Jangan panik menghadapi virus MERS yang akhir-akhir ini kembali menghangat. Meski menyerang saluran pernafasan dan berdampak serius terhadap orang dengan penyakit tertentu, kekebalan tubuh bisa membentengi Anda.
Oleh : RIFKY SETIADI
Email: [email protected]
MERS akhir-akhir ini kembali hangat dibicarakan. SeĆĀbarannya mulai masuk di Asia. Sesuai nama, Middle East RespiraĆĀtory Syndrome atau MERS, meruĆĀpakan penyakit yang berkembang di kawasan Timur Tengah. KaĆĀrenanya, penyakit ini juga dikeĆĀnal sebagai Sindrom Pernapasan Timur Tengah. Penyebabnya adalah inveksi virus yang masih termasuk dalam golongan Korona (MERS-CoV). Virus ini merupakan jenis baru dari kelompok CoronaĆĀvirus (Novel CoĆĀrona Virus). Pertama kali dilaporkan pada buĆĀlan September 2012 di Arab Saudi. Virus SARS tahun 2003 juga merupakan kelompok virus Corona dan dapat menimbulkan pneumoĆĀnia berat akan tetapi berbeda dari virus MERS CoV.

MERS-CoV adalah penyakit sindrom pernapasan yang disebabkan oleh virus Corona yang menyerang saluran pernapasan mulai dari ringan sampai berat. Gejalanya adalah demam, batuk dan sesak nafas, bersifat akut, biĆĀasanya pasien memiliki penyakit ko-morbid. Median usia 50 tahun (range 2-94 tahun), 61 % kasus laki-laki, kasus dengan Ko-morĆĀbid. Kelompok usia yang rentan terinfeksi virus ini adalah lansia (berusia di atas 65), anak-anak, ibu hamil, orang-orang dengan penyakit kronis (seperti diabetes mellitus dan penyakit jantung/ pembuluh darah), serta mereka yang memiliki sistem kekebalan tubuh rendah.
Pakar Penyakit Dalam Spesialis Paru-Paru Fakultas KedokĆĀteran UGM, Dr. Sumardi, Sp.P.D., K.P., menyebutkan orang dengan kondisi imuniĆĀtas rendah lebih rentan terjangkit Sindrom Pernapasan Timur Tengah atau MERS-CoV. Namun demikian, ia menghimbau masyarakat untuk tetap tenang menghadapi penyakit ini. Pasalnya virus korona tidak berĆĀbahaya maupun menimbulkan efek serius bagi orang sehat.
Pada orang sehat yang terkena MERS biasanya akan muncul geĆĀjala layaknya orang terserang flu. Antara lain, mengalami demam, pilek, batuk, maupun mencret. Ć¢ā¬ÅJadi tidak usah panik. Flu Arab ini mirip dengan Flu Singapura yang lebih banyak menjangkiti orang dengan daya tahan tubuh lemah,Ć¢ā¬Ā jelasnya.
Kendati tidak berbahaya, diĆĀkatakan Sumardi virus yang meĆĀnyerang saluran pernafasan ini akan berdampak serius terhadap orang dengan penyakit tertentu seperti diabetes mellitus, asma, kencing manis, ginjal, kanker, dan jantung. Pasalnya kelompok terseĆĀbut memiliki imunitas rendah seĆĀhingga rentan terkena virus.
Ć¢ā¬ÅKalau orang sehat kena Mers muncul gejala seperti flu. Namun dalam waktu 2-4 hari akan sembuh sendiri dan tidak akan muncul lagi karena menyerang hanya sekali seumur hidup. Yang patut diwasĆĀpadai pada orang dengan penyakit tertentu karena bisa menyebabkan kematian hingga 30 persen,Ć¢ā¬Ā paĆĀpar pria yang juga Ketua Tim Avian Influenza RSUP Dr. Sardjito.
Sumardi menyebutkan bahwa penyakit yang berasal dari unta ini tidak bersifat membahayakan bagi orang Indonesia. Kendati begitu, potensi bahaya penularan di IndoĆĀnesia masih tetap ada. Karenanya, ia menghimbau masyarakat untuk menerapkan pola hidup sehat dan menjaga kebersihan lingkungan. Ć¢ā¬ÅKalau yang mau haji atau umrah tidak usah khawatir. Yang terpenting jaga kesehatan, ketahanan fisik dengan istirahat yang cukup, makan bergizi, dan banyak maĆĀkan buah segar serta menerapkan pola hidup bersih,Ć¢ā¬Ā jelasnya.ĆĀ (*)