WASHINGTON TODAY – Organ­isasi Kesehatan Dunia (WHO) me­nyarankan kepada semua negara untuk menolak donor darah dari orang yang bepergian ke wilayah yang terinfeksi virus Zika ke­tika Spanyol mengumumkan ka­sus pertama di Eropa yang meli­batkan seorang wanita hamil. Puluhan kasus dilaporkan di Eropa dan Amerika Utara yang melibatkan wisatawan yang kembali dari daerah yang terpengaruh. WHO pun menekankan tentang kaitan an­tara virus Zika dan cacat pada bayi baru lahir dengan ukuran kepala yang kecil.

WHO juga mendesak pemerin­tah supaya berjaga-jaga. “Dengan risiko penularan infeksi terbaru virus Zika di ban­yak negara serta potensi kaitannya dengan virus itu menyebabkan ke­cacatan dan akibat klinis lainnya, tindakan pencegahan harus diam­bil terhadap sumbangan darah dari mereka yang pulang dari daerah terinfeksi virus itu,” kata juru bi­cara WHO, Tarik Jasarevic, kemarin.

Peringatan WHO terkait dengan pelarangan donor darah berdasarkan pada kebijakan Kana­da dan Inggris untuk melindungi pasokan darah mereka. Lembaga donor darah Kanada mengumum­kan bahwa siapa pun yang telah melakukan perjalanan ke dae­rah berisiko Zika diperbolehkan mendonorkan darahnya setelah tiga minggu dari hari dia tiba. Di Inggris, lembaga Na­tional Health Service Blood and Transplant mengatakan, sejak Kamis, siapa pun yang kembali dari negara yang terkena dampak Zika harus menunggu selama 28 hari sebelum diperbolehkan un­tuk menyumbangkan darah se­bagai “tindakan pencegahan”.

Sementara itu, mengenai ka­sus pertama di Eropa, Departemen Ke­sehatan Spanyol mengatakan seorang wanita hamil yang kembali dari Kolombia mungkin terinfeksi virus tersebut. “Salah seorang pasien dari timur laut Catalonia, seorang wanita hamil, menunjukkan gejala setelah bepergian ke Kolombia,” kata Kemen­terian itu, seperti yang dilansir Chan­nel News Asia pada 5 Februari 2016. Pejabat kesehatan provinsi, Joan Guix, mengatakan wanita beru­sia 41 tahun itu berasal dari Amerika Latin yang menetap di Spanyol dan sedang mengandung 13 atau 14 min­ggu. Virus yang disebarkan melalui nyamuk Aedes Aegypti tersebut se­jauh ini telah menyebar ke 26 neg­ara di Amerika Selatan dan Tengah serta Karibia.

Dan telah dicatat bah­wa hal itu bisa menginfeksi hingga empat juta orang di benua tersebut dan menyebar ke seluruh dunia. Penyakit ini dimulai den­gan gigitan nyamuk dan biasanya menyebabkan demam dan ruam. Namun, sejak Oktober, Brasil telah melaporkan 404 kasus yang dikon­firmasi sebagai microcephaly–naik dari 147 pada tahun 201–dit­ambah 3.670 kasus yang dicurigai. Hal tersebut telah memicu kecurigaan kuat bahwa virus Zika menyebabkan cacat lahir. Virus juga telah dikaitkan dengan gang­guan saraf yang berpotensi melum­puhkan, disebut sindrom Guillain-Barre, pada beberapa pasien.

(Yuska Apitya/net)

============================================================
============================================================
============================================================