Wilayah urban nampak makin luas. Urban dicirikan dengan pembangunan yang pesat terutama pusat perbelanjaan, sekolah, fasilitas umum, jalan raya serta rumah-rumah mewah. Pembangunan perkotaan akan makin pesat. Bersama pula dengan banyaknya penduduk yang pergi dari desa ke kota. Mengadu nasib dan menekan ruang kota.
Oleh: BAHAGIA, SP., MSC
Dosen Tetap Universitas Ibn Khaldun Bogor
Kependukan juga makin bertambah secara nasional. Penduduk kita kini hampir 300 juta jiwa. Daerah penduduk terbanÂÂyak berada di jawa barat. DaeÂÂrah ini termasuk daerah sentra beras.
Penduduk terbanyak juga ada di jawa timur dan Jawa tenÂÂgah. Daerah ini terkategori daeÂÂrah urban dan sekaligus daerah lumbung pangan. Rawan lahan pertanian menjadi lahan urban. Lahan petani diubah menjadi laÂÂhan rumah, sekolah, jalan raya dan sekolah serta industri. Kini nampak kawasan rumah meÂÂwah diperkotaan makin meluas. Kebutuhan akan beras, sayuran dan buah-buahan juga meningÂÂkat. Daerah desa makin terpoÂÂjok. Petani akan menjual lahan dan pergi ke daerah urban unÂÂtuk mengadu nasib.
Profesi menjadi petani ditÂÂinggalkan karena bertani penuh masalah. Orang desa sudah berÂÂpikri dagang termasuk cara terÂÂbaik. Meskipun berdagang waÂÂrung kelontong dikota namun banyak yang beli. Lebih menÂÂjanjikan dibadingkan dengan menjadi petani yang menunggu panen. Setelah ditunggu hargÂÂanya murah dan didesak dengan komodtas impor. Sarana dan produksi juga mahal. Benih saja petani belum produksi sendiri. Masih bergantung dengan proÂÂdusen benih. Pupuk juga sama dan obat-obatan hama.
Masalah iklim dan banjir serÂÂta sewaktu-waktu kena kekerÂÂingan. Pertanian tersingkirkan. Urban tadi makin luas karena kebanyakan orang kota bekerÂÂja diperusaahan swasta dan BUMN. Sebagian pegawai negÂÂeri, pedagang dan supir. Satu sisi manusia butuh beras, sayÂÂuran dan buah-buahan. Dengan arus urbanisasi tadi tidak luput kita impor beras meningkat lagi. Disini kita tidak memikirkan beÂÂras. Yang dipikirkan bagaimana hidup untuk keluarga. Beras tadi harus berjalan seimbang sesuai dengan banyaknya maÂÂnusia yang lahir. Jika semuanya pergi ke kota maka profesi petÂÂani akan ditinggalkan.
Regenerasi petani siapa dan siapa yang akan menjadi petani. Kalaupun ada regenerasi petani namun lahannya tidak ada lagi. Habis buat pembangunan urÂÂban. Kalaupun ada lahannnya namun petani sudah beralih profesi. Disini nampak pembanÂÂgunan kini saling konflik dan saÂÂling membunuh satu sama lain. Harusnya urban dan beras berÂÂjalan bersamaan sehingga yang jadi petani tetap ada. Urban juga tetap tidak bisa dibendung namun bukan menghentikan pembangunan pertanian.
Kacaunya pemberdayaan masyarakat desa karena pemerÂÂintah gagal menjadikan desa sebagai tempat penghidupan banyak orang. Profesi petani sebagai profesi yang terbanyak di desa jutsru profesi ini palÂÂing bermasalah kedepannya. Rendah Inovatif. Buktinya samÂÂpai kini kita masih bergantung sepenuhnya dengan luasan lahan. Teknologi perbenihan dan sistem pertanian maju tiÂÂdak mengharuskan lahan yang luas. Cukup menanam pada lahan sempit namun seimbang produksinya dengan lahan luas.