BOGOR, TODAY — PT Waskita Toll Road (WTR), anak usaha PT Waskita Karya Tbk (WSKT), resmi menguasai PT Trans Jabar Tol (TJT) setelah meningkatkan kepemilikan sahamnya menjadi 81,64%. Trans Jabar Tol adalah pengembang proyek jalan tol Bogor-Ciawi-Sukabumi (Bocimi) sepanjang 54 kilometer (km).
“Waskita Toll Road mengamÂbil alih saham PT Graha Multitama Sejahtera (GMS) dan membeli saÂham PT Karya Perkasa Insani (KPI) pada Trans Jabar Tol,†ungkap Sekretaris Perusahaan Waskita Karya, Hadi Susilo dalam keteranÂgan tertulis, Minggu(13/12/2015).
Jalan tol dengan masa konsesi selama 45 tahun itu akan melintasi dua kota, yaitu Bogor dan SukaÂbumi, serta dua Kabupaten, yaitu Bogor dan Sukabumi.
Jalan tol Ciawi-Sukabumi dibangun secara bertahap per sekÂsi. Seksi I Ciawi-Cigombong sepanÂjang 15,35 km, Seksi II Cigombong-Cibadak sepanjang 11,9 km, Seksi III Cibadak-Sukabumi Barat sepanÂjang 13,7 km, dan Seksi IV Sukabumi Barat-Sukabumi Timur sepanjang 13,05 km.
Sebelumnya, Waskita Karya melalui Waskita Toll Road mengakuisisi 38,5% saÂham PT Waskita MNC Transjawa Toll Road (WMTTR) dari PT Sembilan Benua MakÂmur, perusahaan milik PT MNC Toll Road.
Akuisisi tersebut menjadikan Waskita Karya sebagai pemegang saham pengenÂdali PT Waskita MNC Transjawa Toll Road dan sekaligus mendilusi seluruh kepemiÂlikan saham Grup MNC pada perusahaan tol tersebut.
Hadi Susilo mengatakan, setelah akuiÂsisi, kepemilikan saham Waskita pada WMTTR mencapai 99,99%. Sisanya sebeÂsar 0,01% dimiliki oleh Koperasi Waskita.
Untuk memuluskan pengambilalihan saham tersebut, Waskita Karya menyuntik modal Waskita Toll Road sebesar Rp 757,5 miliar. Penambahan modal dilakukan secara tunai. “Idealnya, Waskita MNC Transjawa Toll Road akan berganti nama. Tapi kami masih mempertimbangkannya,†ujar Hadi.
Saat ini, WMTTR menggarap tiga ruas jalan tol yakni Kanci– Pejagan, Pejagan–PeÂmalang, dan Pasuruan–Probolinggo. Hingga saat ini, baru ruas jalan tol Kanci–Pejagan yang telah beroperasi. Sementara Pejagan–Pemalang ditargetkan selesai pada 2016.
Proyek Tol Bogor-Ciawi-Sukabumi (Bocimi) yang melintasi Bogor-Sukabumi, perkembangannya memang masih lamÂbat terutama konstruksinya. Hal ini dapat dilihat dari progres pengerjaan konstruksi yang masih di bawah target.
Sekda Provinsi Jawa Barat, Iwa KarniÂwa, mengatakan, dari laporan di lapanÂgan, proses konstruksi masih 3% lebih, dari sisi pembebasan lahan baru mencapai 92% untuk seksi I dari Ciawi-Cigombong sepanjang 15 Km dari total panjang Tol BoÂcimi 54 Km.
“Bocimi sudah lama tidak selesai. SepÂerti diketahui, Bogor dan Ciawi Sukabumi itu sudah berat kemacetannya. Padahal jika ada hambatan berkaitan infrastruktur. Maka itu infrastruktur yang dibangunnya harus serius,†ucap Iwa, akhir pekan keÂmarin.
Iwa menuturkan, pembebasan lahan Tol Bocimi seksi I terpantau cukup baik dengan progres pembebasan lahan menÂcapai 92% dari 144 hektar. Secara konÂstruksi, dari rencana tuntas 6,118%, proÂgres fisik realisasinya baru 3,18% atau ada minus 3,08%. Artinya terdapat sejumlah titik yang belum dibebaskan.
“Kami siap bantu. Sebab proyek ini suÂdah sejak 2006. Semua demi kepentingan warga Sukabumi, Bogor dan DKI Jakarta. Jadi proyek ini jangan putus,†tutur Iwa.
Menurut Iwa, proyek infrastruktur menyangukut kepentingan masyarakat sehingga harus memperoleh bantuan dari pemerintah daerah. Pemprov Jabar perlu memberikan atensi karena sebagai kepanÂjangan tangan dari pemerintah pusat.
Pemprov Jabar akan mendorong perÂcepatan pembebasan lahan Tol Bocimi. Pemprov Jabar dan Pemda Bogor serta Pemda Sukabumi bekerjasama dengan aparat keamanan berkomitmen membanÂtu secepatnya proses di lapangan sesuai target yang ditetapkan. “Saya berharap semua pihak turut membantu. Jangan ada yang menyandera dalam artian mengajuÂkan harga tidak wajar. Masyarakatnya haÂrus mendukung penuh,†ujar Iwa.
Menurut Iwa, pihaknya segera melakuÂkan langkah taktis guna memproses lahan semakin cepat soal perizinan utulitas milik PT KAI, PLN dan PDAM.
Ia menambahkan, izin pembangunan jembatan di salah satu paket konstruksi ke Dirjen PSDA turut diakselerasi. Selain itu, Pemprov Jabar siap membantu memfasiliÂtasi dengan BPN dan Kementerian Agraria. “Kami juga akan melibatkan Biro PelayÂanan Sosial dan Kanwil Kemenag untuk membantu mediasi tanak wakaf yang terÂdampak proyek. Pihak pengelola juga meÂnyiapkan bangunan dan lahan pengganti bagi masjid, sekolah dan puskesmas,†kata Iwa.
(Yuska Apitya Aji)