WALIKOTA Bogor, Bima Ary a Sugiarto mencekal semua kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) keluar kota selama pelaksanaan uji coba Sis tem Satu Arah (SSA) di seputaran Kebun Raya Bogor mulai hari ini, Jumat (1/3/2016).
Oleh : YUSKA APITYA AJI
[email protected]
Surat Perintah berÂnomor 019/Sprint. 671-DLLAJ tertanggal 31 Maret 2016 pun diterbitkan SekreÂtaris Daerah Kota Bogor, Ade Sarip Hidayat dan berlaku unÂtuk 36 OPD seantero Kota HuÂjan, Kamis (31/3/2016).
Ade Sarip yang melakoni Ketua Tim Sosialisasi Uji Coba SSA memerintahkan para pimpinan OPD ikut memoniÂtor posko uji coba SSA pada 1-4 April 2016 yang terbagi dalam tiga shift, yakni pukul 01.00- 08.00 WIB, shift dua pukul 08.00-16.00 dan ketiga pukul 16.00-00.00 WIB.
Posko monitoring pun berlokaÂsi di Bogor Green Room (BGR) dan Ruang Rapat III Balaikota Bogor. Kepala OPD itu wajib melaporkan berkala pada Ade Sarip terkait situasi dan kondisi di lapangan lewat CCTV maupun secara langÂsung dari petugas di lapangan.
“Terutama apabila ada hamÂbatan-hambatan yang dapat mengganggu kelancaran pelaksaÂnaan SSA dari 16 titik pemantauan maupun sekitarnya,†kata Ade Sarip Hidayat, Kamis (31/3/2016).
Selain itu petugas monitorÂing juga wajib melaporkan hal yang diperlukan kepada sekda setiap waktu. Laporan itu seÂlanjutnya akan disampaikan kepada walikota sebagai bahan evaluasi dan menentukan langÂkah-langkah yang diperlukan.
Sayangnya, sosialisasi yang digencarkan Pemkot Bogor terÂkait SSA selama sebulan terakhir, sepertinya belum membuahkan hasil. Pasalnya, masih banyak maÂsyarakat yang belum tahu bahkan kebingungan dengan program solusi kemacetan di pusat kota ini.
Pemasangan rambu pengaliÂhan trayek angkot yang sudah terpasang belum dilengkapi penunjuk arah pengalihan arus untuk kendaraan pribadi. BahÂkan, di beberapa ruas jalan yang bakal diberlakukan SSA masih terlihat PKL yang berjuaÂlan hingga badan jalan.
Di empat ruas jalan di sekiÂtaran Kebun Raya dan Istana Bogor pun nyaris tak ada penÂingkatan ataupun pelebaran infrastruktur jalan. Sehingga, kondisi ini membuat masyaraÂkat pesimis dan bingung untuk mencapai lokasi yang dituju jika sebagian besar angkot di Kota Bogor dialihkan trayeknya.
“Saya tahu kalau lingkar KeÂbun Raya jadi searah jarum jam. Nantinya, kendaraan dari arah Bogor Permai mau ke Merdeka tidak bisa lagi ke kanan, tapi harÂus berputar ke Tugu Kujang atau mengambil rute pengalihan arus lainnya,†kata Erwin (28) warga Gunungbatu, Bogor Barat, Kota Bogor, Kamis (31/3/2016) “Hanya saya bingung nanti naik angkot rutenya bagaimana, itu yang sampai sekarang masih membÂingungkan,†lanjut Erwin.
250 Personel Siaga
Sedikitnya 250 personel aparat gabungan disiagakan dalam ujicoÂba ini, yang terdiri dari Polri, TNI, DLLAJ, Satpol PP dan anggota Pramuka Kota Bogor.
Kapolres Bogor Kota, AKBP Andi Herindra menjelaskan, para personel gabungan terseÂbut disebar pada titik-titik yang telah ditentukan. Kurang lebih 16 titik atau pos yang akan diÂtempati. Tiap pos akan diisi sekiÂtar tujuh personel gabungan.
“Kami sudah sebar anggota untuk mengamankan jalannya SSA besok. Anggota kami sebar di titik-titik yang akan menjadi rute SSA,†katanya, Kamis (31/3/2016).
Andi berharap, dengan penerapan SSA, tujuh titik naik turun penumpang dan 11 simÂpang jalan di seputaran Kebun Raya Bogor, secara teknis akan hilang. Sehingga ada peningkaÂtan waktu tempuh dan keselaÂmatan pengguna jalan.
Selain itu, perihal ketentuan angkutan barang bermuatan tinggi. Untuk mobil tonase diaÂtas delapan ton, pergerakanÂnya akan dibatasi. Mulai pukul 05.00 WIB sampai pukul 20.00 WIB, angkutan barang tersebut dilarang melintas di seputaran Kebun Raya Bogor.
Namun, ada pengecualian bagi truk angkutan sembako, BaÂhan Bakar Gas (BBG) dan Bahan Bakar Minyak (BBM). Itu pun diatur antara pukul 09.00 WIB hingga 11.00 WIB siang dan puÂkul 15.00 WIB sampai 17.00 WIB.
“Untuk kendaraan non semÂbako atau pengangkut BBM, kendaraan kami batasi hanya malam saja bisa melintas. Untuk pengangkut sembako kami beriÂkan pengecualian, namun tetap ada pemberlakuan jamnya,†pungkas AKBP Andi.