DIANTARA makna dan bentuk penjajah yang paling umum dan sudah dimaklumi oleh khalayak ramai, yaitu ketika adanya invasi (serangan) pasukan musuh ke wilayah negara tertentu, guna merampas dan menghancurkan fisik negara tersebut. Dibalik kemerdekaan yang kita raih saat ini, kiranya tersimpan pertanyaan, masih adakah penjajah lain yang ingin menghancurkan manusia dan kehidupannya?. Tentu jawabannya, ada. Akan tetapi bentuk dan caranya berbeda.
Oleh: Ahmad Agus Fitriawan
Guru MTs. Yamanka Kec. Rancabungur Kab. Bogor &Â Guru SMK Avicenna Mandiri Kec. Rancabungur
Islam telah secara nyata meÂnyebutkan beberapa penjaÂjah yang senantiasa beruÂsaha menjajah manusia menuju jurang kehancuran dan kehinaan bahkan jurang api neraka, naudzubillahi min dzalik.
Iblis adalah penjajah yang paling berbahaya bagi manusia. Karena ia tak pernah meluangÂkan waktunya sesaatpun kecuali digunakan untuk menyesatkan manusia dari jalan Islam. KeÂbencian iblis terhadap manusia dimulai ketika ia diperintahkan oleh Allah untuk sujud kepada Adam, padahal ia merasa dirinya lebih sempurna dari Adam, ia diciptakan dari api sedangkan Adam diciptakan dari tanah. SeÂjak saat itu iblis mengikrarkan dirinya menjadi musuh manusia number one. Firman Allah: “Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: “SujudÂlah kamu kepada Adam,†maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafirâ€. (QS. Al-BaqaÂrah (2) :34)
Dalam surat Al-A’rof (7) ayat 16-17 disebutkan, “Iblis menjawÂab: “Karena Engkau telah mengÂhukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus, kemudian saya akan menÂdatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. dan Engkau tidak akan mendapati kebanÂyakan mereka bersyukur (taat).â€
Iblis menjajah manusia meÂlalui bujuk rayuannya yang suÂdah tentu dipoles dengan cover-cover yang berbau ilmiyah, untuk menjauhi dan bahkan memusuhi ajaran dan syari’at Islam. Hingga tak ayal lagi, sebagian besar umat manusia dari dulu sampai sekaÂrang telah tertipu oleh propaganÂdanya. Maka sudah seharusnya kita tidak menjadikan musuh kita sebagai teman atau pembimbing melainkan harus dijadikan muÂsuh pula. “Sesungguhnya syetan itu musuh bagimu, maka jadiÂkanlah ia sebagai musuhâ€. (QS. Al Faathir (35) :6)
Penjajah manusia yang tidak kalah bahayanya terhadap jiwa manusia adalah nafsu dan syahÂwatnya, yang selalu mengajak kepada kejelekan. “SesungguhÂnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatanâ€. (QS. Yusuf (12) : 53)
Kita mengenal ada dua poÂtensi buruk yang terdapat dalam jiwa manusia. Pertama, nafsu amarotun bis suu’ ( jiwa yang seÂlalu condong kepada kejelekan). Potensi ini kalau tidak segera diÂkalahkan, akan membawa manuÂsia ke jurang kebinasaan. Kedua, nafsu lawwamah ( jiwa yang selaÂlu goncang). Jiwa yang demikian ini kalau tidak selalu diarahkan, akan banyak mengerjakan kejeleÂkan dan tak menutup kemungkiÂnan bisa meningkat menjadi nafÂsu amarotun bis suu’.
Nafsu dan syahwat seperti ini akan bisa diatasi dengan memÂperbanyak pendidikan ruhiyah (rohani). Dunia, tak ketinggalan, telah menampakkan kedigyantaÂraannya dalam menjajah jiwa maÂnusia. Penjajah yang satu ini, tak puas-puas membikin ulah, padaÂhal hampir semua darah yang terÂtumpah dipermukaan bumi, atas namanya.
Cinta dunia adalah racun dalam kehidupan umat manusia. Karena seorang yang cinta dunia pasti telah membuang cintanya kepada Allah, demikian pula seÂbaliknya, seseorang yang cinta Allah pasti tak ada sedikitpun duÂnia yang menempel di hatinya.
Di antara racun dunia yang paling berbahaya bagi umat maÂnusia adalah fitnah wanita. KareÂna fitnah inilah Bani Isroil jatuh ke lembah kehinaan. Selain itu, kekayaan dan tahta juga tidak kaÂlah bahayanya. Orang yang telah terjajah oleh dunia, tak akan bisa menggunakan akal fikirannya seÂcara normal. Padahal akal pikiran merupakan salah satu sisi yang membedakan seseorang dengan hewan. Jika sudah demikian, tak ada lagi yang membedakan maÂnusia dengan hewan.
Ketika Rasulullah SAWdiminÂta oleh seseorang untuk menunÂjukkan suatu amal yang dicintai oleh Allah SWT, beliau bersabda : “Zuhudlah terhadap dunia, nisÂcaya engkau akan dicintai Allah dan bersikap zuhudlah terhadap apa yang dimilki manusia, nsicÂaya engkau akan dicintai manuÂsia.†(Uddatu ash-shobirin dan Dzakhiratu asy Syakirin, Ibnul Qoyyim).
Semoga Allah memberi kekuaÂtan kepada kita untuk melawan penjajah tersebut. Wallahu’alm