Untitled-5LEBIH dari empat dekade lamanya, Hongaria tidakberpartisipasidi perhelatanPiala Eropa. Usai menyingkirkanNorwegiadi babak play-off, Hongariapun menggenggam tiket untukbermain di Prancis tahun depan.

Oleh : ADILLA PRASETYO WIBOWO
[email protected]

Hongaria yang dulu pernah dikenal se­bagai ‘The Magical Magyars’ itu berhasil melaju ke Piala Er­opa 2016, meski harus bersusah-payah melalui jalur play-off. Be­danya, jika pada era ‘The Magical Magyars’ Hongaria terdiri dari sekumpulan pemain elit, kini mereka mengandalkan intensitas permainan dan kolektivitas tim.

‘The Magical Magyars’ meru­pakan sebutan untuk tim Hongaria yang hidup pada era 1950-an. Berisi­kan nama-nama seperti Ferenc Puskas, Nandor Hidegkuti, Zoltan Czibor, dan Sandor Kocsis, mereka berhasil finis sebagai runner-up di Piala Dunia 1954 dan merebut med­ali emas Olimpiade 1952.

Puskas, Hidegkuti, dan yang lainnya tidak hanya terkenal lanta­ran pencapaian mereka, melainkan juga gaya main mereka di atas la­pangan. Hidegkuti dianggap sebagai cikal bakal false nine. Sebagai peny­erang tengah, posisinya tidak statis, tetapi turun jauh ke lini tengah. Dia tidak hanya sekadar menunggu bola, namun ikut juga menjemput dan mendistribusikan bola.

BACA JUGA :  Obat Alami Sesak Napas yang Bisa Dicoba di Rumah, Ini Dia Caranya

Taktik tersebut dianggap jauh melampaui zamannya. Salah satu laga di mana kehebatan The Magi­cal Magyars terdemonstrasikan dengan baik adalah ketika mereka melumat Inggris, 25 November 1963, di Wembley. Kala itu, bek tengah Inggris, Harry Johnston, kebingungan melihat posisi Hide­gkuti. Sebab, dalam benak mer­eka, bagaimana mungkin seorang penyerang tengah turun begitu dalam ke lini kedua.

Imbasnya, ketika diminta un­tuk mengikuti Hidegkuti, lini be­lakang Inggris malah meninggalkan lubang menganga akibat ditinggal satu orang bek tengahnya. Inggris remuk. Mereka dilumat ‘The Magi­cal Magyars’ 6-3 pada laga itu.

Kini, sudah tidak ada lagi ‘The Magical Magyars’. Selama berdekade-dekade, timnas Hon­garia berjuang untuk hidup di hadapan nama besar pendahulu mereka. Untuk ikut Piala Eropa lagi saja, mereka sampai berpuasa 44 tahun lamanya.

BACA JUGA :  DPRD Kota Bogor Sahkan 2 Perda Sekaligus, Ini Rancangannya

Hongaria yang sekarang, menurut pelatih mereka, Bernd Storck, tak lagi melulu soal satu atau dua individu, melainkan keseluruhan tim. Storck berani mengakui bahwa skuat yang di­milikinya memang tidak mewah. Ini bisa dilihat dari adanya pemain yang bahkan tidak bermain secara reguler di level klub.

Kendati demikian, Storck me­nyebut bahwa timnya punya kele­bihan dalam soal kecepatan, yang mana memungkinkannya untuk bermain secara intens selama 90 menit. Sepekan sebelum meng­hadapi Norwegia di babak play-off, Storck menitikberatkan fokus latihan pada persiapan fisik. Hasil­nya, Hongaria menang 1-0 dan 2-1 atas Norwegia.

Meratanya kualitas juga bisa dilihat dari 11 gol yang diciptakan Hongaria selama fase grup Kuali­fikasi Piala Eropa 2016. Ke-11 gol tersebut diciptakan oleh 9 orang pemain. Hanya Krisztián Németh dan Dániel Böde yang mencip­takan lebih dari 1 gol, keduanya sama-sama mencetak 2 gol.

============================================================
============================================================
============================================================