BOGOR TODAY – Tahun ajaran baru pendidikan sudah dimuÂlai. Doktrin senioritas ternyata belum hilang di lingkaran pendiÂdikan Bogor. Doktrin inilah yang akhirnya memunculkan generaÂsi doyan tawuran.
Ketua Dewan Pendidikan Kota Bogor Apendi Arsyad meniÂlai, kinerja Satgas Pelajar belum optimal. Ia menegaskan, satgas harus lebih inten bergerak.
Menurutnya, Satgas Pelajar juga harus bisa mengkaji atau melakukan pemetaan dimana saja titik krusial yang biasa dijaÂdikan untuk ajang tawuran dan harus tahu sekolah mana saja lalu di cari solusinya selerti apa. “Petakan dimana saja, dan data sekolah mana saja yang biasa melakukan tawuran lalu kaji apa penyebabnya kenapa selalu terÂjadi tawuran,†tegasnya.
Dikatakan Apendi, dalam mengatasi aksi tawuran, haÂrus jelas antropolognya, supaya ditemukan penyebabnya dan mudah mencari solusinya. “BiÂasanya siswa yang melakukan tawuran, fungsi pembelajaranÂnya belum sesuai, sarana kurang memadai atau missmanajeÂmen,†tuturnya.
Selain itu, lanjut Apendi banyak juga penyebab lain sepÂerti contoh, rasio guru yang tiÂdak sesuai dengan jumlah siswa, atau gaji guru kecil. “Faktor-fakÂtor itu akan berdampak negatif bagi siswa, siswa akan kebablaÂsan mencati kebebasan diluar, terjadilah aksi tawhuran,†beÂbernya.
Menurutnya, sejauh ini pemerintah sudah memberikan bantuan salah satunya dana Bantuan Operasional Sekolaah (BOS), menurutnya, harus ada audit oleh pemerintah, kemana dana bos dan kemana arah dana yang dibayarkan oleh orang tua murid.
“Disitu peran, satgas harus jelas, dan pemerintah juga harÂus tegas tentang aliran dana dari pemerintah dan dari orang tua murid, kalau hasil dari auditnya buruk, pemerintah harus beÂrani memberikan sanksi kepada sekolah itu. Karena kalau ada ketegasan itu akan berdampak pada kegiatan siswa dan tidak akan ada aksi-aksi tawuran itu,†tutupnya.
Terpisah, Kadisdik Kota Bogor, Edgar Suratman, menÂgatakan, pihaknya akan meÂningkatkan sinergitas satgas dengan kepala sekolah. Pria yang digadang-gadangkan bakal menjadi Sekda Kota Bogor itu juga mengatakan, pihaknya siap melakukan sosialisasi ke bawah. “Yang penting sekarang adalah peningkatan pengawasan MOS (Masa Orientasi Siswa). Kami suÂdah kerjasama dengan KementÂerian Kehutanan agar mengganÂdeng siswa melakukan tanam pohon,†kata dia.
(Guntur Eko Wicaksono)