foto-persib-bandung-ujicoba-lapangan-segiri-di-samarinda-JAJANG-NURJAMAN-SIM_8603vBANDUNG, Today – Striker Persib Bandung Tantan menggebu ingin manggung di partai final Piala Presiden, 18 Okto­ber mendatang. Apa­lagi yang menjadi lawan adalah Sriwijaya FC.

Bukan tanpa alasan, sebab pemain asal Lem­bang ini pernah memperkuat Laskar Wong kito, musim 2012/2013 lalu.

Menilik kekuatan calon ri­valnya ini, Tantan mengaku akan memperhitungkan seluruh pemain Sriwijaya. Namun ada dua penggawa asuhan Benny Dollo yang menurutnya patut diwaspadai.

Menurut dia, duet Titus Bonai dan Patric Wanggai akan menjadi anca­man Persib di final nanti. “Semua pemain harus diwaspadai, tapi yang paling harus diwaspa­dai banget ya Tibo sama Patric,” ungkap Tantan.

Meski begitu, dia optimis Maung Bandung yang akan keluar sebagai juara. Menurutnya ini karena mayoritas pemain­nya dihuni muka lama. Dengan kekom­pakan yang dimiliki Persib dia merasa bisa mengantisipasi permainan Sriwijaya.

Di leg kedua semifinal, pemilik no­mor punggung 82 ini absen lantaran cedera di lutut kanan. Walupun sudah berangsur membaik, dia mengaku ma­sih ada rasa trauma ketika melakukan beberapa gerakan.

Lebih lanjut, pihak Mahaka Sport And Entertaiment selaku penyelenggara memang tengah merumuskan venue fi­nal. Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta menjadi pertimbangan karena memiliki kapasitas besar.

Akan tetapi, Tantan khawatir jika final digelar di ibu kota. Dia beralasan karena belum harmonisnya hubungan bobotoh dengan suporter Persija Jakarta The Jakmania.

“Kalau bisa jangan di Jakarta, soal­nya sama tetangga belum damai. Kalau bisa yang buat pemain aman dan bob­otoh juga aman,” kata dia.

BACA JUGA :  Kemenangan Timnas Indonesia jadi Modal Penentu Kontra Jordania

Di final nanti, dia pun berharap per­angkat pertandingan bisa benar-benar adil, apalagi wasit yang memimpin per­tandingan.

“Siapa pun wasitnya enggak apa-apa, wasit juga kadang ada salahnya,” ulasnya.

Mengenai rumor adanya pengaturan finalis di Piala Presiden yang tidak ter­bukti, Tantan mengaku sejak awal tidak percaya dengan kabar tersebut.

Sebelumnya, tersiar kabar Persib akan melawan Arema di partai puncak. Namun secara mengejutkan Sriwijaya yang lolos ke laga di final.

“Selama Tantan memperkuat Persib, termasuk sekarang (Piala Presiden) be­lum pernah merasa dimenangkan wasit. Setiap kemenangan diraih karena kerja keras,” ungkapnya.

Sebelumnya, Pelatih Persib Bandung Djadjang Nurdjaman mengatakan, sia­papun tim yang lebih siap akan juara di Piala Presiden.

“Kita tidak akan pilih pilih lawan, saya rasa semakin kesini tim yang kita hadapi semakin kuat, siapa pun tim yang paling siap itu yang akan juara,” ujar pelatih yang karib disapa Djanur ini.

Umuh Sempat Stres

MANAJER Persib Bandung, Umuh Muchtar sempat susah tidur menantikan laga kedua Semifinal Piala Presiden 2015.

Untung saja timnya unggul dua gol dari Mitra Kukar, dengan skor 3-1 (3-2), di Stadion Si Jalak Harupat, Soreang, Ka­bupaten Bandung, Sabtu (10/10/2015).

Bukan tanpa alasan, sebab Umuh sempat khawatir kepada nasib para penggawanya, mengingat belum ada kepastian kompetisi. Andai kata Persib tak lolos ke fase final, otomatis pula tak akan ada kegiatan.

BACA JUGA :  Jadwal Pertandingan Piala Asia U-23 2024

“Saya benar-benar kurang tidur, me­mang stres dan takut, karena masa pe­main harus pulang bawa koper? itu yang jadi pemikiran,” tutur Umuh.

Selain itu, Umuh pun tak ingin mengecewakan bobotoh dari seluruh ka­wasan Jawa Barat yang sengaja menyam­bangi Stadion.

“Saya khawatir juga kepada bobotoh, mereka sudah habis-habisan dengan segala cara mendukung kita (Persib),” sahutnya.

Di dalam laga, pria karib disapa Pak Haji ini juga sempat tidak ten­ang. Bagaimana tidak, selepas timnya mencetak gol pertama lewat bunuh diri OK Jhon di menit ke-7, tak menunggu lama semenit kemudian tim lawan men­curi gol balasan.

“Tidak bisa dianggap enteng walau­pun kita di atas kertas dalam statistik seperti itu, tapi dalan sepak bola kalau tidak hati-hati atau kalau ada sial saja, bisa saja kalah,” ulasnya.

Bermain dihadapan ribuan bobotoh, bisa saja menjadi boomerang karena ter­bebani ingin menujukkan yang terbaik.

Umuh mengapresiasi Atep cs karena dapat menjadikan tekanan itu sebagai motivasi. “Kalau dulu jadi beban, justru kalau sekarang harus jadi motivasi,” ka­tanya.

Selain harus menyenangkan bobotoh dengan bermain apik, dia tekankan para penggawanya harus termotivasi hadiah juara pertama di Piala Presiden.

“Tidak usah prestasi-prestasian di depan ini ada uang tiga miliar, masa ti­dak mau uang tiga miliar,” pungkasnya.

(Imam/net)

============================================================
============================================================
============================================================