AL-IMAM Malik Rahimahullah pernah menangis ketika hendak berbuka puasa. Ketika ditanya oleh muridnya kenapa dia menangis? Imam Malik menjawab: “Aku sedih melihat makanan yang banyak ini, karena teringat Rasulullah. Baginda berbuka dengan makanan yang sedikit tetapi ibadahnya banyak. Sedangkan aku, berbuka dengan makanan yang banyak tetapi ibadahku sedikit.”
Ungkapan Imam Malik ini sangat relevan dengan apa yang terjadi saat ini. Ketika memasuki bulan Ramadlan, kebanyakan umat Islam berlomba-lomba belanja aneka makanan. Pasar-pasar penuh sesak. Mal dan supermarket juga dipadati pengunjung. Harga-harga pun naik tak terkendali akibat ulah kita yang salah kaprah memaknai bulan suci Ramadlan.
Ketika waktu buka tiba, segala jenis makanan tumpah ruah di meja makan. Waktu buka seperti menjadi arena balas dendam. Kita pantas merasa tersindir dengan ungkapan Imam Malik. Rosulullah yang dimaksum pun begitu menahan diri ketika berbuka. Beliau makan seperlunya, tetapi ibadah yang diperbanyak. Sementara kita makan yang diperbanyak, saat ibadah tiba kita pun ngantuk dan tertidur lelap. (*)