BANDUNG, Today – Ketidakjelasan sepakÂbola nasional usai PSSI dibekukan KemenpoÂra dan Indonesia disÂanksi FIFA ternyata tidak mengubah keÂinginan Ilija SpasoÂjevic. Pemain Persib Bandung masih meÂnyimpan hasrat ingin menjadi Warga Negara Indonesia (WNI).
Pria asal MonteneÂgro yang akrab disapa Spaso itu sebenarnya bukan nama asing di duÂnia sepakbola nasional. Di awal kariernya, Spaso bermain untuk klub Liga Primer Indonesia, Bali Devata.
Ia lalu memperkuat PSM Makassar, Mitra Kukar, dan Persisam Samarinda. Spaso pun sempat jadi bagian Pelita Bandung Raya selama beberaÂpa bulan sebelum bergabung dengan Persib.
Tapi bersama Persib nasiÂbnya terbilang kurang baik. Ia baru dua kali memperkuat tim di kompetisi QNB League 2015 yang akhirnya terhenti. Di AFC Cup, ia pun hanya bisa jadi penonton karena belum didaftarkan Persib.
Meski begitu, hal pahit yang dirasakan kini tidak meÂnyurutkan keinginannya. Ia tetap berkeinginan menjadi WNI dan memperkuat tim naÂsional.
“Saya selalu ingin menjadi WNI dan main untuk timnas,†kata Spaso.
Baginya, kecintaan terhaÂdap Indonesia sudah sangat besar. Sehingga ia ingin jadi bagian timnas dan memperseÂmbahkan prestasi tinggi.
“Saya memiliki hubungan emosional dengan negara ini,†tegas Spaso.
Dalam kondisi serba tiÂdak jelas, Spaso beruntung memiliki istri yang setia mendampinginya. Sang istri yang berasal dari Makassar selalu memberikan semangat agar Spaso tidak menyerah dengan kondisi saat ini.
“Istri saya selalu memÂberi motivasi. Anak saya juga jadi motivasi tambahan,†tuÂturnya.
Ia pun berharap kekisruÂhan yang terjadi segera beÂrakhir. Sehingga pembekuan PSSI bisa dicabut, begitu juga dengan sanksi FIFA.
“Mudah-mudahan masalah di sepakbola kita segera seleÂsai,†ucap Spaso.
Selain itu, Spaso juga berÂharap Persib tidak dibubarÂkan gara-gara ketidakjelasan sepakbola nasional. Ia sudah betah tinggal di Bandung dan bergabung dengan skuad ‘Maung Bandung’.
“Saya juga sangat menikÂmati bermain di depan boÂbotoh yang luar biasa,†tuÂtupnya.
Kesedihan juga diungkapÂkan oleh bomber asing Makan Konate. Ia menyayangkan tim yang sudah memberikan rasa nyamannya ini bakal dibubarÂkan tidak lama lagi, kemungkiÂnan di akhir Juni, karena kisruh persepakbolaan di Indonesia.
Atas loyalitas yang tinggi dan dasar akan kenyamananya di Persib, ia mengaku tidak mau hijrah dan akan menolak taÂwaran tim lain. Pemain asal Mali ini tetap akan memilih Persib untuk kelangsungan karirnya di masa depan. “Belum ada tawaran, jika ada tawaran pun saya tolak,†katanya.
Saat ditanya mengenai alasannya mengenai kenyaÂmanan di Persib, selain kekeÂluargaan yang dijabat erat di luar lapangan, tim Maung Bandung pun memiliki bobÂotoh yang setia mendukung timnya. Bandung sudah sepÂerti tempat tinggalnya di Mali, orang-orangnya ramah dan tidak sombong.
“Saya senang di Persib, juÂrnalis, bobotoh, pemain, offiÂcial, manajemen baik semua, dua tahun di Bandung saya rasakan seperti di Mali,†beÂbernya.
Pasca dibubarkan Konate berniat kembali ke kampung halamannya Mali. Dirinya menunggu kabar dari Persib untuk meneken kontrak baru.
Ia pun mengharapkan supaya saat ia kembali ke InÂdonesia kondisi sepak bola sudah kembali kondusif dan menjalani kompetisi seperti dulu kala.
“Mungkin saya balik lagi Oktober, balik lagi mungkin dengan kontrak baru dan ini lagi nunggu konfirmasi. Ya tentu saya ga mau pindah, saya tidak bisa lupa Persib,†tukasnya.
(Imam/net)