Untitled-3HARI pertama pelaksanaan Ujian Nasional (UN) tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) di Kota Bogor secara umum berjalan lancar. Ini termasuk juga bagi sejumlah sekolah yang terdaftar melakukan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK). Banyak cerita yang dilakukan sekolah sebelum UNBK berlangsung, mulai dari sholat istighozah, sholat duha hingga sungkeman kepada guru dan orangtua murid. Namun ada juga masalah kecil yang terjadi, hanya saja bagaimana cara sekolah itu sendiri yang meng-cover semua kendala demi kelangsungan ujian.

Oleh : Latifa Fitria
[email protected]

Seperti yang terjadi di Sekolah Menengah Ke­juruan Negeri (SMKN) 1 Kota Bogor, Humas SMKN 1 Kota Bogor, Nani Mary­ani mengaku sempat panik ketika ujian shift pertama berlangsung, sebab Mini Circuit Breaker (MCB) terlalu panas dan berpotensi lis­triknya akan padam.

Namun dengan sigap ia berini­siatif membeli lima MCB agar ujian dapat dilaksakan dengan nyaman dan kondusif. “Saya tidak paham apa itu MCB, namun karena sudah bekerjasama dengan PLN, jadi ada dua teknisi PLN yang standby disini.

“Agak panik waktu tahu MCB kepanasan karena terlalu banyak be­ban, lalu kata orang PLN­nya harus nambah lima MCB, jadi kami langsung membeli lima MCB seharga satu juta pagi itu juga,” urai wanita lulusan NHI Bandung itu.

Meski diakuinya sempat pan­ik karena MCB, namun ini masih kewajaran, sebab UNBK bukan hanya ujian pertama kali yang di­lakukan murid-murid SMKN 1, begitupun dengan staf pengajarnya sehing­ga tingkat kekhawatirannya tinggi.

Menurut Nani, tidak ada ma­salah berarti lain lagi yang terjadi di SMKN 1 Bogor, sejauh ini semua berjalan lancar. Sebanyak 459 mu­rid SMKN 1 yang mengikuti UNBK dapat menyelesaikan ujian di hari pertama dengan lancar.

“Kita ada lima ruangan untuk lima jurusan dengan shift per­tama jam 07:30-09:30 WIB, shift kedua 10:30-12:30 WIB dan shift ketiga 14:00-16:00 WIB. Saya lihat anak-anak keluar dengan senyu­man, saya menyimpulkan mereka enjoy dengan ujiannya. Ketika saya tanya satu dua anak juga jawaban mereka optimis dengan hasil jawabannya,” tuturnya.

Sementara itu, lain hal yang dilakukan Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 6 Kota Bogor. Untuk mempersiapkan batin dan men­tal siswa siswinya, pihak sekolah melakukan beberapa ritual dalam persiapam UNBK dengan mengun­dang motivator, sholat istighozah, sholat duha b e r ­sama dan sungkeman kepada guru juga orangtua.

“Ini bagian dari ngabogor bo­das, sebagai bentuk merefleksikan diri agar lebih siap untuk meng­hadapi ujian. Yang paling penting adalah minta restu dengan me­minta maaf pada guru, dengan begitu restu guru mengalir untuk mereka,” terang Wakil Ketua Pani­tia UNBK SMAN 6 Kota Bogor, Ikh­san Cahyana.

Meski begitu, ada beberapa murid yang menangis lantaran tak kuasa menahan gugup meng­hadapi UNBK. “Ada beberapa yang menangis di shift pertama, namun setelah kami tenangkan kemudian dia siap dan mampu menghadapi UNBK. Wajar saja, mungkin mere­ka tegang, Alhamdulillah itu bukan suatu masalah,” tambahnya. Pelak­sana Tugas Kementrian Pematau­an UN Tingkat Provinsi, Mupid, MA, mengaku jika pihaknya tidak menemukan masalah yang berarti selama ujian berlangsung. “Saya memantau semua sekolah di Kota Bogor, dan tidak ada masalah yang terjadi, Alhamdulillah semua kondusif untuk Kota Bogor,” paparnya.

============================================================
============================================================
============================================================