PAPUA, Today-Sekretaris klub Persipura Jayapura, Rocky BeÂbena, mengatakan Mutiara HiÂtam merupakan korban nyata dan mengalami kerugian sanÂgat besar sebagai imbas dari suÂrat keputusan (SK) yang diterÂbitkan Kementerian Pemuda dan Olahrara (Kemenpora), dengan membekukan PSSI.
Peristiwa gagalnya Tim MuÂtiara Hitam menjamu Pahang FA di babak 16 besar Piala AFC 2015, kata Rocky menyakiti maÂsyarakat Papua.
Tidak keluarnya izin dsari pihak imigrasi kepada pemain asing milik Pahang FA karena merujuk pada SK pembekuan tersebut.

Persipura pun meminta, Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI) diminta berÂtanggung jawab atas tercorengÂnya nama Indonesia di mata duÂnia akibat peristiwa Pahang FA.
Sebab saat itu, BOPI terlamÂbat dalam memberikan rekoÂmendasi pemain asing dan tim asing yang akan bertanding di Indonesia.
Akibatnya, Boaz Solossa dan kawan-kawan terancam didisÂkualifikasi dari babak knock out Piala AFC. “Kami anggap BOPI adalah sumber masalah,†pungkas Rocky.
Sementara itu, BOPI sendiri langsng menangkis tudingan yang diarahkan pada mereka. BOPI menegaskan komitmen mendukung perjuangan PersiÂpura juga Persib Bandung pada ajang tersebut.
“Persipura dan Persib baru mengirim surat pada Jumat (22/05) sore kemarin. Padahal, BOPI memiliki prosedur tetap jangka waktu proses pembeÂrian rekomendasi minimal tuÂjuh hari. Jadi, kalau BOPI mau bersikukuh sesuai prosedur, tak akan ada rekomendasi yang keluar,†tegsa staff Bidang OrÂganisasi BOPI, Rubby Saputra.
DPD Tinjau Ulang BOPI
Persatuan Sepak Bola SeÂluruh Indonesia melakukan Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) dengan Komite III Dewan Perwakilan Daerah RI membahas masalah Surat Keputusan pembekuan terhaÂdap PSSI.
“Kami ingin menyampaiÂkan dua poin dalam rapat ini. Pertama, kami ingin DPD RI mendesak Menpora segera mencabut SK pembekuan terÂmasuk menaati amar putusan PTUN Jakarta setelah meneriÂma gugatan PSSI,†kata Erwin di Ruang Rapat Komite III DPD RI, Jakarta.
Kemudian poin kedua, kata Erwin, pihaknya juga meminta agar DPD meninjau kembali keÂberadaan Badan Olahraga ProÂfesional Indonesia (BOPI) terkait gagal bertandingÂnya Persipura melawan Pahang FA dalam babak 16 besar Piala AFC.
S e b e l u m Ânya, Wakil KetÂua Umum PSSI Erwin Dwi BuÂdiawan melakuÂkan RDPU dengan Komisi X DPR RI pada Selasa (26/5) lalu.
Ia juga menginginkan agar Komisi X DPR mendesak Menpora untuk segera menÂcabut SK pembekuan dan sankÂsi administratif terhadap PSSI.
“Alhamdulillah, kami berÂsyukur saat PTUN Jakarta menerima gugatan PSSI dalam keputusan sela mereka. Kami ingin segera dicabut SK pemÂbekuannya karena menghasilÂkan dampak buruk bagi sepak bola Indonesia dan juga terÂancam sanksi dari FIFA,” kata Erwin dalam RDPU dengan Komisi X DPR tersebut.
Menurut FIFA, kata Erwin, SK dari Kemenpora tersebut adalah suatu intervensi negara kepada federasi sepak bola. “Bila MenÂpora mencabut SK pembekuan kepada PSSI otomatis kami akan cabut gugatan di PTUN,†pungÂkasnya. (Imam/net)
Bagi Halaman