CIBINONG, TODAYÂ – Sebanyak 21 narapidana anak di Lapas Klas II A Pondok Rajeg, Cibinong diwajibkan mengikuti pelatihan baris-berbaris, untuk mengisi kosongnya kegiatan para napi yang kerap disebut baba ini.
“Kegiatan ini baru pertama kami terapkan. Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) berusia dibawah 25 tahun wajib mengiÂkuti pelatihan ini. Kegiatan ini untuk mengisi kekosongan dan mengimbangi kegiatan mereka,†kata Kalapas Pondok Rajeg, SudÂjonggo, Minggu (13/3/2016).
Sudjonggo meyakini, baris berbaris ini mampu meningkatÂkan disiplin napi. “Mereka juga punya masa depan. Jadi, hari-hari mereka selama dilapas akan dimaksimalkan untuk melurusÂkan mereka. Maka kepatuhan sangat penting,†tuturnya.
Selain itu, di Lapas Pondok Rakeg pun, para tahanan diÂberikan pembekalan ilmu agaÂma. Lewat program pesantren, para tahanan mendapat pengaÂjaran dari para ahli agama.
“Kami ada pesantren. NaÂmanya pesantren At-Taubat. Santrinya, para tahanan. TermaÂsuk tahanan baba,†lanjutnya.
Sudjonggo berharap, stigma lapas yang kerap dianggap sekoÂlah bagi para penjahat bisa luntur.
“Banyak orang di dalam lapas, yang justru mendapat pengetahuan baru tentang tatacara kejahatan. Jadi agama solusinya,†kata dia.
Lapas Pondok Rajeg juga mengeluarkan aturan keluar lapas tiap hari Jumat untuk salat Jumat bersama di sejumlah masÂjid yang ada di Kabupaten Bogor.
“Yang berstatus santri, bisa keluar lapas untuk salat Jumat. Bagi kita memang biasa, tapi bagi mereka itu sangat menghiÂbur,†tukasnya.
Namun, ia memastikan napi tetap dalam pengawalan ketat petugas lapas dan dipandu langÂsung Kalapas Pondok Rajeg.
“Supaya tidak ada yang kaÂbur. Jadi butuh pengawalan juga dari lapas,†pungkasnya.
(Rishad Noviansyah)