BOGOR, Today – Maraknya aksi tawuran yang sering terjadi di kaÂlangan pelajar Kota Bogor, mengÂharuskan Dewan Pendidikan (WanÂdik) untuk mengkaji ulang strategi untuk menghapus tuntas perilaku anarkis ini di kalangan sekolah. Oleh karena itu, Wandik mengajak beberapa elemen masyarakat untuk duduk bareng sambil mencari soluÂsi, diantaranya dengan mengunÂdang Satgas Pelajar Dinas PendidiÂkan (Disdik) Kota Bogor, Ketua DPD KNPI Kota Bogor dan Ketua Yayasan SMK Wikrama Kota Bogor, tepatnya di Jalan Julang, nomor 7, Kelurahan Tanah Sareal, Kecamatan Tanah SaÂreal, Kota Bogor.
Sempat terjadi adu mulut dalam pembahasan tersebut, namun suaÂsana tidak lama kembali mencair dalam diskusi kelompok terarah itu (focused group discussion). PerÂtemuan yang diberi tema ‘ MemÂbangun Komitmen Bersama untuk Pencegahan Tawuran Pelajar di Kota Bogor’ ini semata-mata bukan hanya isapan jempol. Nampak terlihat KetÂua Wandik Kota Bogor, Apendi ArÂsyad gerah dengan perilaku kriminal para remaja di kota hujan ini.
“Kasus tawuran pelajar ini merupakan perilaku menyimpang, kalau dibiarkan akan merusak, mencitrai, mencoreng dan bahkan meruntuhkan kepercayaan penyÂelenggara pendidikan yakni sekolah itu tersebut. Sebab tawuran sangat bertolakbelakang dengan visi misi sekolah selaku wadah membangun karakter anak bangsa,†ujarnya.
Manurut Apendi, selain peran sekolah dan rumah, kelembagaan Satgas Pelajar harus mulai terlibat tenaga ahli ilmuan sosial seperti psikolog, sosiolog, antropolog dan aktif melakukan komunikasi serta penyuluhan sosial.
Selan itu, masih kata Apendi, pencegahan juga bisa dilakukan dengan menerapkan sistem manaÂjemen perubahan perilaku anak didik di sekolah, dengan dukungan sistemInformation Technology and Communication (ITC) berbasis data dan informasi digital, seperti yang sudah diterapkan SMK Wikrama.
“Tidak hanya itu, pimpinan dan dewan guru di sekolah juga harus memelihara intensitas interaksi soÂsial antara guru dengan muridnya, terutama guru bimbingan konselÂing. Sehingga rasio guru dengan murid di setiap sekolah harus sesÂuai dengan standar nasional pendiÂdikan (SPN). Untuk itu, pengingkaÂtan kedisplinan harus diterapkan,†tambahnya.
Oleh karena itu, sambung Apendi, Wandik merekomendasiÂkan Pemkot Bogor untuk membuat Perwali Komite Sekolah, agar peran komite terarah. “Program ‘Ayah Hebat’ yang dicetuskan Walikota Bogor, Bima Arya Sugiarto beberÂapa waktu lalu merupakan bagian parenting education, dimana ayah berperan dalam kegiatan anak di sekolah. Ini adalah salah satu pendekatan yang tepat untuk meÂningkatkan mutu pelayanan pendiÂdikan,†pungkasnya.
(Latifa Fitria)