Untitled-14

Nama Susi Pudjiastuti sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat. Hal itu telah terbukti dalam berbagai survei yang memberikan predikat menteri terpopuler bagi Susi. Namun, belakangan Susi disangkutpautkan dengan isu reshuffle kabinet. Ada apa sebenarnya?

(Yuska Apitya Aji)

DALAM survei Indo Barometer yang dirilis pada awal April lalu, Menteri Kelautan dan Perikanan tersebut dinilai sebagai menteri yang paling dikenal masyarakat, yaitu dengan persentase 32,1 persen. Ia mengalahkan ketenaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani. Selain itu, masih dalam survei yang sama, ia juga dinilai sebagai menteri dengan kinerja terbaik. Sementara itu, dalam survei yang dirilis Populi Center pada Januari lalu, Susi menyandang posisi sebagai menteri terfavorit pilihan masyarakat. Kebijakan penenggelaman kapal pencuri ikan menjadi salah satu program Menteri Susi yang populer dengan tingkat antusiasme responden sebesar 72,8 persen.

Namun, kepopuleran Susi ternyata tidak membuat jalannya sebagai menteri selalu mulus. Dalam cuitannya lewat akun Twitter @susipudjiastuti yang dikelolanya sendiri, Susi mencurahkan kegelisahan hatinya. Pada 13 Mei lalu, ia bercerita lewat akun Twitternya seputar kabar yang mengatakan ia akan mundur dari posisi menteri dan dikaitkan dengan rumor adanya duit tarif senilai Rp 5 triliun untuk kemundurannya.
“Saya dapat kabar 5T untuk saya walk away. Nilai yang sangat banyak. Saya bangga tarif untuk seorang lulusan SMP begitu mahal. Tapi Nurani & Kebebasan saya tidak mungkin saya jual, Indonesia terlalu hebat untuk ribuan triliun. Kehormatan yang membawa saya ke jabatan ini. IF walk away its a part of honour I will do with all honour. But not bcause of I sell my freedom of mind and my PRIDE, I cant life without,” tulis Susi, Kamis (14/5/2015).

BACA JUGA :  Minuman Segar dengan Es Jeruk Buah Potong untuk Takjil Dingin Kesukaan Keluarga

Susi juga bercerita tentang seorang perempuan dari Bangka Belitung yang mengatakan dirinya telah berulah dengan melarang pertambangan timah di sana. Perempuan tersebut meyakini pertambangan timah adalah sumber kehidupan bagi warga Bangka Belitung. Karena kaya akan timah, ada kehidupan dan listrik di sana.
Susi mengaku terkejut dengan pernyataan tersebut. Menanggapi itu, Susi mengatakan dirinya memang sengaja membuat surat ke Gubernur Bangka Belitung agar menyisakan satu pulau yang dijaga khusus nelayan. Hal tersebut ia lakukan karena mendengar keluhan nelayan bahwa tidak ada lagi tempat mencari ikan di sana. “Nilai saya adalah ULAH. Saya sadar akan realita di negeri tercinta, pejabat negara apapun levelnya tidak punya nilai lain. Bisnis = nilai anda,” tulis Susi dalam akun Twitternya, pada Kamis (14/5/2015).
Setelah mencurahkan semua kekesalannya, Susi kemudian mengungkapkan harapannya agar masyarakat serta para pelaku bisnis bisa melihat bahwa ada menteri yang menjunjung tinggi nilai yang tidak bisa dibeli dengan uang. Nilai tersebut, menurut Susi, berarti penting, di antaranya integritas, harga diri, kebebasan berpikir, dan tata krama.

BACA JUGA :  Kecelakaan Beruntun, 3 Mobil Tabrakan di Tol Cipularang

Susi selain menjabat Menteri KKP, juga dikenal sebagai pengusaha, pemilik dan Presdir PT ASI Pudjiastuti Marine Product, eksportir hasil-hasil perikanan dan PT ASI Pudjiastuti Aviation atau penerbangan Susi Air dari Jawa Barat. Hingga awal 2012, Susi Air mengoperasikan 50 pesawat dengan berbagai tipe seperti 32 Cessna Grand Caravan, 9 Pilatus PC-6 Porter dan 3 Piaggio P180 Avanti. Susi Air mempekerjakan 180 pilot, dengan 175 di antaranya merupakan pilot asing. Tahun 2012 Susi Air menerima pendapatan Rp300 miliar dan melayani 200 penerbangan perintis.

Pilar Gerakan Golput

Setelah mengenyam pendidikan hingga tingkat SMP, Susi melanjutkan pendidikannya ke SMA Negeri 1 Yogyakarta, namun berhenti di kelas 2 karena dikeluarkan dari sekolah akibat keaktifannya dalam gerakan Golput.
Seputus sekolah, Susi menjual perhiasannya dan mengumpulkan modal Rp.750.000 untuk menjadi pengepul ikan di Pangandaran pada 1983. Bisnisnya berkembang hingga pada tahun 1996. Susi mendirikan pabrik pengolahan ikan PT ASI Pudjiastuti Marine Product dengan produk unggulan berupa lobster yang diberi merek “Susi Brand.” Bisnis pengolahan ikan ini pun meluas dengan pasar hingga ke Asia dan Amerika.

(Yuska Apitya Aji)

Bagi Halaman
============================================================
============================================================
============================================================