Sebagai umat Muslim, puasa adalah ibadah yang wajib hukumnya bagi mereka yang sudah akil balig dan sehat. Meski si kecil belum masuk usia akil balig namun sebagai orangtua kita ingin mengajari anak untuk berpuasa
Oleh : ADILLA PRASETYO WIBOWO
[email protected]
Pada dasarnya tidak ada patokan usia ideal anak untuk belajar berpuasa. Orangtua bisa mulai menÂgajarkan pada anak tujuan dan makna berpuasa, serta mengapa umat Muslim perlu berpuasa, tentuÂnya disesuaikan dengan perkembanÂgan kognitif anak.
Latihan berpuasa bisa dilakuÂkan secara bertahap. “Pada banyak kasus, usia 5 tahun pun sudah boleh mulai berlatih puasa, misalnya puasa selama 3-4 jam lalu ‘berbuka’ untuk kemudian lanjut ‘berpuasa’ lagi 3-4 jam, berbuka, demikian seterusnya,†kata dr.Rifan Fauzi, spesialis anak.
Rifan mengingatkan bahwa dalam mengajarkan berpuasa sebaiknya tidak ada unsur paksaan. “Tak perlu dipaksa berpuasa penuh, kecuali jika secara fisik dan mental ia sudah mampu,†ujar dokter dari RS Anak dan Bunda Harapan Kita Jakarta ini.
Jangan lupa untuk memberikan reward kepada anak yang berhasil berpuasa, entah itu dalam bentuk pujian atau hadiah lainnya. Berikan dukungan agar anak semangat menaÂhan lapar dan hausnya.
Anda pasti bangga jika si kecil suÂdah mampu berpuasa sehari penuh. Meski begitu, tetap pantau kesehatan anak saat mereka berpuasa. Ketahui kondisi-kondisi tertentu yang bisa membahayakan kesehatan anak.
Lebih lanjut dikayakan dr.Rifan Fauzi, Sp.A, yang penting diperhaÂtikan adalah tanda dehidrasi pada anak yang sedang belajar berpuasa. “Misalnya anak tampak makin lemas dan rewel,†ujarnya.
Bila anak sudah mulai merengek minta berbuka, orangtua bisa memÂberikan pengertian atau mengalihÂkan perhatiannya. “Namun bila anak tampak tidak dapat menahan puasa lagi, sebaiknya ia diperbolehkan berÂbuka,†kata dokter dari RS Anak dan Bunda Harapan Kita Jakarta ini.
Kondisi fisik setiap anak berbeda-beda, mungkin anak lain seusianya sudah sanggup berpuasa sehari peÂnuh, sementara anak Anda tidak mampu. Karena itu jangan memaÂsang target terlalu tinggi untuk anak, sesuaikan dengan kemampuannya.
Selain itu, menurut Rifan anak juga sebaiknya tidak berpuasa bila ia sedang sakit, baru sembuh dari sakit, atau ada kelainan dan penyakit lain yang menyebabkan ia tidak dapat berpuasa.
Untuk menjaga stamina dan kesÂehatan anak, saat berbuka dan sahur, biasakan anak untuk mengonsumsi hidangan yang sarat gizi. Perhatikan sumber protein hewani agar anak dapat tahan lebih lama berpuasa. Sumber protein bisa didapatkan dari ikan, telur, daging, atau susu. Selain itu, penuhi kebutuhan tubuh akan vitamin melalui sayur dan buah-buaÂhan. (*)