Meski perekonomian melambat, namun pasar mobil mewah di Indonesia masih tetap wah alias menjanjikan. Hal tersebut terbukti dengan meningkatnya penjualan kendaraan kelas premium. Fenomena ini diungkapkan CEO Lamborghini Jakarta, Johnson Yaptonaga, kepada BOGOR TODAY, di sela kegiatan Lamborghini Jakarta Pertamina Series 2015 di Sirkuit Internasional Sentul, Bogor.
Oleh : Apriyadi Hidayat
[email protected]
Johnson menyebutkan tren kepemilkan mobil mewah digunakan sebagai simbol status seseorang. “Menjaga citra gaya hidup yang baik sangat penting bagi para profesional muda, terutama di kota besar. Hal itu juga mendorong pertumbuhan penjualan kami sehingga Indonesia adalah pasar terbesar ketiga Lamborghini di kawasan Asia-Pasifik sejak masuk pada 2009,†ujar Johnson, yang dalam kesempatan tersebut menjadi pembalap Lamborghini bersaing dengan Ananda Mikola. Saat ini, Lamborghini Jakarta hanya memasarkan dua model Lamborghini di Tanah Air, yakni Huracan dan Aventador. “Huracam ini pengganti Gallardo. Yang Gallardo sudah tidak diproduksi. Pemesanan Gallardo sudah closed. Jadi cuma 2 yang ditawarkan di Indonesia, Huracan dan Aventador,†terangnya. Lamborghini Huracan resmi masuk Indonesia pada akhir 2014 lalu dengan banderol sekitar Rp8,9 miliar. Lamborghini Huracan menggunakan mesin baru V10 berkapasitas 5.200 cc bertenaga 610 HP dengan kemampuan akselerasi 0-100 km/jam dalam 3,2 detik. Kecepatan maksimalnya bisa mencapai 325 km/jam. Di Indonesia, Lamborghini Huracan hanya dijatah 50 unit. Meski enggan menyebutkan angka penjualan, diakui Johnson, pasar penjualan mobil mewah di Indonesia terus meningkat. “Memiliki sebuah mobil mahal telah menjadi tren untuk kelompok profesional muda. Jadi, penjualan terus tumbuh. Selain itu, keikutsertaan kami dalam ajang balap Indonesian Sentul Series of Motorsports (ISSOM) dengan menghadirkan kelas Lamborghini Jakarta Pertamina Series untuk menunjukan bahwa Lambo itu memang terbaik di segmen mobil sport mewah,†bebernya. Sementara dalam balapan di Sentul, Lamborghini memboyong secara khusus sembilan unit mobil Gallardo Super Trofeo. “Tipe mobil yang dipertandingkan pun berbeda dengan tipe yang telah beredar secara umum di jalanan. Jika yang telah beredar di Indonesia adalah Lamborgini tipe Gallardo, namun yang dipertandingkan ini adalah Lamborgini tipe Gallardo Super Trofeo, yang memang khusus untuk di sirkuit, tidak bisa di jalan raya,†ungkap Public Relation Manager Lamborgini Jakarta, Amanda Herdiani di Sirkuit Internasional Sentul.
Aston Martin Optimistis
Tidak hanya Lamborghini, CEO Aston Martin Jakarta, Joerg Kelling, menegaskan meski perekonomian Indonesia melambat, mobil yang dikendarai James Bond berbanderol Rp 4 sampai Rp 10 miliar per unit, tetap bakal diminati pasar Indonesia. Apalagi segmen pasar mobil mewah diIndonesia masih eksis. “Kami sangat yakin bisa menjual tinggi di Indonesia, dan ini merupakan luxury car,†ujar Joerg Kelling kepada wartawan, belum lama ini. Ketika ditanya target penjualan, Joerg ingin mendapatkan angka yang besar. Kendati demikian Joerg tak ingin menyamakan target penjualan Aston Martin dengan merk lainnya yang sampai ratusan unit terjual satu bulan. “Aston Martin sangat tersegmen, sangat ikonik, dan secara bisnis kami ingin menjual sebanyak mungkin di Indonesia,†kata Joerg. Joerg menambahkan ke depannya Aston Martin bakal bersaing dengan mobil kelas tipe A di tanah air. Hal tersebut untuk memperebutkan pasar mobil mewah di Indonesia. “Indonesia memiliki pasar luxury yang sangat baik, permintaan mobil mewah di Indonesia bagus,†papar Joerg.
(Apriyadi Hidayat)