Untitled-9PRODUSEN mie Indonesia sebentar lagi mendapat pesaing berat dari Jepang. Pemerintah melalui kantor perwakilan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) di Tokyo menerima minat perusahaan produsen handmade mie Jepang untuk berinvestasi di Indonesia.

Oleh : Winda Herviana
[email protected]

Perusahaan yang terletak di Prefektur Hyogo ini siap mengurus ber­bagai persyaratan administrasi ter­masuk di anta­ranya sertifikasi halal yang disyarat­kan untuk produk-produk makanan yang membidik konsumen masyarakat Indonesia secara lebih luas.

Kepala BKPM, Franky Sibarani, mengatakan minat investasi yang disampaikan oleh produsen mie Jepang tersebut cukup me­narik. Pasalnya, selama ini, perusahaan-perusahaan Jepang yang masuk ke Indonesia mayoritas berhubungan dengan industri oto­motif dan komponen. “Ini menunjukkan bahwa minat investasi Jepang semakin beragam,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Rabu (9/3/2016).

Prefektur Hyogo berada di bawah Konsulat Jenderal RI di Osaka, yang kerap melakukan kegiatan promosi investasi bekerja sama dengan per­wakilan BKPM di Tokyo.

“Dari laporan yang diterima, saat ini banyak perusahaan Jepang mulai mempertimbangkan masuk ke In­donesia setelah melihat banyaknya restoran maupun convenience store Jepang di Indonesia. Artinya mereka sudah memiliki pasar segmented se­bagai modal untuk menjual produk mereka,” kata Franky.

BACA JUGA :  Menu Makan Spesial dengan Nasi Goreng Kari Cumi yang Lezat dan Sedap

Franky juga mengutip data yang disampaikan oleh perwakilan JET­RO ( Japan External Trade Organi­zation), fasilitas yang ada seperti sekolah Jepang di Jakarta yang pada tahun 2014 mencapai 1.199 murid. Kemudian, secara nasional ter­dapat 16 ribu ekspatriat Jepang, se­mentara di Jakarta 10 ribu terdapat ekspat Jepang.

“Faktor-faktor mendasar ten­tang fasilitas ekspatriat di Jakarta khususnya ekpatriat Jepang terse­but justru menjadi informasi yang mendorong munculnya minat-minat investasi baru dari Jepang,” ujar Franky.

Pejabat Promosi Investasi kan­tor perwakilan BKPM (IIPC) Tokyo, Saribua Siahaan, menambahkan se­lama ini investasi dari negeri Sakura tersebut lebh banyak dari perusa­haan elektronik, otomotif dan kom­ponen, serta produk garmen.

Seiring dengan mulainya Ma­syarakat Ekonomi ASEAN, inves­tor Jepang mulai melirik untuk mengembangkan usaha di sektor makanan. “Investor Jepang meli­hat bahwa ini merupakan peluang karena 40% plus penduduk ASEAN ada di Indonesia,” terang Saribua.

BACA JUGA :  Cemilan Simple dengan Cireng Empuk Renyah dengan Bahan Murah Meriah

Berdasarkan data BKPM, real­isasi investasi Jepang di Indone­sia pada tahun 2015 mengalami peningkatan sebesar 6% diband­ingkan periode 2014. Realisasi investasi Jepang tercatat sebe­sar USD 2,87 miliar, dengan to­tal 2.030 proyek serta menyerap 115.400 tenaga kerja. Kontribusi utama investasi Jepang masih di­dominasi oleh sektor manufaktur, khususnya sektor Otomotif, ele­ktronika dan permesinan, serta sektor kimia dan farmasi.

Sedangkan untuk komitmen investasi Jepang di tahun 2015, nilainya mencapai USD 8,1 miliar atau meningkat 95% dari tahun sebelumnya. Komitmen investasi terse but berada di peringkat ketiga teratas dari daftar negara sumber komitmen investasi. Di atas Jepang terdapat Tiongkok sebesar USD 22,2 miliar atau naik 42% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, kemudian Singapura naik 69% menjadi USD 16,3 miliar. Setelah Jepang, Korea Selatan juga mencatatkan kenai­kan komitmen investasi 86% men­jadi USD 4,8 miliar.

============================================================
============================================================
============================================================