JAKARTA, TODAY — Ada yang berbeda dalam agenda buka berÂsama di rumah Ketua MPR RI, Zulkifli Hasan, Jalan Widya Chandra IV, Gatot SubÂroto, Jakarta Selatan, Senin (22/6/2015) petang.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mulai membuka obrolan soal sinÂyal reshuffle kabiÂnet. Uniknya, Jokowi membaÂhas isu ini dengan petinggi Koalisi Merah Putih (KMP) yang juga mantan pesaingnya di Pilpres lalu, Prabowo Subianto.
Kepada wartawan, Presiden Jokowi mengaku selalu mengevaluasi kinerja menteri setiap hari. Hal ini kemÂbali ditegaskannya di depan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan para petinggi KMP.
Saat hendak pulang, Jokowi diÂtanya wartawan mengenai evaluaÂsi menteri. Prabowo saat itu hadir di samping Jokowi untuk menganÂtar ke mobil. “Pak Prabowo saja,†canda Jokowi. “Wah, saya belum pakai sendal ini loh,†jawab Prabowo.
Pertanyaan pun terÂlontar dari wartawan mengenai kabar lapoÂran evaluasi kinerja menteri yang dimÂinta Jokowi. “Sudah saya sampaikan, semua sudah meÂnyampaikan lapoÂran, untuk enam bulan lalu dan enam bulan akan datang, tapi belum saya baca. Nanti lah. Malam-malam saya baca. Nanti saya samÂpaikan,†ujar Jokowi.
Di kesempatan itu, Jokowi menegaskan, dirinya setiap saat mengevaluasi kinerja para menterinya. Namun Jokowi tak menjawab soal kapan waktu perombakan kabinet (reshuffle). “Kan sudah saya sampaikan, saya itu evaluasi tiap hari, tiap minggu, tiap bulan,†katanya.
Selain Prabowo, tampak juga di seÂbelah Jokowi, Ketua MPR Zulkifli Hasan, Ketua DPR Setya Novanto, Ketua DPD IrÂman Gusman dan Ketua Umum Golkar versi Munas Bali Aburizal Bakrie (Ical).
Para menteri Kabinet Kerja saat ini seÂdang diberi penilaian yang disebut-sebut akan mempengaruhi perombakan kabiÂnet nanti. Penilaiannya selama ini dikenal sebagai rapor dengan tanda merah, kunÂing, dan hijau.
Kabar soal perombakan kabinet beÂlakangan santer terdengar setelah para menteri diminta melaporkan kinerjanya dalam 2 lembar halaman. Laporan para menteri sudah diterima Jokowi.
Apakah menteri yang berapor merah akan dirombak? “Yang memutuskan kan Presiden. Bukan saya,†kata Wakil PresÂiden Jusuf Kalla di kantornya, Jl Medan Merdeka Utara, Jakpus, Senin (22/6/2015).
Kalla hanya tersenyum saat ditanya kapan perombakan kabinet ini akan dilakukan. Santer terdengar reshuffle ini akan dilakukan dalam waktu dekat. “Nantilah,†ucapnya.
Kalla juga tetap tutup mulut saat ditÂanya soal kabar nama-nama calon menÂteri sudah keluar. Ia meminta masyarakat bersabar menunggu keputusan resmi dari Presiden Jokowi untuk perombakan kabinet.
Sinyal Kuat Demokrat
Partai Demokrat (PD) disebut-sebut akan mendapat jatah menteri dari PresÂiden Jokowi. Politikus PD Nurhayati Ali Assegaf pun menyebut partainya masih konsisten menjadi pihak penyeimbang. “Ketum kami (Susilo Bambang YudhoyÂono) berkali-kali mengatakan bahwa kita sudah 10 tahun di pemerintahan. SiapaÂpun pemerintah (saat ini) kita sebagai penyeimbang, itu bukan berarti menjadi oposisi,†ungkap Nurhayati di Gedung DPR, Kompleks Parlemen, Senayan, JakÂpus, Senin (22/6/2015).
Meski menyebut Demokrat bukan partai oposisi, menurut Nurhayati, posisi penyeimbang lebih baik berada di luar pemerintahan. Jika berada di dalam kabiÂnet, artinya Partai Demokrat sama saja menjadi partai pemerintah. “PenyeimÂbang itu kan nggak harus ada di dalam. Itu aja jawabannya. Ketum kan berkali-kali itu menyatakan Demokrat partai peÂnyeimbang,†kata Nurhayati yang dikenal dekat dengan tokoh-tokoh KMP ini. “PeÂnyeimbang itu artinya tidak ada di dalam. Kalau ada di dalam kan artinya partai pemerintah nanti,†sambungnya.
Mengenai kabar ada kader Demokrat yang akan diberikan jabatan sebagai menÂteri di Kabinet Kerja, Nurhayati tak mau banyak mengomentari. Ia berulang kali menegaskan, partai berlambang bintang mercy itu tetap menjadi partai penyeimÂbang. “Kalau isu saya nggak tanggapi isu ya. Yang jelas Demokrat penyeimÂbang,†pungkas anggota komisi I DPR itu.Selain Demokrat, isu santer beredar bahÂwa Jokowi juga akan memberikan jatah menteri untuk PAN meski tergabung di dalam koalisi merah putih. PAN sendiri menyambut positif dan bersedia mengÂhibahkan kader terbaiknya jika diminta oleh Presiden Jokowi.
(Yuska Apitya Aji)