WASHINGTON TODAY – Bakal calon presiden Amerika Serikat dari Partai Republik, Donald Trump menye­but bahwa kebijakan dari Presiden Barack Obama dan mantan Menteri Luar Negeri, Hillary Clinton “men­ciptakan ISIS.”

Komentar Trump ini menambah daftar panjang komentar kontrover­sial yang diluncurkan pengusaha real-estate ini dalam mengkritik cara pemerintahan Obama mengatasi ter­orisme. “Mereka membentuk ISIS. Hillary Clinton menciptakan ISIS dengan Obama,” kata Trump di Mis­sissippi Coast Coliseum, kemarin.

Meski demikian, Trump tidak memberikan penjelasan terkait ko­mentarnya yang kontroversial ini. Selain itu, Trump juga menyebut bahwa ketegangan antara Iran dan Arab Saudi yang semakin mening­kat belakangan ini merupakan tanda bahwa Republik Islam (Iran) ingin mengambil alih posisi Saudi yang selama ini menjadi salah satu sekutu AS di Timur Tengah.

Komentar itu diluncurkan Trump setelah diskusi singkat tentang aksi unjuk rasa yang berujung ricuh di gedung Kedutaan Besar Saudi di Te­heran, yang meletus akibat eksekusi seorang ulama Syiah di Saudi, Nimr al-Nimr, atas tuduhan terorisme.

Iran, negara yang mayoritas pen­duduknya merupakan warga Syiah, menilai ekseskusi itu tidak adil. Nimr merupakan salah satu kritikus dari kelompok Syiah yang paling vokal di Saudi. Nimr dianggap sebagai seorang teroris oleh Riyadh, tapi dipuji oleh Iran sebagai pemerhati hak-hak kelompok Syiah yang mi­noritas dan terpinggirkan di Saudi. Nimr juga merupakan pemimpin sekte aktivis muda untuk memper­juangkan kesetaraan Syiah dengan Sunni di Saudi. “Di Teheran, mereka membakar kedutaan Saudi, Anda lihat itu?” kata Trump membuka sambutannya. “Sekarang, Iran ingin mengambil alih [posisi] Arab Saudi. Mereka selalu menginginkan itu. Mereka ingin minyak, OK? Mereka selalu ingin itu,” ujar Trump.

Trump juga menyalahkan Partai Demokrat maupun mantan Presiden George W. Bush ketika berbicara tentang kerusuhan di Timur Ten­gah, khususnya mengutip keputusan presiden No. 43 untuk menyerang Irak pada 2003.

Dalam beberapa pekan terakhir, Trump sangat agresif melontarkan kritikan soal Clinton, bakal calon presiden AS dari Partai Demokrat dan mantan Menteri Luar Negeri AS.

Tak hanya Trump, dua bakal calon presiden AS dari Partai Republik lain­nya, Carly Fiorina dan Rick Santorum pada November lalu, juga menilai bahwa Clinton dan Obama harus dis­alahkan atas terciptanya kelompok militan ISIS. Trump kerap kali me­luncurkan komentar yang berapi-api dan kontroversial untuk menaikkan popularitas. Di antara komentarnya adalah menghina etnis Meksiko dan menyinggung umat Islam.

Dengan komentarnya ini, Trump berada di peringat pertama survei Partai Republik, mengalahkan 12 kan­didat lainnya. Seruan Trump untuk melarang Muslim memasuki Amerika Serikat telah menuai banyak keca­man oleh politisi Amerika. Hal ini juga memicu kegemparan internasi­onal dan menyebabkan kritik bahwa pandangannya dapat digunakan seb­agai propaganda oleh militan.

Kelompok militan yang berkem­bang di Somalia, al-Shabaab, pada Sabtu (2/1) merilis sebuah film do­kumenter yang bertujuan untuk merekrut anggota baru. Dalam film dokumenter itu, kelompok militan memaparkan soal ketidakadilan rasial di Amerika Serikat dengan menampilkan seruan Trump yang melarang seluruh umat Muslim me­masuki AS.

(Yuska Apitya/net)

============================================================
============================================================
============================================================