WASHINGTON TODAY – Virus Zika yang merebak di negara-negara Amerika Latin, menurut para ahli kesehatan, memiliki dampak lebih besar terhadap kehidupan manusia dibandingkan dengan Ebola, virus yang menewaskan lebih dari 11 ribu orang di Afrika.

Pendapat tersebut disampaikan para ahli kesehatan menjelang per­temuan darurat yang digelar Organ­isasi Kesehatan Dunia (WHO), Senin (1/2/2016). Para ahli kesehatan itu mengatakan ancaman Zika dapat me­nimbulkan krisis kesehatan dunia. “Dalam beberapa kasus, serangan virus Zika dampaknya lebih buruk daripada epidemi Ebola pada kurun waktu 2014-2015,” kata Jeremy Far­rar, Kepala Wellcome Trust, yayasan amal yang bergerak di bidang kes­ehatan dunia, kemarin.

Farrar menerangkan, “Hampir seluruh pembawa virus ini bergerak tanpa menunjukkan gejala. Dia meny­erang diam-diam individu, terutama terhadap perempuan hamil sehingga membahayakan jiwa jabang bayi.”

Mike Turner, rekan Farrar di Wellcom Trust, menambahkan, ber­beda dengan Ebola, sampai kini be­lum ditemukan vaksin yang dapat mengatasi Zika. “Masalahnya seka­rang, untuk mengembangkan vaksin pelawan Zika, harus dilakukan uji coba terhadap perempuan hamil. Ini mimpi buruk bagi praktek dan etika kedokteran.”

Dalam beberapa tahun pengem­bangan Zika, Farrar menjelaskan, virus ini dikembangbiakkan oleh spe­sies nyamuk Aedes aegypti. “Virus berkembang cepat, terutama di dae­rah tropis, didukung pula oleh pema­nasan global,” kata Ferrara.

Untuk mengatasi virus Zika yang dibawa nyamuk, bisa dengan pem­basmi Aedes aegypti menggunakan DDT. Menurut Ferrara, cara inilah yang paling memungkinkan. “Kita memang harus menyeimbangkan an­tara masalah lingkungan atas peng­gunaan DDT dan dampak virus ter­hadap bayi yang belum dilahirkan,” ucapnya.

WHO juga mengatakan, virus Zika yang menyebar di Amerika diyakini memiliki kaitan dengan cacat lahir akan menyebabkan antara 3 juta sam­pai 4 juta orang akan terinfeksi.

Direktur WHO, Margaret Chan mengatakan, infeksi yang disebab­kan nyamuk yang awalnya ancaman ringan menjadi salah satu bagian yang mengkhawatirkan.

Margaret mengatakan, WHO akan mengirimkan pejabat pada Senin un­tuk membantu menentukan tingkat reaksi internasional terhadap wa­bah virus yang menyebar dari Brasil tersebut. “Tanda peringatan sangat tinggi. Virus Zika menyebar dengan cepat,” kata dia.

Hingga kini, kasus dilaporkan telah menyebar di 23 negara dan wilayah di Amerika. Penyebaran vi­rus ini membuat pemerintah didesak melarang wanita hamil pergi ke area yang terinfeksi. Hingga kini, belum ada vaksin untuk mengobati virus itu. Virus juga dikaitkan dengan micro­cephalus, yaitu kondisi serius yang menyebabkan gangguan perkembangan seumur hidup.

Ahli penyakit menular di kantor regional WHO, Marcos Espinal men­gatakan 3 sampai 4 juta kasus melibat­kan virus Zika tetapi tidak memberi in­formasi leih lanjut mengenai dimana dan kapan waktunya.

(Yuska Apitya/net)

============================================================
============================================================
============================================================