HL-(16)MATAHARI Dept Store yang berada di Jalan Kapten Muslihat, nomor 14, Kelurahan Kebon Kelapa, Kecamatan Bogor Tengah, digeruduk ratusan anak-anak SDN Polisi 4 Bogor, Selasa (2/2/2016). Sebanyak 163 siswa-siswi ini diberikan tugas oleh guru mereka untuk membelanjakan uang dengan jumlah nominal Rp 20.000. Tujuannya sangat sederhana, yakni mendidik anak-anak bagaimana berhitung, memahami nilai tukar (uang kembalian), mendidik moral dan banyak ilmu lainnya yang mereka serap.

Oleh : Latifa Fitria
[email protected]

Cuaca mendung tidak mema­tahkan antusias siswa-siswa Kelas 1 A-Dpagi itu, saat mereka mengikuti pelajaran ber­belanja di mall. Pelajaran ini memang tidak umum, namun staff pengajar SDN Polisi 4 mampu melihat sisi ilmu pendidikan dari praktik berbelanja ini, kenyataannya ilmu pendidikan yang dimaksud dapat diterima semua murid dan nampak semua anak menikmatinya.

Tingkah pola anak-anak di usia emas ini menggelitik siapa pun yang melihat mereka berbelanja di mall sam­bil membawa keranjang barang. Dengan selektif mereka memilih item yang hen­dak dibeli, bahkan hampir semua teliti dengan tanggal kadaluarsa barang sebe­lum mereka masukan ke keranjang.

Ketika ditemui, Kepala SDN Polisi 4 Kota Bogor, Yayah Komariah mengaku ini adalah program pembelajaran guru kelas 1 dengan tema ‘Pengalamanku’, dengan tujuan untuk membangun pendidikan karakter kepada mereka. Kegiatan ini dilakukan di mall, karena melihat fak­tor cuaca yang tidak memungkinkan jika mereka harus berbelanja di pasar tradis­ional. Meskipun sebetulnya baik di mall dan di pasar tetap sama saja ilmu sosial yang mereka dapatkan, hanya saja di mall mereka tidak bisa bernegosiasi harganya.

BACA JUGA :  Dedie Rachim Apresiasi Renovasi MCK SDN Semeru 6 Kota Bogor

“Dengan praktik seperti ini mereka dapat belajar mengantre, memilih ses­uatu, berhitung, berkomunikasi, mandiri dan dan menjaga moral ketika berinter­aksi dengan petugas mall. Itu semua su­dah mencangkup sebagian besar mata pe­lajaran yang ada di sekolah, dan dengan begini justru mereka lebih cepat menang­kap ilmu pendidikan yang disampaikan,” urainya disela-sela kegiatan.

Selain itu, menurut Yayah, dengan membelanjakan uang sebesar Rp 20.000 ini mengajak mereka paham bagaimana cara mengatur uang. Artinya, mereka harus bijaksana dalam membelanjakan uangnya. “Saya ingin mereka memaha­mi jangan sampai besar pasak daripada tiang, nanti struk pembelanjaannya mer­eka simpan dan dihitung lagi di sekolah. Setelah itu juga mereka harus mencerita­kan pengalaman berbelanja mereka den­gan uang Rp 20.000 itu,” paparnya.

BACA JUGA :  Dedie Rachim Apresiasi Renovasi MCK SDN Semeru 6 Kota Bogor

Sementara itu, guru wali kelas 1A, Aluh Atikah menambahkan menilai be­lajar berbelanja ini dinilai memiliki indi­kator edukasi di dalamnya. Dengan ini, mereka mendapatkan banyak pengala­man di tempat umum. “Pendidikan itu bukan hanya sebatas bangku dan meja kelas saja, seluruh alam lingkungan seki­tar kita ini adalah sekolah terbaik. Begitu pun dengan ilmu berbelanja seperti ini, saya yakin anak-anak mampu menyerap ilmu yang tersirat pada saat berbelanja. Ada ilmu matematika, PPKN, Bahasa Indonesia dan lainnya yang tersampai­kan,” tambahnya.

Senada dengan Aluh, guru wali kelas 1B, Jamilah juga mengaku dengan begini anak-anak tidak malu untuk berinteraksi dengan sekitarnya dengan tutur yang santun dan cara yang sopan.

Selain itu, masih kata Jamilah, orang­tua murid juga tidak diperkenankan un­tuk mendampingin, jadi kegiatan ini mu­rid benar-benar melakukannya sendiri, mulai berangkat dari sekolah dengan ber­jalan kaki hingga transaksi semua harus dilakukan sendiri. “Ini pendidikan lapan­gan terpadu dan terintergrasi, jadi anak-anak tidak harus selalu menghabiskan waktunya di dalam kelas. Ini adalah bela­jar yang menyenangkan,” pungkasnya. (*)

============================================================
============================================================
============================================================