Untitled-1Bosan sering diusir saat baru memulai usaha Ayam Galau, Haider Paris Dawil akhirnya memutuskan menggelar usahanya dengan konsep food truck. Jadi, ia tak perlu pusing memikirkan lapak, pungutan-pungutan liar dan sebagainya.

Hesti Amelia
([email protected])

Haider memulai bisnis ayam galaunya sejak Februari 2015 di Jalan Sudirman Air Mancur depan XL Center. Awal buka selama dua minggu berjua­lan, ia sering sekali diusir dan yang naman­ya jualan di pinggir jalan pasti ada pung­utan liar dari oknum yang punya tempat, atau juga bisa dibilang jagoan daerah situ.

“Pernah juga saat baru buka sudah di­suruh tutup karena memakai lahan rumah orang. Sebenarnya dari pihak keamanan disitu sudah oke tapi dari pihak rukonya tidak diijinin. Sampai akhirnya saya tu­tup, dan beres-beres sampai cari tempat lagi. Saya baru dapat tempat pukul 21.00, karena harus nungguin toko orang sampai tutup,” ungkap Haider kepada Bogor To­day. Karena sering diusir, arti nama Ayam Galau sendiri adalah selalu berpindah-pin­dah tempat.

Dengan mengusung konsep mobil usaha (food truck) untuk memasarkan produknya, Ayam Galau menjual daging ayam beserta isi-isinya seperti kulit, ati, ampela, kepala, dan ceker. Tidak hanya itu saja, dengan mengikuti tren chitato rasa in­domie, Ayam Galau juga menjual sosis rasa indomie.

Harga makanan di Ayam Galau san­gat terjangkau dari harga Rp 3.000 untuk tusukan, Rp 13.000 daging ayam, dan Rp 8.000 sosis rasa indomie. Ayam galau juga menyediakan menu minuman yang sangat unik yaitu jamaika dan teh bohay dengan harga Rp 5.000-Rp 10.000.

Modal usaha yang dikeluarkan Haider pun tidak terlalu besar bila dibandingkan dengan membangun sebuah resto atau ke­dai. Dengan mengeluarkan modal sebesar Rp 20.000.000, Haider sudah bisa men­jalankan usaha Ayam Galau. Modal terse­but digunakan untuk melakukan modifika­si kendaraan pribadi, membeli peralatan, dan perlengkapan memasak hingga bahan baku usaha.

Dengan keunikan dan cita rasa menu yang menggugah selera, tidak heran bila Ayam Galau yang buka sejak pukul 18.00 hingga pukul 01.00 WIB ini tidak pernah sepi pengunjung. Paling tidak dalam satu minggu Ayam Galau dapat menjual 140 ki­logram ayam.

Dari mulai memiliki satu karyawan hingga saat ini tujuh karyawan, Haider mengatakan strategi suksesnya hanya ada tiga yaitu ijin dari orang tua, sedekah, dan tidak lupa dengan sholat.

“Karena saya pernah merasakan tidak sholat maghrib, pengunjung sepi sekali yang datang. Ketika saya sholat maghrib di mushola hasilnya lumayan yang datang. Namun saat saya sholat di masjid secara jamaah pengunjung tambah ramai sekali,” tandas Haider. (*)

============================================================
============================================================
============================================================