IRAN TODAYÂ – Perundingan Iran denÂgan enam negara besar terkait proÂgram nuklir diperkirakan akan menÂcapai final pada Jumat (10/7/2015) hari ini, setelah melewati tenggat waktu sebelumnya, Selasa (7/7/2015).
“Kami akan terus bernegosiasi,†kata Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa, Federica Mogherini di sela-sela perbincangan antara Iran dengan Amerika Serikat, Inggris, China, PeranÂcis, Rusia dan Jerman, di Wina, Austria.
Juru bicara delegasi AS, Marie Harf, menyatakan perundingan nuklir diÂperpanjang hingga Jumat (10/7/2015) untuk memberikan waktu kepada neÂgosiator demi mencapai kesepakatan yang diinginkan seluruh pihak.
Ini bukan kali pertama perundinÂgan nuklir Iran molor dari tenggat wakÂtu yang ditentukan. Setelah mencapai kerangka kesepakatan pada April lalu, kesepakatan nuklir Iran dijadwalkan tercapai pada 30 Juni 2015. Namun, diskusi lagi-lagi molor hingga Selasa (7/7/2015), dan hingga berita ini dituÂrunkan, kesepakatan belum juga terÂcapai. “Kami terus terang lebih peduli terhadap kualitas dari kesepakatan ini, dibanding soal tenggat waktu. Kami tahu bawa keputusan yang sulit tidak akan mudah tercapai dalam waktu yang ditentukan,†kata Harf, dikutip dari Al-Arabiya.
Para pejabat AS berharap kesepakaÂtan dapat tercapai pada pukul 4 pagi waktu setempat, sehingga semakin cepat diteruskan dan ditinjau oleh KonÂgres AS. Meski demikian, belum jelas apakah kesepakatan akan benar-benar tercapai. “Tidak ada batas waktu yang sakral bagi kami. Kami siap berada di Wina untuk melanjutkan pembicaraan ini selama masih diperlukan,†kata neÂgosiator senior Iran, Abbas Araqchi.
Meski demikian, para diplomat Barat menyatakan perundingan ini seharusnya memiliki tenggat waktu yang seharusnya dipatuhi. Sehingga, pengajuan hasil perundingan kepada Kongres AS pun semakin cepat. “PeÂrundingan telah mencapai tahap akhir. Kami hanya perlu menyetujui satu hal lahi. Sulit memperkirakan bagaimana perundingan akan berakhir. KesepakaÂtan akan tercapai pada Jumat ini, atau tidak sama sekali,†kata pejabat Barat yang enggan disebutkan namanya.
Sulit capai kesepakatan
Sejumlah hal yang sulit disepakati adalah tuntutan Iran untuk mencabut embargo senjata dan sanksi rudal balÂistik dari PBB, beberapa sanksi dari AS dan Uni Eropa dan soal penelitian dan pengembangan nuklir Iran di masa deÂpan.
Pejabat senior AS yang enggan disebutkan namanya menyatakan bahÂwa pembatasan perdagangan senjata Iran dan akses ke teknologi rudal tetap diberlakukan, meskipun mungkin akan jauh lebih longgar dari saat ini.
Pembatasan pengembangan proÂgram rudal Iran oleh PBB dimulai sejak 2006. Mereka menyerukan Iran untuk menghentikan program rudal balisÂtik dan bertujuan untuk mencegah berkembang sistem pengiriman senÂjata nuklir. Pasalnya, setiap rudal diÂperkirakan mampu menciptakan hulu ledak atom.
Sementara Menteri Luar NegÂeri AS, John Kerry dan Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif berencana untuk tetap berada di Austria untuk melanjutkan negoÂsiasi hingga kesepakatan tercapai. Para pejabat AS mengklaim mereka enggan meringankan embargo senjata konvensional terhadap Iran, karena khawatir Iran akan memberiÂkan bantuan militer yang lebih besar untuk militan di Yaman, Suriah atau di tempat lain di Timur Tengah
(Yuska Apitya/net)