BOGOR TODAY – Tahun ajaran baru pendidikan sudah dimulai. Doktrin senioritas dan alumni ternyata belum hilang di lingkaran pendidikan Bogor. Doktrin inilah yang akhirnya memun­culkan generasi doyan tawuran.

Ketua Dinas Pendidikan Kota Bo­gor, Edgar Suratman menilai butuh peran serta alumni, orang tua, guru dan juga forum komunikasi osis un­tuk membina generasi baru untuk mencegah adanya penyimpangan perilaku siswa baru yang dapat me­nyebabkan tawuran. “Besok (hari ini), akan saya kordinasikan dengan semua sekolah-sekolah yang ada di Kota Bogor,” ujarnya.

Edgar juga mengaku pihaknya sudah melakukan upaya agar semua sekolah yang kondisi sekolahnya rentan dengan penyimpangan perilaku anak membina dan mengen­dalikan siswa. “Upaya kami menekan dan membuat anak-anak itu jadi sa­dar, tawuran nggak ada manfaatnya,” tegasnya.

BACA JUGA :  Rekonsiliasi Tokoh Politik Bumi Tegar Beriman, Jelang Pilkada 2024 Pajeleran dan Bilabong Kian Harmonis

Lebih lanjut, Edgar mengatakan tawuran merupakan propaganda yang dilakukan oleh senior dan alum­ni. “Itu alumninya tidak puas dan mereka membentuk agar juniornya memperlihatkan power kepada seko­lah lain karena mereka tidak puas di tahun-tahun pada saat mereka seko­lah seharusnya mereka memberikan panduan yang baik kepada adik-adik mereka,” tuturnya.

Edgar berencana membuat langkah-langkah keterpaduan dalam bentuk pembinaan terhadap seko­lah-sekolah yang memang kerap kali muncul untuk ikut tawuran. “Kita akan bikin sanlat atau kegiatan-kegiatan lain yang positif terhadap sekolah-sekolah yang memang sudah sering terlibat tawuran semacam jam tambahan diluar jam pelajaran,” be­gitu kata dia.

BACA JUGA :  Cara Membuat Dendeng Batokok ala Restoran Padang yang Lezat Anti Gagal

Disinggung soal sanksi, pihaknya mengaku hanya akan melakukan monitoring terhadap sekolah-sekolah yang anak didiknya sering melakukan penyimpangan perilaku. “Sanksi yang biasa nya anak tersebut disuruh membuat pernyataan dan kalau memang mereka melanggar, maka dengan sendirinya mereka menyatakan siap untuk dikeluarkan dan itu otomatis berlaku untuk send­irinya, dan dikembalikan kepada orang tuanya itu memang komit­men siswa tersebut untuk berikrar tinggal melaksanakan ikrar yang dia buat alias dikeluarkan,” tegasnya. “Tidak hanya dilingkungan sekolah di luar sekolah juga perlu, disitulah peran satgas sekolah itu. Diusahakan pada saat istirahat ada atau tidaknya guru yang mengajar jangan sampai nongkrong di jalan,” bebernya.

(Guntur Eko Wicaksono)

Bagi Halaman
============================================================
============================================================
============================================================