Oleh : Alfian Mujani
[email protected]
Bisnis ruko di 2016 sepertinya tak jauh berbeda dengan 2015. NaÂmun hal ini bisa saja berubah 180 derajat, jika pemerintah sungguh merealÂisasikan pengampunan pidana pajak (tax amnesty) bagi para wajib pajak (WP),†jelas Top Member Broker Era Fiesta Tangerang, Abuy Tjia, di JaÂkarta.
Perlu diketahui, pemerinÂtah dan Badan Anggaran DPR sepakat APBN 2016 sudah meÂnyertakan kebijakan tax amÂnesty di dalamnya. Untuk periÂode pengajuan permohonan pada paruh pertama 2016, diÂperkirakan tarifnya naik menÂjadi 4 persen dari nilai aset. Tarifnya menjadi lebih tinggi atau sebesar 6 persen jika WP baru mengajukan permohonan pengampunan pidana pajak pada semester II 2016.
Selain itu, bila kondisi perÂekonomian di luar negeri berjaÂlan baik, maka investasi ruko di Indonesia akan kembali bergaiÂrah. “Meski lesu, namun penÂjualan ruko di kawasan strateÂgis masih cukup laris. Rata-rata terjual 10 persen dari total unit yang ada,†tandasnya.
Sedikit mengulas kembali, inilah sejumlah keunggulan dan kelemahan investasi ruko dan rukan yang dinukil dari buku “Menjadi Kaya Melalui Propertiâ€, tulisan pengamat properti Panangian SimanungÂkalit.
Keunggulan
Pertama, permintaan terÂhadap suplai ruko dan rukan tergolong tinggi, terutama di kawasan bisnis, perdaganÂgan, dan entertainment. Di kawasan-kawasan seperti ini, ruko dan rukan bisa menjadi pendukung ekonomi atau bahÂkan dapat menjadi motor utaÂma penggerak roda ekonomi di daerah tersebut.
Kedua, jangka waktu penyeÂwaan menengah, yakni antara 2-3 tahun, lebih panjang dari jangka waktu rumah sewa. Pasalnya, penyewa ruko atau rukan harus memperhitungÂkan keuntungan yang didapatÂnya dengan menyewa di lokasi tersebut.
Adakalanya, si penyewa ruko baru mendapat titik imÂpas (break even point) di tahun kedua. Dengan menyewa ruko tersebut tiga tahun, maka di tahun ke tiga, dia akan menikÂmati laba dari bisnisnya di ruko tersebut.
Ketiga, capital rate ruko atau rukan berkisar 6-9 persen. Tingkat pengembalian investaÂsi ruko dan rukan lebih besar dibanding rumah sewa. Hal ini disebabkan luas bangunan ruko atau rukan yang lebih beÂsar dibanding luas tanahnya. Selain itu, umumnya ruko dan rukan berada di daerah yang ramai dan prospektif secara ekonomis, seperti di pinggir jalan raya atau di dekat pasar, mal, pusat belanja, dan daerah pusat hiÂburan.
Kelemahan
Pertama, ruko dan rukan sensitif terhadap krisis ekonoÂmi karena merupakan tempat berdagang. Jika kondisi ekonoÂmi memburuk, maka bisa jadi sebagian pedagang yang menyewa ruko atau rukan, akan menghentikan aktivitas perdagangannya.
Hal ini tentu berbeda bisÂnis dengan rumah sewa yang merupakan kebutuhan primer. Kendati terjadi krisis, rumah tetap dibutuhkan.
Kedua, prospek bisnis ruko dan rukan sanÂgat bergantung pada lokasi. Seyogianya ruko atau rukan dibangun di pinggir jalan yang ramai atau di kawasan yang strategis, sehingga kemungkiÂnan besar ramai pengunjung. Pasalnya, ruko adalah produk propÂerti yang sangat tergantung pada keramaian atau crowd di depannya.
Hindari membeli ruko atau rukan di lokasi yang sepi dan tidak strategis, karena kemungÂk i nan besar akan sepi pengunjung dan tentu sepi penyewa. Dalam bisnis propÂerti, hal ini diseÂbut ruko atau ruÂkan spekulatif.
(okezone)