DSC_2004SENYUM Yane Ardian (Ibu Walikota Bogor) pagi itu sangat cantik ketika menginjakkan kakinya kembali ke Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 4 Kota Bogor. Kali ini kehadirannya di SMAN 4 bukan untuk sekolah lagi, melainkan turut berpartisipasi ke acara Perempuan Bogor Anti Korupsi (PBAK) Kota Bogor dalam mengkampanyekan program ‘Kami Sekolah Jujur’, Rabu (30/03/2016).

Oleh : Latifa Fitria
[email protected]

Ingatannya membawa kembali ke masa-masa ia remaja dulu, maklum, Yane adalah salah satu anak terbaik didikan SMAN 4 Kota Bogor. Sebagai Alumni SMAN 4, Yane nampaknya ingin terlibat lang­sung dalam kampanye ‘Kami Sekolah Jujur’ disana. Dengan ramah ia menyapa semua guru-guru yang ada, sambil mensosialisasi­kan anti korupsi dengan menceritakan be­berapa pengalamannya dengan korupsi sela­ma mendampingi Bima Arya Sugiarto selama jadi Walikota Bogor.

“Saya punya pengalaman dengan anak bungsu saya Kenatra Mahesha (8 tahun), be­berapa waktu lalu Ken sempat mendapatkan hadiah dari salah satu pengusaha lego tanpa sepengetahuan saya, kemudian dia berujar ‘enak yah jadi anak wali kota, dapat hadiah terus’. Saya dengarnya marah, kemudian saya melarang semua pengurus rumah dinas agar tidak menerima hadiah apapun. Lalu pen­gusaha lego itu datang kembali dan menyapa sambil berjanji memberikan Ken mainan lain. Namun, saya sempat merinding saat Ken bal­as ucapan pengusaha itu dengan bilang ‘eng­gak om, itu kan sama dengan korupsi’,” cerita Yane sambil menirukan ucapan Ken.

Menurut Yane, program Kami Sekolah Jujur ini sudah seharusnya masuk ke sekolah-sekolah. Sebab, diusia kanak-kanak saja sudah banyak doktrin perilaku koruptif. “Sekolah dan keluarga adalah dua benteng utama yang menentukan pembangunan karakter dan kul­tur. Gerakan Kami Sekolah Jujur adalah ijtihad kita memperkuat benteng melalui sekolah. Di sekolah ada pahlawan dan idola, demikian pula di rumah. Kuncinya adalah satu kata an­tara kata dan perbuatan,” paparnya.

Bagi Yane, kejujuran ibaratkan mata uang yang berlaku dimanapun, jadi pendidikan ini harus diberikan sejak dini. Jangan terlalu menganggap remeh karena ini anak-anak dan remaja, karena otak mereka sangat luar biasa untuk menerima suatu sikap dan kalimat. “Jangan menyerah untuk mengkampanyekan anti korupsi ini, seperti yang saya dan PBAK lakukan saat ini. Tidak ada kata terlambat, apalagi usia muda seperti ini,” tambah dia.

Yane sendiri, mengaku diusia-usia remaja seperti ini banyak yang melakukan perilaku korupsi waktu dan menyontek. Teman-te­mannya sendiri sering melakukannya saat SMA dulu, dan ia menyaksi sendiri. “Kalau nyontek belum pernah, cuma sering gabung sama teman-teman yang sedang buat con­tekan. Saya sendiri waktu sekolah tergolong anak yang lebih sering menghabiskan wak­tunya di kelas dibanding di kantin,” akunya sambil tersenyum.

Sementara itu, Kepala Sekolah SMAN 4 Kota Bogor, Budi Rahman menilai perilaku korupsi bukan hanya uang saja, tetapi bisa juga korupsi waktu, dan itu yang sering ter­jadi di lingkungan sekolah.

Program Kami Sekolah Jujur dapat mem­bangun karakter siswa sehingga tidak memi­liki jiwa korupsi, tidak sekadar membangun kecerdasan akademik namun membangun jiwa yang berakhlak. Apalagi jujur adalah suatu tindakan sederhana yang nilainya sangatlah mahal. “Kita Bismillah saja, pro­gram ini bagus untuk pembentukan karakter anak-anak. Saya ingin anak-anak muda disini nantinya yang akan memberantas korupsi.

Dengan begini warga SMAN 4 dapat membiasakan diri dari hal buruk yang paling sederhana, seperti mencontek dan juga pro­gram mengubah perilaku guru serta kepala sekolah. Semua perilaku atau hal yang men­garah ke korupsi bisa dikikis dan dihilangkan. Meskipun itu sudah di ajarkan dalam mata pe­lajaran PPKN,” ungkapnya. Ketua PBAK Kota Bogor, Hania Rahma juga menambahkan ada beberapa strategi yang akan diterapkan Kami Sekolah Jujur itu, seperti cara strategi internal­isasi di lingkun­gan murid dengan menyuntikan azas-azas anti korupsi pada beberapa mata pelajaran, dan memberikan strategi internalisasi kepada guru juga komite dalam rapat. Kemudian strategi penguatan, ini adalah strategi bagaimana strategi in­ternalisasi dapat dilakukan.

Kegiatan ini bertujuan untuk memban­gun budaya jujur dan anti korupsi melalui sekolah. “Keinginan untuk berkontribusi dalam pembangunan melalui pendidikan generasi muda khususnya pelajar adalah hal yang mendorong kami,’’ katanya.

Dengan kegiatan edukasi melalui metode pendekatan yang nantinya akan diimplementasikan melalui empat sekolah percontohan sebagai model Kami Sekolah Jujur. ‘’Ini adalah langkah awal dalam proses menciptakan pendidikan yang penuh karakter dan menanamkan nilai anti korupsi,’’ katanya.

============================================================
============================================================
============================================================