Keberadaan Kota Bogor sebagai daerah penyangga ibukota memang selalu menjadi sorotan dan tak jarang selalu menjadi daerah untuk disinggahi. Namun, tak banyak yang bisa dibanggakan dari Bogor terutama ke khasan daerah berupa sauvenir yang bisa dijadikan kenangan-kenangan. Untuk itu, Nurdin lelaki kelahiran Bandung 1979 membut galeri yang dinamakan Bogor Kreatif sebagai bukti bahwa Bogor punya ciri khas berupa kerajinan tangan. Seperti apa sepak terjangnya selama ini?
Oleh : Apriyadi Hidayat
[email protected]
Tak banyak orang tahu meÂmang bahwa di Bogor ini banyak orang kreatif dan sudah banyak menghasilkan buah tangan kerajinan yang sudah banyak di kenal di daerah lain. Namun, kondisi seperti itu tidak diduÂkung oleh pemerintah dan kemauan dari para pelaku usaha sendiri yang lagi-lagi terbentur oleh modal yang beÂgitu besar.
Namun Nurdin (35) pria asal BandÂung ini mengubah pola pikir seperti itu, bahwa kemajuan dan pendapatan bisa didapat asalkan ada kemauan, karena apapun yang ada disekelilingnya bisa diÂjadikan modal untuk maju dan berkemÂbang.
Diceritakannya sebelum dirinya berÂhasil sampai sekarang ini, dimana buÂkan perjuangan mudah baginya untuk membesarkan nama Bogor Kreatif, denÂgan modal dengkul dan keterampilan mengolah bahan-bahan yang tidak terÂpakai (limbah), menjadi barang-barang yang bernilai seni. Nurdin sang pendiri Bogor Kreatif mulai menggunakan keÂmampuannya untuk membuat produk dari limbah menjadi produk yang memÂpunyai nilai jual dan fungsional.
“Dulu tahun 1997 saya melihat rantÂing banhyak berserakan dijalan, terceÂtus ide untuk memanfaatkannya dijaÂdikan huruf-huruf dalam sebuah kartu ucapan. Benar saja, dari hasil karya tersebut banyak teman-temannya meÂnyukainya dan di hargai hasil karyanya tersebut seharga Rp 20.000. Itu modal pertama kali saya,†ungkap pria lulusan STM Listrik ini.
Diakuinya, darah seni yang mengalir dalam tubuhnya ini merupakan turunan dari kakeknya yang memang seorang seniman. Setelah banyak relasi melalui pergaulan yang ia lakukan, mulailahia hijrah ke Jakarta dengan berjualan di monas setiap hari Sabtu dan Minggu, dilakuinya itu selama dua tahun.
Tak puas dengan berjualan disana, mulailah ia melirik kawasan Blok M yang dianggap sebagian orang lahan unÂtuk berjualan kaki lima. Tak ayal, iapun memberanikan diri untuk berjualan disÂana, namun karena terbentur oleh ulah para preman disana harus membayar uang keamanan yang besar, alhasil ia mengurungkan niatnya.
“Tapi karena saya suka bergaul dan mulai kenal dengan orang disana, saya boleh berjualan hingga kenal dan berÂpindah-pindah sampai ke gang potlot tempatnya band legendaris Slank,†keÂnangnya.
Dari sana, baru pada tahun 2000 ia hijrah ke Kota Bogor dan berjualan di Jembatan merah. Dengan kegigihanÂnya ia mulai ikut berkecimpung dalam kegiatan kerajinan tangan di Bogor dan masuklah ia dalam program binaan diÂnas kebudayaan dan sering diikutserÂtakan dalam pameran dan perlombaan sehingga banyak menyabet gelar juara.
Dengan kegigihannya tersebut, pesanan demi pesanan mulai membanÂjiri usaha Nurdin yang akhirnya mulai melibatkan para pemuda di sekitar tempat tinggalnya untuk membantu produksi. Semakin hari pesanan seÂmakin bertambah, workshop tempat mengerjakan produksi semakin tertuÂtup oleh bahan-bahan produksi. Tak lama kemudian nama Bogor Kreatif diÂjadikan identitas agar lebih mudah dikeÂnali oleh masyarakat Kota Bogor.
Tahun 2012 Bogor Kreatif mulai memberanikan diri untuk menyewa sebuah tempat yang lebih luas untuk digunakan sebagai workshop dan juga etalase produk. Berlokasi di Jl. Tentara Pelajar, dengan dukungan bangunan dan tanah yang lebih luas, Bogor kreÂatif mulai menampung berbagai produk dari pengrajin Kota Bogor untuk dipasÂarkan di etalase Bogor Kreatif.
Seiring perjalanan Bogor Kreatif tiÂdak hanya menangani produksi dan penjualan produk saja, tetapi juga mulai bergerak ke arah pelatihan ketÂerampilan, hal ini juga terkait dengan permintaan para pelanggan yang ingin turut menyebarkan dan menularkan keterampilan dan jiwa kreatif dari BoÂgor kreatif Kepada masyarakat Kota BoÂgor, baik anak-anak, pelajar, mahasiswa bahkan Manula.
“Kalau dihitung sudah ada 100 orang masyarakat yang dibina olehnya tersebar di 68 kelurahan. Ia ajarkan bagaimana mengolah sesuatu menjadi buah karya hingga manajemen pemasaÂrannya seperti apa. Bogor kratif yang diÂmilikinya ini sebagai wadah untuk merÂeka yang mau maju dan berkembang,†pungkasnya.
Buah dan kemampuannya menjadiÂkan sesuatu bahan menjadi karya seni yang bernilai, ia tularkan kepada maÂsyarakat di Kota Bogor yang mau maju dan belajar. Dari 68 kelurahan yang ada sebanyak 100 orang sudah ia ajarkan bagaimana mengolah sesuatu menjadi karya seni.
“Tak sedikit dari mereka yang adatang adalah anak-anak putus sekoÂlah dan pengamen jalanan. Siapapun boleh bergabung asalkan mau belajar, dan jadikan semuanya itu menjadi seÂbuah hoby,†terangnya.
Dan sampai saat ini banyak dari merÂeka bisa mengembangkan bisnisnya mulai dari kerajinan kayu, logam, kerÂtas darur ulang dan organik. “Untuk toÂtal kerajinan di galerinya ada 50 macam berbagai bentuk yang telah dihasilkan, mulai dari yang mudah dibuat hingga yang paling sulit,†imbuhnya.
Dikatakanya, hasil kerajinan ini tiÂdak hanya ia pasarkan ke pasaran lokal khususnya di Indonesia, namun, sudah merambah pasaran luar negeri muÂlai dari Malarysia, Siangpore, Belanda hingga India. Bahkan terkadang karena keterbatasan sumber daya manusia unÂtuk dikaryakan, ia membatalkan pesanÂan untuk partai besar, sehingga selalu serba terbatas.
“Tidak mudah bisa sampai ke sana. Namun karena melihat keunikan dari hasil karya yang dibuat melalui hand made, banyak dari wisatawan disana tertarik dan memborong untuk sauveÂnir di negaranya,†ungkap pria kelahiÂran Bandung ini.
Namun, dirinya tidak berhenti dan merasa puas dengan apa yang didapat saat ini, ia terus berupaya mengemÂbangkan bisnisnya ini melalui kerajian dan keahlian seni yang berbeda seperti seni musik, lawakan (standup comedy) dan lain sebagainya.
Dengan visi “Indonesia Tanpa Pengangguran†Bogor kreatif terus berkembang dan diharapkan akan menjadi pusat pergerakan kreatif teruÂtama bagi generasi Muda Kota Bogor. Hal ini lambat laun mulai diwujudkan dengan peningkatan kerjasama denÂgan berbagai komunitas gerakan sosial di Kota Bogor seperti Kampoeng BoÂgor, Komunitas Peduli Kampung HalaÂman, Komunitas Enterpreneur Kota Bogor, Mojang jajaka kota Bogor, dan lain sebagainya
“Saya ingin Bogor Kreatif ini menjadi wadah semua komunitas seni yang ada di Bogor. Dan sebagai pembuka jalur mereka untuk maju dan berkarya,†tanÂdas Nurdin.
Kedepan, gerakan Bogor Kreatif unÂtuk membangun Indonesia tanpa penÂgangguran tentulah akan sulit dicapai tanpa adanya keterlibatan berbagai pihak baik sebagai penyemangat, pengÂgagas ide, partner produksi dan atau lebih penting lagi sebagai pihak yang menghargai kreasi anak bangsa-sebagai pengguna yang bangga dengan produk lokal yang digunakannya. (Imam /*)