ribu penumpang per hari. Tapi untuk setiap wilayahnya nanti akan dipelajari lagi apa akan sesuai target,†kata Budi.
Dengan kondisi kemacetan Jakarta seperti saat ini, kata Budi, idealnya untuk mencapai 25 ribu penumpang setiap hari diperlukan tambahan armada sebanyak 50 unit. Namun jumlah tersebut masih bersifat situasional melihat perkembanÂgan di lapangan selama uji coba. “Target 25 ribu penumpang dengan 5 armada bus mungkin belum, tapi hingga akhir Mei bisa kita coba tercapai. Normalnya denÂgan melihat kemacetan Bekasi dan JakarÂta saat ini mungkin baru bisa terpenuhi sebanyak 50 armada, itu pun dihitung apa armada bus bisa balik lebih cepat atau tiÂdaknya,†jelas Budi.
Sebagaimana diketahui keenam rute bus baru itu adalah Bekasi MM-Bundaran HI, Bekasi MM-Tanjung Priok, Bekasi Timur-Grogol,Lebak Bulus-Kota, TU Gas JIEP-Lebak Bulus dan Manggarai-Universitas Indonesia (UI). Budi mengatakan, pihaknya menyiapÂkan 5 unit bus single terlebih dulu untuk setiap rute atau trayek.
Terpisah, Gubernur DKI Jakarta BaÂsuki Tjahaja Purnama atau Ahok meyakini, warga kota penyangga akan beralih mengÂgunakan transjakarta. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bersama PT Transjakarta akan mengevaluasi operasionalisasi perpanjanÂgan rute Depok dan Bekasi. «Rute Bekasi bagus, penuh penumpang, dan sambutan antusias, tetapi memang tolnya agak macet. Kami akan evaluasi,» kata Ahok, di Balai Kota, Selasa (26/4/2016).
Sementara itu, terkait transjakarta rute Depok, Ahok menyebut, banyak keluhan terkait kursi bus. «Namun, saya yakin, ke depan, orang akan lebih pilih (transjakarta) ini. Kalau sekarang, orang belum tahu (ada perluasan rute transjakarta) dan jamnya belum banyak. Hanya ada lima unit, enggak cukup,†kata Ahok.
Rute transjakarta yang diperluas beropÂerasi sejak Senin (25/4/2016). Transjakarta Bekasi melayani rute dari dan menuju Bekasi MM dan Bekasi Timur. Sementara itu, transjakarta rute Depok melayani rute kampus UI-Manggarai via Lenteng Agung-Pasar Minggu-Tebet.
Sementara itu, Kepala Dinas PerhubunÂgan dan Transportasi (Kadishubtrans) DKI Jakarta Andri Yansyah mengatakan masih diperlukan pembahasan lebih lanjut terkait rute bus Transjakarta menuju Bogor. Salah satu yang menjadi kendala adalah penetuan besaran tarif.
“Kemurahan kalau tarif ke Bogor Rp 3.500. Sekali jalan saja, satu bus butuh biaya operasional Rp 1,2 juta. Makanya, kita lagi hitung-hitungan berapa tarif yang pas nanti. Karena jarak Jakarta-Bogor yang paling jauh dibandingkan wilayah bus Transjakarta lainÂnya,» ujar Andri, Selasa (26/4/2016).
Menurutnya, penentuan tarif tersebut akan mempertimbangkan besaran public service obligation (PSO) yang diberikan dan jumlah armada yang dibutuhkan. KepuÂtusan mengenai tarif berada di tangan DiÂshubtrans DKI dan PT Transportasi Jakarta. «Kita sudah bertemu dengan Bima Arya (Walikota Bogor). Mereka menyambut denÂgan sangat baik. Tapi, saya belum bisa biÂcara lebih lanjut karena masih banyak yang harus dipertimbangkan untuk rute Bogor. Apakah nanti PSO-nya yang dinaikan atau seperti apa,†tandasnya.
Meski demikian, Andri menyatakan besaran tarif yang diberlakukan akan jauh dibawah tarif APTB. Hal itu dilakukan untuk menarik minat penumpang untuk mengguÂnakan bus Transjakarta. «Kalau kita tetapÂkan Rp 10.000-Rp 12.000, saya pikir penÂumpang akan tertarik. Karena jauh dibawah APTB yang sekitar Rp 14.500,» pungkasnya.
(Yuska Apitya Aji)